Diduga Ikut Gafatar Beberapa PNS di Jawa Tengah juga Menghilang

Senin, 11 Januari 2016 - 21:18 WIB
Diduga Ikut Gafatar Beberapa PNS di Jawa Tengah juga Menghilang
Diduga Ikut Gafatar Beberapa PNS di Jawa Tengah juga Menghilang
A A A
SEMARANG - Fenomena orang hilang, terutama berstatus pegawai negeri sipil (PNS) tak hanya terjadi di Yogyakarta. Di Jawa Tengah, kejadian serupa pun terjadi, dengan waktu hampir bersamaan, tak berselang jauh.

Di Jawa Tengah, terdata ada dua PNS di Purbalingga dan satu di Kabupaten Banyumas. “Diduga bergabung dengan Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara),” ungkap salah satu sumber Koran SINDO.

Untuk di Banyumas, ada pasangan suami istri (pasutri) termasuk dengan 4 anaknya. Data dari sumber, mereka pergi meninggalkan rumah sejak November 2015.

Masing – masing; Sugiantoro (38) seorang pedagang buku pelajaran di sekolah di Banyumas dan isterinya, Marfungah (39) seorang PNS bagian keuangan di RSUD Banyumas, keduanya warga Dukuh Dawuhan RT03/RW01, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Empat anaknya juga ikut diajak pergi; Al Fatih Akhmaludin, Juzia Aufa Ramadani (19); Annisa Nabila (17) dan Jasmin Rayhanah (5). Mereka pergi pada 25 November 2015 pukul 18.30 WIB, berpamitan dengan Ratimah selaku ibu dari Marfungah. Izinnya hendak ke Makassar, Sulawesi Selatan. Alasannya hendak membuka usaha baru.

Informasi dari Sutarno selaku Kabag Keuangan RSUD Banyumas, menyebut Marfungah meninggalkan tugas kedinasan tanpa izin. Sudah coba dihubungi via telepon seluler maupun aplikasi BlackBerry Messenger (BBM) namun sudah tidak aktif.

Pegawai Tata Usaha Bagian Keuangan RSUD Banyumas, mengatakan Marfungah sekira 6 bulan sebelum pergi, tepatnya Mei 2015, pernah bertanya bagaimana hukumnya secara Islam jika istri hendak melawan kehendak suami. Sumber itu tidak menaruh kecurigaan, hingga keluarga pergi dari kedinasan tanpa pamit.

Sementara, Ratimah selaku ibu kandung Marfungah (65) memberikan keterangan bahwa Marfungah adalah anak ke 3 dari 6 bersaudara. Bersama suaminya dan empat anaknya, berpamitan hendak pergi dari tempat tinggalnya ke Makassar pada, Selasa (24/11/2015).

Sementara dua PNS di Purbalingga yang hilang bernama Pratono Adi, sebelumnya bekerja sebagai Sekretaris Kantor Kelurahan, Kembaran Kulon, Kecamatan Purbalingga dan Widodo Panca Nugraha, selaku Kepala Sub Bagian Rapat Sekretariat DPRD Kabupaten Purbalingga. Keduanya adalah lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Sementara, Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol A Liliek Darmanto, menyebut perginya seseorang pasti ada kemauan sendiri. Namun, pengaruh dari luar, baik lingkungan maupun media sosial, pasti juga punya andil.

“Media sosial punya pengaruh sangat besar. Jangankan diajak pergi, pacaran saja banyak yang bermula dari Facebook,” kata dia.

Menurut dia, perginya seseorang merupakan hak pribadi individu. Namun, jika sudah menyangkut pelanggaran hukum, tentu akan ditindaklanjuti.

“Pasti akan didalami perginya ke mana. Kami cari tahu semuanya. Langkah antisipasi pasti ada,” ucapnya.

Kondisi psikologi, sebut Liliek, sangat berpengaruh tehadap ajakan – ajakan dari luar. Sebab ini, masyarakat luas diimbau agar tidak mudah terpengaruh terhadap ajakan – ajakan dari orang tidak bertanggungjawab.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6622 seconds (0.1#10.140)