Ponpes NU se Jatim Serukan Lawan Gafatar

Rabu, 13 Januari 2016 - 23:09 WIB
Ponpes NU se Jatim Serukan Lawan Gafatar
Ponpes NU se Jatim Serukan Lawan Gafatar
A A A
KEDIRI - Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Asosiasi Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama Jawa Timur Gus Ahmad Reza menyerukan kepada seluruh pondok pesantren di Jatim untuk melawan ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Sebab ajaran yang diusung Gafatar dinilai telah menistakan agama Islam. “Ini harus dilawan,“ ujarnya kepada wartawan Rabu (13/1/2016).

Gafatar disebut sebagai wajah lain sekte sesat Al Qiyadah Al Islamiyah (AQAI) pimpinan nabi palsu Ahmad Mushaddeq.

Sesuai rekam jejaknya AQAI berganti nama menjadi Komunitas Millah Abraham (Komar) pada Januari 2012. Mereka berkamuflase menggunakan topeng Gafatar untuk menutupi kesesatannya. Ormas ini bergerak pada urusan sosial, budaya dan pendidikan agar masyarakat mau menerima.

Kredonya kasih sayang, anti kekerasan dan berkedok mencari peradaban baru. Bahkan bagi muslim tidak perlu salat dan puasa.

Sekte ini dicurigai memiliki nama lain Negeri Karunia Allah (NKA). DPP Gafatar mengakui bahwa Ketua Umumnya Mahful Muis Tumanurung terlibat aliran sesat AQAI pimpinan Ahmad Mushaddeq.

Ajaran Gafatar yang membolehkan pengikutnya tidak menunaikan salat wajib dan puasa merupakan wujud penistaan agama Islam.

Faham yang diajarkan telah menabrak aqidah Islam. Karenanya tidak ada pilihan lain selain melawanya dengan segala cara. “Ini organisasi berbahaya yang ajaranya diatas faham liberal,“ kata Gus Reza.

Karena landasan liberal itu, gerakan Gafatar, lanjut Gus Reza mengincar para remaja yang mengedepankan rasionalitas.

Faham yang disebarkan memantik daya tarik mereka yang hendak mendalami doktrin agama sesuai penafsiran yang diterima akal.

“Padahal tidak semua ajaran di dalam Islam itu adalah rasional. Ada wilayah keimanan yang tidak bisa disentuh oleh akal, “pungkasnya.

Hal senada disampaikan Ketua Satkorcab Barisan Ansor Serba Guna (Banser) NU Kabupaten Blitar Imron Rosadi bahwa gerakan Gafatar perlu diwaspadai.

Karena yang dilawan adalah faham atau ideologi, bagi Imron menghadapi Gafatar sama halnya menghadapi gerakan komunis gaya baru.

“Karena ini faham, maka seperti halnya menghadapi komunis gaya baru. Masyarakat perlu meningkatkan kepekaan lingkungan dan berkoordinasi dengan aparat bila menjumpai sesuatu yang mencurigakan, “ tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8647 seconds (0.1#10.140)