13 Pasien Demam Berdarah di RSUD Jombang Meninggal, Puluhan Kritis
A
A
A
JOMBANG - Tingginya korban jiwa akibat serangan demam berdarah di Jawa Timur membuat pihak RSUD kelabakan. Hingga kini, tercatat sudah ada 13 korban jiwa dalam wabah demam berdarah itu.
Bahkan untuk untuk menyembunyikan kasus demam berdarah dari sorotan media, jenazah korban ke-13 Hinobel Bunga Febriyanti (8) terpaksa dipulangkan dari rumah sakit lewat pintu belakang RSUD Jombang.
Setelah jenazah siswi kelas dua SDN Jombang 2 tersebut dimakamkan, ternyata masih ada puluhan korban demam berdarah lainnya yang masih terbaring lemah dan menjalani perawatan intensif di RSUD Jombang.
Direktur RSUD Jombang Dr Puji Umbaran menyebutkan, dari 31 pasien yang dirawat, sebanyak 21 di antaranya mengalami kritis.
"Banyaknya korban demam berdarah di Jombang bukan karena pihak RSUD Jombang tidak mampu menangani demam berdarah. Tetapi karena serangan demam berdarah tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya," katanya, Selasa (9/2/2016).
Serangan demam berdarah tahun ini, mayoritas disertai dengan berbagai penyakit penyerta berupa infeksi tumpangan, seperti pendarahan pada hidung atau pneumonia, diare, infeksi saluran pernafasan, hingga tifoid.
"Akibatnya dokter yang menangani mengalami kesulitan. Sebab meski demam berdarahnya sudah tertangani, tapi karena tubuh pasien mendapat serangan yang hebat oleh penyakit tumpangan tersebut korban akhirnya meninggal dunia," terangnya.
Untuk mengantisipasi agar jumlah korban meninggal dunia tidak terus bertambah, pihak rumah sakit mengimbau masyarakat agar segera membawa keluarganya yang mengalami gejala demam berdarah ke rumah sakit secepat mungkin.
Bahkan untuk untuk menyembunyikan kasus demam berdarah dari sorotan media, jenazah korban ke-13 Hinobel Bunga Febriyanti (8) terpaksa dipulangkan dari rumah sakit lewat pintu belakang RSUD Jombang.
Setelah jenazah siswi kelas dua SDN Jombang 2 tersebut dimakamkan, ternyata masih ada puluhan korban demam berdarah lainnya yang masih terbaring lemah dan menjalani perawatan intensif di RSUD Jombang.
Direktur RSUD Jombang Dr Puji Umbaran menyebutkan, dari 31 pasien yang dirawat, sebanyak 21 di antaranya mengalami kritis.
"Banyaknya korban demam berdarah di Jombang bukan karena pihak RSUD Jombang tidak mampu menangani demam berdarah. Tetapi karena serangan demam berdarah tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya," katanya, Selasa (9/2/2016).
Serangan demam berdarah tahun ini, mayoritas disertai dengan berbagai penyakit penyerta berupa infeksi tumpangan, seperti pendarahan pada hidung atau pneumonia, diare, infeksi saluran pernafasan, hingga tifoid.
"Akibatnya dokter yang menangani mengalami kesulitan. Sebab meski demam berdarahnya sudah tertangani, tapi karena tubuh pasien mendapat serangan yang hebat oleh penyakit tumpangan tersebut korban akhirnya meninggal dunia," terangnya.
Untuk mengantisipasi agar jumlah korban meninggal dunia tidak terus bertambah, pihak rumah sakit mengimbau masyarakat agar segera membawa keluarganya yang mengalami gejala demam berdarah ke rumah sakit secepat mungkin.
(san)