Winarti dan Dua Anaknya Hilang, Diduga Terkait Gafatar
A
A
A
GARUT - Tiga warga Kabupaten Garut, Jawa Barat, dikabarkan hilang karena diduga terkait Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Ketiganya dilaporkan hilang sejak tanggal 28 Desember 2015. Mereka yang hilang itu yakni Winarti (42) beserta kedua anaknya Sri Putri Rahma (17) dan Andi Permana (10).
Suami Winarti, Heryadi Atmajaya, warga Kampung Talun, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, mencurigai istrinya itu mengikuti Gafatar dari sebuah tulisan di buku harian Winarti.
Tulisan ini mencatat berbagai hal mengenai Gafatar, yakni upaya perekrutan organisasi tersebut sejak 2014. Dia pun telah melaporkan hilangnya istri dan kedua anaknya itu ke Polda Jabar, Selasa (12/1/2016).
Hingga kini, dia belum mendapat kabar dari istrinya. "Teleponnya juga mati. Waktu pergi juga tidak ada kabar. Kebetulan sebelum kejadian istri saya itu hilang, kami tinggal di Jakarta," ucapnya.
Heryadi menduga Winarti diam-diam meninggalkan rumah dengan cara mengeluarkan sedikit demi sedikit pakaiannya agar tidak dicurigai.
"Istri saya itu minta izin untuk pergi ke dokter guna berobat sembari mengajak kedua anak kami. Sejak hari itulah tidak kembali," ungkapnya.
Organisasi yang dinilai sebagai kelompok sesat ini dipastikan telah bergerak di Kabupaten Garut. Organisasi tersebut bahkan sempat melakukan registrasi di Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Garut.
Suami Winarti, Heryadi Atmajaya, warga Kampung Talun, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, mencurigai istrinya itu mengikuti Gafatar dari sebuah tulisan di buku harian Winarti.
Tulisan ini mencatat berbagai hal mengenai Gafatar, yakni upaya perekrutan organisasi tersebut sejak 2014. Dia pun telah melaporkan hilangnya istri dan kedua anaknya itu ke Polda Jabar, Selasa (12/1/2016).
Hingga kini, dia belum mendapat kabar dari istrinya. "Teleponnya juga mati. Waktu pergi juga tidak ada kabar. Kebetulan sebelum kejadian istri saya itu hilang, kami tinggal di Jakarta," ucapnya.
Heryadi menduga Winarti diam-diam meninggalkan rumah dengan cara mengeluarkan sedikit demi sedikit pakaiannya agar tidak dicurigai.
"Istri saya itu minta izin untuk pergi ke dokter guna berobat sembari mengajak kedua anak kami. Sejak hari itulah tidak kembali," ungkapnya.
Organisasi yang dinilai sebagai kelompok sesat ini dipastikan telah bergerak di Kabupaten Garut. Organisasi tersebut bahkan sempat melakukan registrasi di Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Garut.
(zik)