Ahli Hukum: Jessica Tidak Bisa Jadi Tersangka

Ahli Hukum: Jessica Tidak Bisa Jadi Tersangka
A
A
A
JAKARTA - Penetapan status Jessica Kumala Wongso sebagai tersangka dalam kasus kematian Wayan Mirna Salihin harus berdasarkan bukti empiris. Kalau hal itu tidak terpenuhi, maka status tersangka Jessica tidak sah.
"Bukti itu harus bersifat empiris, melalui panca indera, melihat, mendengar atau melakukannya sendiri. Kalau tidak ada yang melihat racun, tidak bisa Jessica jadi tersangka," kata ahli hukum pidana dari Universitas Trisakti Arbijoto dalam persidangan praperadilan di PN Jakarta Pusat, Kamis (25/2/2016).
Arbijoto melanjutkan, alat bukti dan barang bukti harus dimiliki oleh pihak kepolisian. Jika kepolisian hanya mempunyai satu alat bukti dan tidak punya barang bukti, maka status tersangka Jessica harus dibatalkan.
Dia menjelaskan, soal praperadilan Jessica yang disebut salah sasaran oleh kuasa hukum Polsek Tanah Abang. Dia mengatakan, polisi itu hanya satu, yaitu Kapolri, sisanya adalah bawahan.
Arbijoto juga menganalogikan tipe kepemimpinan polisi yang disebutkannya sebagai kepemimpinan vertikal. Dirinya menganalogikan, ketika anak kecil bersalah dan melakukan tindakan melawan hukum, maka yang harus disalahkan adalah orang tuanya.
"Hukum itu otak. Begitu juga Polda melakukan penangkapan dan pemeriksaan, sudah ada kasus terlebih dahulu dari Polsek. Jadi sama saja," pungkasnya.
PILIHAN:
Korban AW Mengaku Enam Bulan Jadi Asisten Saipul Jamil
"Bukti itu harus bersifat empiris, melalui panca indera, melihat, mendengar atau melakukannya sendiri. Kalau tidak ada yang melihat racun, tidak bisa Jessica jadi tersangka," kata ahli hukum pidana dari Universitas Trisakti Arbijoto dalam persidangan praperadilan di PN Jakarta Pusat, Kamis (25/2/2016).
Arbijoto melanjutkan, alat bukti dan barang bukti harus dimiliki oleh pihak kepolisian. Jika kepolisian hanya mempunyai satu alat bukti dan tidak punya barang bukti, maka status tersangka Jessica harus dibatalkan.
Dia menjelaskan, soal praperadilan Jessica yang disebut salah sasaran oleh kuasa hukum Polsek Tanah Abang. Dia mengatakan, polisi itu hanya satu, yaitu Kapolri, sisanya adalah bawahan.
Arbijoto juga menganalogikan tipe kepemimpinan polisi yang disebutkannya sebagai kepemimpinan vertikal. Dirinya menganalogikan, ketika anak kecil bersalah dan melakukan tindakan melawan hukum, maka yang harus disalahkan adalah orang tuanya.
"Hukum itu otak. Begitu juga Polda melakukan penangkapan dan pemeriksaan, sudah ada kasus terlebih dahulu dari Polsek. Jadi sama saja," pungkasnya.
PILIHAN:
Korban AW Mengaku Enam Bulan Jadi Asisten Saipul Jamil
(mhd)