Kota Yogyakarta Urutan Pertama Kematian Akibat Demam Berdarah
A
A
A
YOGYAKARTA - Kota Yogyakarta menempati urutan ketiga kasus demam berdarah terbanyak di DIY pada awal 2016. Namun, dalam hal jumlah korban tewas akibat demam berdarah, Kota Yogyakarta menempati urutan pertama.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan DIY Daryanto Chadorie mengatakan, hingga hari ini, jumlah kasus demam berdarah tertinggi berada di Bantul dengan 188 kasus.
Disusul kemudian Gunungkidul yang menyalip Kota Yogyakarta dengan 134 kasus, kemudian Kota Yogyakarta 132 kasus, Sleman 106 kasus, dan terakhir Kulon Progo 34 kasus. Meski begitu, Bantul terbilang cukup bagus karena tidak ada satu pun korban meninggal.
Korban meninggal tertinggi ada di Kota Yogyakarta dengan tiga orang meninggal, kemudian Sleman, dan Kulon Progo masing-masing satu orang meninggal. "Bantul dan Gunungkidul tidak ada korban DB meninggal dunia," terang Daryanto, Rabu (24/2/2016).
Daryanto menjelaskan, kasus demam berdarah memang terus mengalami peningkatan di DIY. Pada 2014, tercatat ada 1.955 kasus dengan korban meninggal 12 orang.
Angka itu meningkat pada 2015 menjadi 3.420 kasus dengan korban meninggal 35 orang.
"Tahun 2016 per Januari sudah 521 kasus dan Februari sudah ada 60 kasus lebih. Kami berharap kasusnya menurun tahun ini. Tapi itu pun perlu dukungan masyarakat dengan meningkatkan kepedulian dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus," jelasnya.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga tidak tinggal diam. Pemerintah melakukan berbagai upaya melalui Distric Surveilance Officer (DSO). DSO melakukan pemantauan intensif di masing-masing daerah dan melakukan laporan cepat saat menemukan kasus.
Selain itu, pemerintah melalui Dinas Kesehatan juga menyiapkan logistik berupa Rapid Diagnostic Test (RDT).
Upaya lain yang dilakukan, lanjut Daryanto, adalah melalui gerakan satu rumah satu jumantik. Dengan begitu, jentik yang ada terus terpantau dan tidak sampai berkembang biak menjadi nyamuk.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Yudiria Amelia sebelumnya mengatakan, wilayah dengan kasus demam berdarah terbanyak di Kota Yogyakarta berada di Sorosutan, Klitren, Muja-Muju, dan Kricak.
Jika dibanding 2014, terjadi pergeseran wilayah dengan jumlah kasus demam berdarah tertinggi. Pada 2015, kasus tertinggi berada di Kelurahan Wirobrajan, Wirogunan, Sorosutan. dan Mantrijeron.
PILIHAN:
Bupati Luwu Bakal Keluarkan Larangan Berdagang di Hari Jumat
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan DIY Daryanto Chadorie mengatakan, hingga hari ini, jumlah kasus demam berdarah tertinggi berada di Bantul dengan 188 kasus.
Disusul kemudian Gunungkidul yang menyalip Kota Yogyakarta dengan 134 kasus, kemudian Kota Yogyakarta 132 kasus, Sleman 106 kasus, dan terakhir Kulon Progo 34 kasus. Meski begitu, Bantul terbilang cukup bagus karena tidak ada satu pun korban meninggal.
Korban meninggal tertinggi ada di Kota Yogyakarta dengan tiga orang meninggal, kemudian Sleman, dan Kulon Progo masing-masing satu orang meninggal. "Bantul dan Gunungkidul tidak ada korban DB meninggal dunia," terang Daryanto, Rabu (24/2/2016).
Daryanto menjelaskan, kasus demam berdarah memang terus mengalami peningkatan di DIY. Pada 2014, tercatat ada 1.955 kasus dengan korban meninggal 12 orang.
Angka itu meningkat pada 2015 menjadi 3.420 kasus dengan korban meninggal 35 orang.
"Tahun 2016 per Januari sudah 521 kasus dan Februari sudah ada 60 kasus lebih. Kami berharap kasusnya menurun tahun ini. Tapi itu pun perlu dukungan masyarakat dengan meningkatkan kepedulian dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus," jelasnya.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga tidak tinggal diam. Pemerintah melakukan berbagai upaya melalui Distric Surveilance Officer (DSO). DSO melakukan pemantauan intensif di masing-masing daerah dan melakukan laporan cepat saat menemukan kasus.
Selain itu, pemerintah melalui Dinas Kesehatan juga menyiapkan logistik berupa Rapid Diagnostic Test (RDT).
Upaya lain yang dilakukan, lanjut Daryanto, adalah melalui gerakan satu rumah satu jumantik. Dengan begitu, jentik yang ada terus terpantau dan tidak sampai berkembang biak menjadi nyamuk.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Yudiria Amelia sebelumnya mengatakan, wilayah dengan kasus demam berdarah terbanyak di Kota Yogyakarta berada di Sorosutan, Klitren, Muja-Muju, dan Kricak.
Jika dibanding 2014, terjadi pergeseran wilayah dengan jumlah kasus demam berdarah tertinggi. Pada 2015, kasus tertinggi berada di Kelurahan Wirobrajan, Wirogunan, Sorosutan. dan Mantrijeron.
PILIHAN:
Bupati Luwu Bakal Keluarkan Larangan Berdagang di Hari Jumat
(zik)