Sekjen PDIP: Risma Bangun Sistem Pencegahan Korupsi yang Handal
A
A
A
SURABAYA - Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto secara khusus berdialog dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terkait dengan sistem pencegahan korupsi dalam acara konsolidasi partai di Jawa Timur.
"Pencegahan korupsi memerlukan sistem, keteladanan kepemimpinan, disiplin, dan insentif bagi aparat pemerintah. Kebijakan Ibu Risma seperti e-procurement, reformasi birokrasi, penetapan kinerja aparat pemerintah, dan restruktursisasi apbd, merupakan contoh kebijakan anti korupsi," ujar Hasto seusai berdialog dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Sabtu malam 20 Februari.
Hasto juga menegaskan, bahwa membangun sistem pencegahan korupsi jika dilakukan terus menerus disertai disiplin, dan keteladanan pemimpinnya akan menjadi kultur pemerintahan yang anti korupsi.
"Sistem dan kultur inilah yang menjadi model bagi seluruh kepala daerah PDIP. Karena itulah dalam sekolah calon kepala daerah, Ibu Risma menjadi guru tetap sekolah tersebut," papar Hasto.
Menurut Hasto, dialognya dengan Risma ini sangat relevan ditengah polemik terkait dengan perubahan UU KPK.
"KPK harus melihat bekerjanya sistem dan kultur pemberantasan korupsi seperti di Kota Surabaya. Pencegahan korupsi inilah yang menjadi tugas terpenting KPK. Sebab KPK tidak bisa berdiri di menara gading pemberantasan korupsi. KPK harus mengedepankan kerjasama dengan seluruh aparat penegak hukum, dan seluruh institusi negara di dalam membangun sistem dan kultur pencegahan korupsi," tegas Hasto.
Karena itulah perdebatan terkait dengan perubahan UU KPK seharusnya difokuskan pada bagaimana upaya meningkatkan efektivitas pemberantasan korupsi melalui cara-cara sistemik guna mencegah korupsi.
Risma seusai dialog mengatakan, dirinya selalu berkomunikasi dengan bawahannya dan membuka komunikasi langsung dengan membuka grup whatsapp sehingga mengetahui secara langsung apa yang dikerjakan.
"Saya ada grup dengan para camat, lurah dan kepala dinas. Sehingga saya tahu kegiatan mereka," ucap Risma.
Mengakhiri dialog, Hasto menunjukkan buku yang ditulis oleh Yudi Latif berjudul Mata air Keteladanan kepada Risma. Isi buku itu menceritakan kiprah Risma saat memimpin Kota Surabaya.
Sementara itu, Risma mengatakan, pencegahan korupsi memang hal yang lebih penting dilakukan saat ini.
"Pencegahan korupsi memerlukan sistem, keteladanan kepemimpinan, disiplin, dan insentif bagi aparat pemerintah. Kebijakan Ibu Risma seperti e-procurement, reformasi birokrasi, penetapan kinerja aparat pemerintah, dan restruktursisasi apbd, merupakan contoh kebijakan anti korupsi," ujar Hasto seusai berdialog dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Sabtu malam 20 Februari.
Hasto juga menegaskan, bahwa membangun sistem pencegahan korupsi jika dilakukan terus menerus disertai disiplin, dan keteladanan pemimpinnya akan menjadi kultur pemerintahan yang anti korupsi.
"Sistem dan kultur inilah yang menjadi model bagi seluruh kepala daerah PDIP. Karena itulah dalam sekolah calon kepala daerah, Ibu Risma menjadi guru tetap sekolah tersebut," papar Hasto.
Menurut Hasto, dialognya dengan Risma ini sangat relevan ditengah polemik terkait dengan perubahan UU KPK.
"KPK harus melihat bekerjanya sistem dan kultur pemberantasan korupsi seperti di Kota Surabaya. Pencegahan korupsi inilah yang menjadi tugas terpenting KPK. Sebab KPK tidak bisa berdiri di menara gading pemberantasan korupsi. KPK harus mengedepankan kerjasama dengan seluruh aparat penegak hukum, dan seluruh institusi negara di dalam membangun sistem dan kultur pencegahan korupsi," tegas Hasto.
Karena itulah perdebatan terkait dengan perubahan UU KPK seharusnya difokuskan pada bagaimana upaya meningkatkan efektivitas pemberantasan korupsi melalui cara-cara sistemik guna mencegah korupsi.
Risma seusai dialog mengatakan, dirinya selalu berkomunikasi dengan bawahannya dan membuka komunikasi langsung dengan membuka grup whatsapp sehingga mengetahui secara langsung apa yang dikerjakan.
"Saya ada grup dengan para camat, lurah dan kepala dinas. Sehingga saya tahu kegiatan mereka," ucap Risma.
Mengakhiri dialog, Hasto menunjukkan buku yang ditulis oleh Yudi Latif berjudul Mata air Keteladanan kepada Risma. Isi buku itu menceritakan kiprah Risma saat memimpin Kota Surabaya.
Sementara itu, Risma mengatakan, pencegahan korupsi memang hal yang lebih penting dilakukan saat ini.
(sms)