Proyek Ratusan Miliar Pemkot Surabaya Tidak Ada Efek Ekonomi untuk Rakyat

Rabu, 21 Oktober 2020 - 08:45 WIB
loading...
Proyek Ratusan Miliar Pemkot Surabaya Tidak Ada Efek Ekonomi untuk Rakyat
Jembatan Suroboyo berdiri kokoh di pesisir Kenjeran Surabaya. Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Kalangan dewan melontarkan kritikan tajam kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Selama 10 tahun memimpin Kota Pahlawan, banyak pembangunan dan pengembangan kawasan yang tidak disertai dengan konsep alias asal, terutama di kawasan utara Surabaya.

Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya Buchori Imron menegaskan, Tri Rismaharini tidak memiliki perencanaan matang setiap pembangunan wilayah. Sehingga yang terjadi, pembangunan itu hanya asal atau juga sesuai dengan pesanan penguasa. "Banyak sekali proyek Pemkot itu tanpa perencanaan dan DED (Detail Engineering Design) yang matang," ujarnya.

(Baca juga : Beasiswa Unggulan Kemendikbud Diperebutkan 85.000 Calon, Ini Kisi-kisinya )

Ketua DPC PPP Kota Surabaya ini mencontohkan, jembatan bambu yang dibangun di Kawasan Wisata Mangrove, Wonorejo, Rungkut, Surabaya. Jembatan yang dibangun dengan APBD Kota Surabaya senilai Rp 1,2 miliar itu saat ini tidak terawat dan beberapa bagian sisinya kondisinya ambruk. (Baca: Perbaiki Kehidupan Perkotaan, Risma Raih Scroll of Honour Award)

"Proyeknya kebanyakan tanpa konsep dan DED yang jelas, langsung dikerjakan begitu saja, proyek jembatan mangrove itu kecil, tapi kalau sampai roboh banyak wisatawan datang kesana kan memalukan, masak Pemkot nggak punya tenaga di paling bawah, tempat wisata kok amburadul," tegasnya.

(Baca juga : Lebih dari 40 Juta Orang di Dunia Telah Terinfeksi Virus Corona )

Anggota DPRD Surabaya dua periode ini mempertanyakan anggaran pembangunan jembatan dengan bahan bambu yang menghabiskan dana miliaran rupiah sungguh tidak masuk akal. Secara kasat mata saja bisa diperkirakan, estimasi anggaran yang dibutuhkan harusnya dikisaran ratusan juta itupun sudah sangat cukup dan jembatan yang dihasilkan pasti berkualitas. "Itu (Rp 1,2 miliar) tidak masuk akal, kalau saya hanya bahan bambu ratusan juta sudah cukup," ungkapnya.

Menurutnya, Pemkot Surabaya perlu mencontoh ke Probolinggo dalam penataan kawasan mengrove. Di Probolinggo jembatan yang membentang di mangrove terbuat dari besi dengan memiliki desain yang cantik. Bahkan di tengah hutan mangrove ada rumah makan.

Kegagalan pemkot dalam pembangunan tidak hanha itu, pembangunan Jembatan suroboyo di kawasan wisata Kenjeran tidak disertai DED yang matang. Pembangunan jembatan yang menghabiskan dana APBD Kota Surabaya sebesar Rp 208 miliar itu saat ini kondisinya tidak difungsikan, bahkan ditutup.

"Jembatan suroboyo itu juga, tiba-tiba dikerjakan begitu saja, DED nya tidak ada, itu tidak bagus. Apalagi sekarang ditutup, tidak memberikan manfaat pada masyarakat sekitar, bahkan tidak ada efek ekonominya sama sekali," ujarnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.3563 seconds (0.1#10.140)