Dalam Seminggu, DBD Serang Delapan Warga di Garut
Selasa, 12 Januari 2016 - 14:10 WIB

Dalam Seminggu, DBD Serang Delapan Warga di Garut
A
A
A
GARUT - Seluruh warga Kabupaten Garut diimbau untuk mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD). Dalam kurun waktu kurang dari satu minggu, DBD telah menjangkiti delapan warga di dua kecamatan.
"Dari tanggal 5 hingga 11 Januari, DBD dilaporkan telah menjangkiti warga di dua kecamatan. Empat kasus DBD terjadi di Kecamatan Tarogong Kidul, dan empat kasus lainnya di Banyuresmi,” kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Tatang Wahyudin, Selasa (12/1/2016).
Delapan warga itu setidaknya masih menjalani perawatan di dua puskesmas, yaitu empat orang ditangani Puskesmas Kersamenak Tarogong dan empat lainnya di Puskesmas Banyuresmi.
Tatang menjelaskan, dari pengalaman setiap tahunnya, kasus DBD kerap bermunculan di awal dan di akhir tahun. Di 2015 sebelumnya, kasus DBD marak terjadi pada Januari hingga Maret.
"Di pertengahan tahun 2015 itu, kasus DBD menurun. Namun kembali meningkat pada akhir tahun," ujarnya.
Besarnya kemungkinan warga terserang DBD pada setiap awal tahun disebabkan karena tingginya curah hujan.
Ia pun meminta masyarakat di sejumlah wilayah Garut untuk menjaga lingkungan dengan pola hidup bersih.
"Sekarang curah hujan tinggi. Masyarakat harus membiasakan diri hidup bersih, jangan sampai ada genangan-genangan air. Karena di setiap genangan bisa menjadi sarang nyamuk," pungkasnya.
"Dari tanggal 5 hingga 11 Januari, DBD dilaporkan telah menjangkiti warga di dua kecamatan. Empat kasus DBD terjadi di Kecamatan Tarogong Kidul, dan empat kasus lainnya di Banyuresmi,” kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Tatang Wahyudin, Selasa (12/1/2016).
Delapan warga itu setidaknya masih menjalani perawatan di dua puskesmas, yaitu empat orang ditangani Puskesmas Kersamenak Tarogong dan empat lainnya di Puskesmas Banyuresmi.
Tatang menjelaskan, dari pengalaman setiap tahunnya, kasus DBD kerap bermunculan di awal dan di akhir tahun. Di 2015 sebelumnya, kasus DBD marak terjadi pada Januari hingga Maret.
"Di pertengahan tahun 2015 itu, kasus DBD menurun. Namun kembali meningkat pada akhir tahun," ujarnya.
Besarnya kemungkinan warga terserang DBD pada setiap awal tahun disebabkan karena tingginya curah hujan.
Ia pun meminta masyarakat di sejumlah wilayah Garut untuk menjaga lingkungan dengan pola hidup bersih.
"Sekarang curah hujan tinggi. Masyarakat harus membiasakan diri hidup bersih, jangan sampai ada genangan-genangan air. Karena di setiap genangan bisa menjadi sarang nyamuk," pungkasnya.
(nag)