98 Daerah Komitmen Kembangkan Perpustakaan
A
A
A
DENPASAR - Sekitar 98 kepala daerah kabupaten/kota memberikan komitmen untuk mengembangkan perpustakaan di daerahnya masing-masing. Komitmen ini dilakukan di Nusa Dua, Bali dan dihadiri Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
Sebagai pendorong awal untuk mengembangkan perpustakaan di daerah ini, 98 daerah dibantu Coca Cola Foundation Indonesia (CCFI) dan Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF) melalui program PerpuSeru.
Dari 98 daerah tersebut, 19 di antaranya daerah yang sejak awal atau sejak 2012 telah bermitra dengan program PerpuSeru, sedangkan 79 di antaranya adalah daerah baru yang akan mulai dikembangkan tahun ini.
"Kita harus belajar terus menerus untuk memajukan bangsa ini. Saya berharap Coca Cola Foundation Indonesia dan Bill Gates bisa terus membantu agar bisa menciptakan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan," kata Pastika dalam kata sambutannya, Kamis (14/4/2016).
Salah satu kabupaten yang mampu mengembangkan perpustakaan adalah Pamekasan, Jawa Timur. Bupati Pamekasan Achmad Syafii kepada wartawan mengatakan, daerahnya tahun ini menganggarkan Rp2,6 miliar untuk pengembangan perpustakaan.
Sebelumnya, pada 2012 kabupaten di Pulau Madura ini hanya menganggarkan Rp400 juta. Selain itu Pamekasan saat ini telah memiliki 60 perpustakaan desa. "Saat ini saya tengah meminta setiap kantor kecamatan memiliki perpustakaan yang representatif," kata Syafii.
Syafii menjelaskan, ketika PerpuSeru mulai masuk Pamekasan dirinya merasa bersyukur karena pada periode kepemimpinan dia dari 2003-2008, dirinya sudah fokus pada pendidikan. Nah, ketika memimpin pada 2013, dia mulai kembali menggairahkan program pendidikan melalui perpustakaan dengan menggandeng PerpuSeru.
"Program ini (PerpuSeru) bukan hanya membaca tapi ada program pembinaan kepada masyarakyat," kata Syafii.
Saat ini, Pemkab Pamekasan tengah mencari lahan untuk pengembangan perpustakaan kabupaten. "Saat awal buku-bukunya tahun 1945, sekarang buku-bukunya banyak dan aplikatif karena juga ada pembinaan," tambahnya.
Bupati Bantaeng Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengaku senang daerahnya mulai bekerja sama dengan PerpuSeru. Saat ini, Bantaeng memiliki 46 perpustakaan desa dan diharapkan dengan menggandeng PerpuSeru, kualitas dari perpustakaan desa di daerahnya semakin meningkat.
"Saya berap Coca Cola Foundation memperluas daerah untuk upgrade sehingga bisa mendorong perkembangan perpustakaan. Pemda tidak bisa berdiri sendiri," kata Nurdin kepada wartawan.
Namun, dia tidak menyebutkan berapa anggaran yang digunakan untuk mendorong dan melakukan upgrade buku-buku baru. "Masak di daerah ada yang menyebut presidennya Pak SBY, padahal kan sudah Pak Jokowi. Ini karena bukunya nggak update," kata Nurdin disambut tawa wartawan.
Salah satu contoh sukses program PerpuSeru adalah Hermanto alias Wahid. Laki-laki asal Pamekasan ini awalnya hanya bekerja sebagai juru parkir di perpustakaan kabupaten dengan omzet Rp250 ribu.
Wahid yang memiliki hobi ternak ayam jago ini akhirnya belajar internet pada PerpuSeru yang sudah masuk Pamekasan pada 2012. "Awalnya saya pelihara ayam tapi sering mati. Tapi setelah belajar internet, saya tahu bagaimana memelihara kesehatan, makanan dan mengembangkan," kata laki-laki lulusan SMK ini.
Saat ini, Wahid memiliki 500 ayam jago dan kadang dibagikan ke saudaranya untuk dikembangkan juga. "Setelah saya kasih, saya minta saudara saya belajar di PerpuSeru juga agar bisa memelihara dengan benar," katanya.
