Suami Arumi Bachsin Tolak Politik Balas Budi
A
A
A
TRENGGALEK - Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak berjanji akan segera membuktikan janji politik yang pernah dilontarkan selama kampanye. Dalam sambutan pertamanya sebagai Bupati Trenggalek Emil menegaskan bahwa dia dan Moch Nur Arifin wakilnya telah disumpah untuk memimpin warga Trenggalek secara keseluruhan.
Kepemimpinannya selama 5 tahun ke depan bukan untuk membalas budi kelompok yang memenangkannya dalam pilkada.
“Kami disumpah untuk mengabdi pada masyarakat Trenggalek, bukan membalas budi jasa pemilih di pilkada, “ ujarnya dalam sambutan di depan warga.
Usai dilantik di Gedung Negara Grahadi Surabaya Rabu 17 Februari, Emil dan Arifin telah pulang kembali ke Trenggalek. Ribuan warga mengelu elukan kehadiran keduanya.
Didampingi istri masing masing, yakni artis Arumi Bachsin dan Novita Hardiny, Bupati Emil dan Wakil Bupati Arifin langsung menuju ke Pendopo Kabupaten Trenggalek untuk memimpin apel yang diikuti 1.300 pegawai negeri sipil.
Mereka juga menyempatkan Salat Duha di masjid agung dan bersalam salaman dengan sejumlah tokoh agama Trenggalek.
Emil menegaskan, bahwa sikap mengabdi kepada masyarakat berlaku tidak pandang bulu. Kebijakan yang diterapkannya berlaku adil dan merata.
Menurut dia hal ini hendaknya juga berlaku di kalangan legislatif. “Pengabdian bukan kepada kelompok pemilih, tapi seluruh warga Trenggalek,“ tegas Emil.
Putra mantan Wakil Menteri PU Hermanto Dardak ini melihat antusiasme masyarakat Trenggalek sebagai wujud besarnya harapan untuk perubahan.
Karenanya dirinya dan Wakil Bupati Arifin akan segera merealisasikan seluruh janji selama kampanye. “Kita akan segera realisasikan janji politik yang telah kita rumuskan dalam sapta program pembangunan Trenggalek,“ pungkasnya.
Sementara Wabup Arifin lebih banyak bicara tentang penobatan dirinya sebagai wakil bupati termuda di Indonesia yang juga mendapat anugerah MURI.
Menurut dia penobatan itu bukan hal yang membanggakan secara khusus. Sebab dia merasa belum memiliki prestasi.
“Saya merasa ini bukan prestasi,“ ujarnya. Arifin menegaskan, bahwa yang lebih penting saat ini adalah melakukan perubahan lebih baik di tingkat kultur birokrasi, pembangunan daerah, budaya dan peningkatan sumber daya manusia.
“Jika gagal meimpin dalam lima tahun, kami akan berutang pada generasi muda,“ pungkasnya.
Salah seorang warga Trenggalek Saiful berharap apa yang disampaikan pemimpin baru Trenggalek bukan lip service semata. Menurut dia, saat ini waktunya masyarakat Trenggalek menagih semua bukti yang pernah disampaikan selama pilihan kepala daerah.
“Jadi saat ini masyarakat menunggu bukti pemimpin baru bisa membawa Trenggalek lebih baik,“ tuturnya.
Kepemimpinannya selama 5 tahun ke depan bukan untuk membalas budi kelompok yang memenangkannya dalam pilkada.
“Kami disumpah untuk mengabdi pada masyarakat Trenggalek, bukan membalas budi jasa pemilih di pilkada, “ ujarnya dalam sambutan di depan warga.
Usai dilantik di Gedung Negara Grahadi Surabaya Rabu 17 Februari, Emil dan Arifin telah pulang kembali ke Trenggalek. Ribuan warga mengelu elukan kehadiran keduanya.
Didampingi istri masing masing, yakni artis Arumi Bachsin dan Novita Hardiny, Bupati Emil dan Wakil Bupati Arifin langsung menuju ke Pendopo Kabupaten Trenggalek untuk memimpin apel yang diikuti 1.300 pegawai negeri sipil.
Mereka juga menyempatkan Salat Duha di masjid agung dan bersalam salaman dengan sejumlah tokoh agama Trenggalek.
Emil menegaskan, bahwa sikap mengabdi kepada masyarakat berlaku tidak pandang bulu. Kebijakan yang diterapkannya berlaku adil dan merata.
Menurut dia hal ini hendaknya juga berlaku di kalangan legislatif. “Pengabdian bukan kepada kelompok pemilih, tapi seluruh warga Trenggalek,“ tegas Emil.
Putra mantan Wakil Menteri PU Hermanto Dardak ini melihat antusiasme masyarakat Trenggalek sebagai wujud besarnya harapan untuk perubahan.
Karenanya dirinya dan Wakil Bupati Arifin akan segera merealisasikan seluruh janji selama kampanye. “Kita akan segera realisasikan janji politik yang telah kita rumuskan dalam sapta program pembangunan Trenggalek,“ pungkasnya.
Sementara Wabup Arifin lebih banyak bicara tentang penobatan dirinya sebagai wakil bupati termuda di Indonesia yang juga mendapat anugerah MURI.
Menurut dia penobatan itu bukan hal yang membanggakan secara khusus. Sebab dia merasa belum memiliki prestasi.
“Saya merasa ini bukan prestasi,“ ujarnya. Arifin menegaskan, bahwa yang lebih penting saat ini adalah melakukan perubahan lebih baik di tingkat kultur birokrasi, pembangunan daerah, budaya dan peningkatan sumber daya manusia.
“Jika gagal meimpin dalam lima tahun, kami akan berutang pada generasi muda,“ pungkasnya.
Salah seorang warga Trenggalek Saiful berharap apa yang disampaikan pemimpin baru Trenggalek bukan lip service semata. Menurut dia, saat ini waktunya masyarakat Trenggalek menagih semua bukti yang pernah disampaikan selama pilihan kepala daerah.
“Jadi saat ini masyarakat menunggu bukti pemimpin baru bisa membawa Trenggalek lebih baik,“ tuturnya.
(sms)