Gunung Egon Bergejolak, 4 Gunung Api Siaga Level III
A
A
A
JAKARTA - Aktivitas vulkanik Gunung Egon di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengalami peningkatan. PVMBG menaikkan status Gunung Egon menjadi Siaga (Level III) dari sebelumnya status Waspada (Level II).
Kenaikan Siaga berlaku mulai hari ini pukul 06.00 Wita. Peningkatan aktivitas kegempaan sangat signifikan sejak Selasa 12 Januari 2016. Kegempaan sangat terasa di Desa Egon Gahar, daerah lereng tenggara Gunung Egon.
"Gempa vulkanik dalam dapat memicu peningkatan aktivitas vulkaniknya," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, kepada wartawan, Kamis (13/1/2016).
Mekanisme gempa vulkanik dalam adalah peretakan batuan di dalam tubuh gunung api yang dapat merupakan implikasi dari presurisasi fluida magmatik dari kedalaman menuju ke permukaan.
Tipe letusan Gunung Egon adalah freatik, yaitu adanya interaksi antara uap magma dengan air di bawah permukaan yang dapat mendorong batuan penutup di dekat permukaan kawah.
"Kepala PVMBG telah melaporkan peningkatan status Siaga kepada Kepala BNPB dan BPBD untuk melakukan langkah-langkah antisipasi. Rekomendasi PVMBG adalah memperluas radius yang harus dikosongkan," jelasnya.
Sebelumnya, area yang dikosongkan radius 1,5 km, kini menjadi 3 km. Sehingga masyarakat yang tinggal di Desa Egon Gahar harus dievakuasi karena berpotensi terkena awan panas, abu vulkanik pekat, dan lontaran batu pijar jika terjadi erupsi.
Hingga berita ini diturunkan, BNPB masih berkoordinasi dengan BPBD terkait dengan kenaikan status Siaga Gunung Egon. Dengan naiknya status Siaga Gunung Egon, maka dari 127 gunung api aktif di Indonesia ada 1 status Awas (G. Sinabung).
"Lima status Siaga (Gunung Egon, Soputan, Lokon, Karangetang, Bromo), dan 14 status Waspada," jelasnya.
Gunung Egon beberapa kali meletus, yaitu pada periode 1888-1891, 1907, 1925, kemudian selama 79 tahun tidak dilaporkan adanya peningkatan aktivitas.
Pada 28 Januari 2004 kembali meletus hingga Agustus-September 2004. Pada 15 April 2008 kembali meletus dengan indeks eksplosivitas (VEI) 2 dan ketinggian kolom letusan 5.700 m.
Kenaikan Siaga berlaku mulai hari ini pukul 06.00 Wita. Peningkatan aktivitas kegempaan sangat signifikan sejak Selasa 12 Januari 2016. Kegempaan sangat terasa di Desa Egon Gahar, daerah lereng tenggara Gunung Egon.
"Gempa vulkanik dalam dapat memicu peningkatan aktivitas vulkaniknya," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, kepada wartawan, Kamis (13/1/2016).
Mekanisme gempa vulkanik dalam adalah peretakan batuan di dalam tubuh gunung api yang dapat merupakan implikasi dari presurisasi fluida magmatik dari kedalaman menuju ke permukaan.
Tipe letusan Gunung Egon adalah freatik, yaitu adanya interaksi antara uap magma dengan air di bawah permukaan yang dapat mendorong batuan penutup di dekat permukaan kawah.
"Kepala PVMBG telah melaporkan peningkatan status Siaga kepada Kepala BNPB dan BPBD untuk melakukan langkah-langkah antisipasi. Rekomendasi PVMBG adalah memperluas radius yang harus dikosongkan," jelasnya.
Sebelumnya, area yang dikosongkan radius 1,5 km, kini menjadi 3 km. Sehingga masyarakat yang tinggal di Desa Egon Gahar harus dievakuasi karena berpotensi terkena awan panas, abu vulkanik pekat, dan lontaran batu pijar jika terjadi erupsi.
Hingga berita ini diturunkan, BNPB masih berkoordinasi dengan BPBD terkait dengan kenaikan status Siaga Gunung Egon. Dengan naiknya status Siaga Gunung Egon, maka dari 127 gunung api aktif di Indonesia ada 1 status Awas (G. Sinabung).
"Lima status Siaga (Gunung Egon, Soputan, Lokon, Karangetang, Bromo), dan 14 status Waspada," jelasnya.
Gunung Egon beberapa kali meletus, yaitu pada periode 1888-1891, 1907, 1925, kemudian selama 79 tahun tidak dilaporkan adanya peningkatan aktivitas.
Pada 28 Januari 2004 kembali meletus hingga Agustus-September 2004. Pada 15 April 2008 kembali meletus dengan indeks eksplosivitas (VEI) 2 dan ketinggian kolom letusan 5.700 m.
(san)