Selain beternak ayam jago, Wahid juga mengajak istrinya membuka bisnis katering dengan belajar dari internet di PerpuSeru. "Omzet saya sekarang Rp2-3 juta, kalau istri saya lebih besar, keuntungan per bulan bisa Rp5 juta," kata Wahid sambil terkekeh.
Sebagai pendorong awal untuk mengembangkan perpustakaan di daerah ini, 98 daerah dibantu Coca Cola Foundation Indonesia (CCFI) dan Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF) melalui program PerpuSeru.
Dari 98 daerah tersebut, 19 di antaranya daerah yang sejak awal atau sejak 2012 telah bermitra dengan program PerpuSeru, sedangkan 79 di antaranya adalah daerah baru yang akan mulai dikembangkan tahun ini.
"Kita harus belajar terus menerus untuk memajukan bangsa ini. Saya berharap Coca Cola Foundation Indonesia dan Bill Gates bisa terus membantu agar bisa menciptakan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan," kata Pastika dalam kata sambutannya, Kamis (14/4/2016).
Salah satu kabupaten yang mampu mengembangkan perpustakaan adalah Pamekasan, Jawa Timur. Bupati Pamekasan Achmad Syafii kepada wartawan mengatakan, daerahnya tahun ini menganggarkan Rp2,6 miliar untuk pengembangan perpustakaan.
Sebelumnya, pada 2012 kabupaten di Pulau Madura ini hanya menganggarkan Rp400 juta. Selain itu Pamekasan saat ini telah memiliki 60 perpustakaan desa. "Saat ini saya tengah meminta setiap kantor kecamatan memiliki perpustakaan yang representatif," kata Syafii.
Syafii menjelaskan, ketika PerpuSeru mulai masuk Pamekasan dirinya merasa bersyukur karena pada periode kepemimpinan dia dari 2003-2008, dirinya sudah fokus pada pendidikan. Nah, ketika memimpin pada 2013, dia mulai kembali menggairahkan program pendidikan melalui perpustakaan dengan menggandeng PerpuSeru.
"Program ini (PerpuSeru) bukan hanya membaca tapi ada program pembinaan kepada masyarakyat," kata Syafii.
Saat ini, Pemkab Pamekasan tengah mencari lahan untuk pengembangan perpustakaan kabupaten. "Saat awal buku-bukunya tahun 1945, sekarang buku-bukunya banyak dan aplikatif karena juga ada pembinaan," tambahnya.
Bupati Bantaeng Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengaku senang daerahnya mulai bekerja sama dengan PerpuSeru. Saat ini, Bantaeng memiliki 46 perpustakaan desa dan diharapkan dengan menggandeng PerpuSeru, kualitas dari perpustakaan desa di daerahnya semakin meningkat.
"Saya berap Coca Cola Foundation memperluas daerah untuk upgrade sehingga bisa mendorong perkembangan perpustakaan. Pemda tidak bisa berdiri sendiri," kata Nurdin kepada wartawan.
Namun, dia tidak menyebutkan berapa anggaran yang digunakan untuk mendorong dan melakukan upgrade buku-buku baru. "Masak di daerah ada yang menyebut presidennya Pak SBY, padahal kan sudah Pak Jokowi. Ini karena bukunya nggak update," kata Nurdin disambut tawa wartawan.
Salah satu contoh sukses program PerpuSeru adalah Hermanto alias Wahid. Laki-laki asal Pamekasan ini awalnya hanya bekerja sebagai juru parkir di perpustakaan kabupaten dengan omzet Rp250 ribu.
Wahid yang memiliki hobi ternak ayam jago ini akhirnya belajar internet pada PerpuSeru yang sudah masuk Pamekasan pada 2012. "Awalnya saya pelihara ayam tapi sering mati. Tapi setelah belajar internet, saya tahu bagaimana memelihara kesehatan, makanan dan mengembangkan," kata laki-laki lulusan SMK ini.
Saat ini, Wahid memiliki 500 ayam jago dan kadang dibagikan ke saudaranya untuk dikembangkan juga. "Setelah saya kasih, saya minta saudara saya belajar di PerpuSeru juga agar bisa memelihara dengan benar," katanya.
Selain beternak ayam jago, Wahid juga mengajak istrinya membuka bisnis katering dengan belajar dari internet di PerpuSeru. "Omzet saya sekarang Rp2-3 juta, kalau istri saya lebih besar, keuntungan per bulan bisa Rp5 juta," kata Wahid sambil terkekeh.
(zik)