Ayah Dua Anak Tewas Tertimbun saat Gali Sumur
A
A
A
MANADO - Warga Desa Pineleng Satu, Jaga VIII, Kecamatan Minahasa, dibuat gempar dengan adanya insiden kecelakaan kerja yang menewaskan Marten Suatan (38) seorang ayah dua anak, warga setempat lingkungan V.
Informasi yang dihimpun, awalnya korban bersama dua rekannya tengah bekerja untuk memperdalam sumur milik keluarga Slamet-Masanafi. Korban saat itu masuk ke dalam sumur di kedalaman sekira 16 meter sekira pukul 15.00 Wita, Senin (11/1/2016).
Namun saat seorang rekan kerjanya menurunkan sebuah ember yang nantinya akan diisi korban dengan tanah dan material dalam sumur.
Tidak kunjung ada tanda-tanda respon dari korban untuk memberi kode agar pekerja di bagian atas menarik ember tersebut.
Merasa ada yang tidak beres, sepuluh menit berselang, seorang rekannya mencoba turun melihat kondisi di bawah.
Namun saat berada di kedalaman 10 meter, dia melihat bagian gorong-gorong yang berada di bagian tengah dari kedalaman sumur telah longsor ke bawah, sehingga dia tak dapat melihat korban yang tertutup dengan tanah.
Rekan kerjanya lalu menghubungi pihak kepolisian. Kepala Desa Pineleng Satu Benjamin Korinus bersama warganya mengupayakan untuk melakukan pertolongan namun upaya yang dilakukan terhambat karena kurangnya perlengkapan.
Sementara itu Kapolsek Pineleng AKP Roy Sahelangi dilokasi kejadian mengatakan, setelah mendapati info kejadian, pihaknya langsung menghubungi Tim SAR dan Basarnas. "Kita sudah koordinasi dengan anggota SAR untuk mengevakuasi jasad korban," ujarnya.
Sahelangi menambahkan, korban tertimbun tanah, karena longsor yang terjadi di sambungan gorong-gorong. "Korban diduga tertimbun longsor karena ada dinding tanah yang tidak diberi gorong-gorong atau bois," jelasnya.
Sekira pukul 18.30 Wita, personel SAR akhirnya sampai di lokasi dan langsung melakukan evakuasi untuk mengangkat jenasah korban.
Informasi yang dihimpun, awalnya korban bersama dua rekannya tengah bekerja untuk memperdalam sumur milik keluarga Slamet-Masanafi. Korban saat itu masuk ke dalam sumur di kedalaman sekira 16 meter sekira pukul 15.00 Wita, Senin (11/1/2016).
Namun saat seorang rekan kerjanya menurunkan sebuah ember yang nantinya akan diisi korban dengan tanah dan material dalam sumur.
Tidak kunjung ada tanda-tanda respon dari korban untuk memberi kode agar pekerja di bagian atas menarik ember tersebut.
Merasa ada yang tidak beres, sepuluh menit berselang, seorang rekannya mencoba turun melihat kondisi di bawah.
Namun saat berada di kedalaman 10 meter, dia melihat bagian gorong-gorong yang berada di bagian tengah dari kedalaman sumur telah longsor ke bawah, sehingga dia tak dapat melihat korban yang tertutup dengan tanah.
Rekan kerjanya lalu menghubungi pihak kepolisian. Kepala Desa Pineleng Satu Benjamin Korinus bersama warganya mengupayakan untuk melakukan pertolongan namun upaya yang dilakukan terhambat karena kurangnya perlengkapan.
Sementara itu Kapolsek Pineleng AKP Roy Sahelangi dilokasi kejadian mengatakan, setelah mendapati info kejadian, pihaknya langsung menghubungi Tim SAR dan Basarnas. "Kita sudah koordinasi dengan anggota SAR untuk mengevakuasi jasad korban," ujarnya.
Sahelangi menambahkan, korban tertimbun tanah, karena longsor yang terjadi di sambungan gorong-gorong. "Korban diduga tertimbun longsor karena ada dinding tanah yang tidak diberi gorong-gorong atau bois," jelasnya.
Sekira pukul 18.30 Wita, personel SAR akhirnya sampai di lokasi dan langsung melakukan evakuasi untuk mengangkat jenasah korban.
(sms)