Tiga Anak di Purwakarta Meninggal Akibat DBD
A
A
A
PURWAKARTA - Diduga diserang Demam Berdarah Dengue (DBD), puluhan warga Desa Cipinang, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas. Bahkan, dalam dua minggu terakhir, tiga orang anak-anak warga desa tersebut dilaporkan meninggal dunia akibat DBD.
Kepala Desa Cipinang Ahmad menyebutkan, ketiga warganya yang meninggal dunia akibat diserang DBD ini adalah Dhini Purnama Awaliyah (8), Eka Latifah (5), dan Gilang Ginanjar (9).
"Sebelum meninggal mereka terkena demam tinggi dan sempat dirawat di puskemas dan rumah sakit," ujarnya, Jumat (29/1/2016).
Saat ini, kata dia, warga yang mengalami gejala demam tinggi di Desa Cipinang terus berjatuhan. Tercatat di Puskesmas Cibatu saja ada sedikitnya 16 orang warga yang harus dirawat. Bahkan, belasan warga Desa Cipinang lainnya dirawat di sejumlah rumah sakit yang ada di Purwakarta. Berdasarkan laporan ke kantor desa, mereka diduga terkena penyakit DBD.
"Ini kejadian yang pertama kali sepanjang sejarah di desa kami. Puluhan warga diserang penyakit DBD. Saat ini untuk mengantisipasi agar wabah DBD tidak meluas, warga digerakkan untuk gotong royong membersihkan lingkungan," tutur Ahmad.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta Anne Hediana Koesoemah membenarkan ada tiga orang anak-anak yang rata-rata berusia 5-10 tahun meninggal dunia akibat menderita demam tinggi.
"Belum tentu DBD. Kami belum mendapat laporan secara pasti masih tahap pendataan. Demam tinggi belum pasti DBD," ujarnya.
Begitu juga saat ditanya soal puluhan warga Desa Cipinang yang dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit akibat penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk tersebut, Anne mengaku belum mendapatkan laporan.
Namun, dirinya tidak membantah jika kasus penyakit DBD tahun ini memang cukup tinggi secara nasional, termasuk di Kabupaten Purwakarta. Sebab, diperkirakan tahun ini masuk puncak siklus lima tahunan penyebaran demam berdarah.
"Untuk sepanjang bulan Januari ini saja yang tercatat di dinas kami ada sedikitnya 51 orang yang positif terkena penyakit DBD. Dari jumlah itu sekitar 50 persen saat ini sedang dirawat di sejumlah rumah sakit negeri dan swasta, termasuk di puskesmas," jelas dia.
Kepala Desa Cipinang Ahmad menyebutkan, ketiga warganya yang meninggal dunia akibat diserang DBD ini adalah Dhini Purnama Awaliyah (8), Eka Latifah (5), dan Gilang Ginanjar (9).
"Sebelum meninggal mereka terkena demam tinggi dan sempat dirawat di puskemas dan rumah sakit," ujarnya, Jumat (29/1/2016).
Saat ini, kata dia, warga yang mengalami gejala demam tinggi di Desa Cipinang terus berjatuhan. Tercatat di Puskesmas Cibatu saja ada sedikitnya 16 orang warga yang harus dirawat. Bahkan, belasan warga Desa Cipinang lainnya dirawat di sejumlah rumah sakit yang ada di Purwakarta. Berdasarkan laporan ke kantor desa, mereka diduga terkena penyakit DBD.
"Ini kejadian yang pertama kali sepanjang sejarah di desa kami. Puluhan warga diserang penyakit DBD. Saat ini untuk mengantisipasi agar wabah DBD tidak meluas, warga digerakkan untuk gotong royong membersihkan lingkungan," tutur Ahmad.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta Anne Hediana Koesoemah membenarkan ada tiga orang anak-anak yang rata-rata berusia 5-10 tahun meninggal dunia akibat menderita demam tinggi.
"Belum tentu DBD. Kami belum mendapat laporan secara pasti masih tahap pendataan. Demam tinggi belum pasti DBD," ujarnya.
Begitu juga saat ditanya soal puluhan warga Desa Cipinang yang dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit akibat penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk tersebut, Anne mengaku belum mendapatkan laporan.
Namun, dirinya tidak membantah jika kasus penyakit DBD tahun ini memang cukup tinggi secara nasional, termasuk di Kabupaten Purwakarta. Sebab, diperkirakan tahun ini masuk puncak siklus lima tahunan penyebaran demam berdarah.
"Untuk sepanjang bulan Januari ini saja yang tercatat di dinas kami ada sedikitnya 51 orang yang positif terkena penyakit DBD. Dari jumlah itu sekitar 50 persen saat ini sedang dirawat di sejumlah rumah sakit negeri dan swasta, termasuk di puskesmas," jelas dia.
(zik)