3 Warganya Disandera Abu Sayyaf, Putera Kahar Muzakkar Berang
A
A
A
BELOPA - Satu lagi Anak Buah Kapal (ABK) kelahiran Luwu bernama Syamsir (35), warga Kecamatan Bastem, Kabupaten Luwu menjadi sandera kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina.
Syamsir ditangkap banak laut kelompok teroris Abu Sayyaf saat dalam perjalanan pulang dari Cebu, Filipina menuju Tarakan, di perairan perbatasan Malaysia-Filipina, pada Jumat 15 April 2016, pukul 19.31 Wita.
Dengan adanya kejadian ini, sudah tiga orang warga Luwu Raya yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Sebelum Syamsir, dua warga yang ditangkap Abu SAyyaf adalah ABK Brahma 2, Renaldy dan Wawan Saputera.
Keduanya merupakan warga Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur. Mereka disandera Abu Sayyaf, pada Selasa 29 Maret 2016. Menyikapi penyanderaan itu, Pemerintah Kabupaten Luwu bereaksi keras.
Bupati Luwu H Andi Mudzakkar langsung menyampaikan keprihatinannya dan juga mendesak agar pemerintah pusat segera melakukan negosiasi terhadap kelompok teroris Abu Sayyaf.
"Kami sudah mendengar informasinya, Pemerintah Kabupaten Luwu turut prihatin atas peristiwa ini," katanya, kepada wartawan, Minggu (17/4/2016).
Lebih lanjut, pihaknya mengaku belum mengetahui kabar 10 orang ABK Kapal Brahma 2 yang disandera pemberontak Abu Sayyaf di Filipina, maupun Syamsir. Pihaknya berharap, pemerintah pusat segera melakukan pembebasan sandera.
"Kami di daerah, khususnya masyarakat menilai pemerintah pusat lambat dan tidak serius dalam proses negosiasi pembebasan sandera, terbukti dengan dibebaskannya satu warga asing oleh kelompok yang sama," ungkap putera Kahar Muzakkar ini.
Syamsir ditangkap banak laut kelompok teroris Abu Sayyaf saat dalam perjalanan pulang dari Cebu, Filipina menuju Tarakan, di perairan perbatasan Malaysia-Filipina, pada Jumat 15 April 2016, pukul 19.31 Wita.
Dengan adanya kejadian ini, sudah tiga orang warga Luwu Raya yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Sebelum Syamsir, dua warga yang ditangkap Abu SAyyaf adalah ABK Brahma 2, Renaldy dan Wawan Saputera.
Keduanya merupakan warga Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur. Mereka disandera Abu Sayyaf, pada Selasa 29 Maret 2016. Menyikapi penyanderaan itu, Pemerintah Kabupaten Luwu bereaksi keras.
Bupati Luwu H Andi Mudzakkar langsung menyampaikan keprihatinannya dan juga mendesak agar pemerintah pusat segera melakukan negosiasi terhadap kelompok teroris Abu Sayyaf.
"Kami sudah mendengar informasinya, Pemerintah Kabupaten Luwu turut prihatin atas peristiwa ini," katanya, kepada wartawan, Minggu (17/4/2016).
Lebih lanjut, pihaknya mengaku belum mengetahui kabar 10 orang ABK Kapal Brahma 2 yang disandera pemberontak Abu Sayyaf di Filipina, maupun Syamsir. Pihaknya berharap, pemerintah pusat segera melakukan pembebasan sandera.
"Kami di daerah, khususnya masyarakat menilai pemerintah pusat lambat dan tidak serius dalam proses negosiasi pembebasan sandera, terbukti dengan dibebaskannya satu warga asing oleh kelompok yang sama," ungkap putera Kahar Muzakkar ini.
(san)