Aktivitas Gunung Sinabung Masih Tinggi
A
A
A
KABANJAHE - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang hingga kini menyandang status Awas (level IV) terus bergejolak. Aktivitas erupsi dengan lontaran material kolom debu ke atas langit, kini seolah menjadi pemandangan yang biasa di tengah-tengah masyarakat.
Berdasarkan data yang dihimpun KORAN SINDO MEDAN dari Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Rabu (6/1/2016), hingga pukul 17.00 WIB tercatat dua kali erupsi disertai guguran lava.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 08.23 WIB dengan ketinggian kolom debu vulkanik setinggi 2 kilometer (km), amplitudo maksimal 80 milimeter (mm), dengan durasi 187 detik. Sementara, lontaran debu vulkanik dengan asap tebal kelabu, bergerak perlahan ke arah barat-barat daya seiring pergerakan arah angin.
Teramati juga guguran lava sejauh 1-1,5 km ke arah tenggara-timur.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 14.20 WIB dengan ketinggian kolom 1 km, amplitudo maksimal 24 mm, dengan durasi 169 detik. Kolom debu juga bergerak perlahan ke arah barat-barat daya.
Akibatnya, sejumlah desa yang berada di wilayah barat gunung meliputi Kecamatan Payung dan Tiganderket dihujani material debu vulkanik.
Kepala PPGA Sinabung Armen Putra ketika ditemui mengatakan, saat ini aktivitas erupsi Gunung Sinabung lebih intensif terjadi daripada awan panas guguran. Menurutnya, hal tersebut disebabkan pertumbuhan kubah lava tidak sebesar bulan-bulan sebelumnya. Kubah lava dapat menggantung hingga 3 juta kubik di puncak kawah dan memicu terjadinya awan panas guguran.
"Pertumbuhan kubah lava masih terjadi, namun tidak sebesar yang dulu. Melihat sekarang ini kemungkinan kenaikan magmanya tidak terlalu banyak. Namun, tekanan gas yang ada di dalam masih tergolong tinggi, sehingga gas yang telah menumpuk di dalam akhirnya memicu terjadinya erupsi. Namun, potensi untuk terjadi awan panas masih ada," ungkap Armen.
Dia menambahkan, erupsi yang belakangan terjadi dengan ketinggian kolom debu mencapai 1-2 km juga masih berpotensi terjadi dengan ketinggian kolom yang lebih tinggi. Hal itu disebabkan volume kandungan gas yang terdapat di dalam perut gunung tidak dapat diprediksi.
"Di saat aktivitas erupsi dan awan panas tidak ada ataupun kondisi gunungnya tenang, kita juga tetap memantau perkembangan dari peralatan yang ada. Sebab bisa saja kondisi gunung yang tenang itu di dalamnya sedang menyimpan energi untuk dilepaskan."
Lanjut Armen, status Gunung Sinabung masih tetap pada status Awas (Level IV) yakni masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak diperkenankan mendaki dan melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dan 5 km untuk sektor tenggara Gunung Sinabung. Sebab, daerah itu merupakan bukaan lembah aliran lava dan awan panas.
Selanjutnya, masyarakat radius 7 km sektor selatan-tenggara, yang tinggal di Pasar Pinter Guru Kinayan-Simpang Sibintun/Perjuman Batukejan, Jembatan Lau Benuken Tiga Pancur, Desa Tiga Pancur-Perjumaan Tigabogor, Desa Pintu Mbesi agar dievakuasi ke lokasi aman. Karena, sektor tersebut juga merupakan bukaan aliran lava dan awan panas.
Apabila luncuran awan panas ataupun erupsi menunjukkan peningkatan frekuensi kejadian atau adanya peningkatan awan panas ke sektor selatan-tenggara gunung, segera dilakukan penutupan ruas jalan mulai dari Jalan Raya Simpang Gurukinayan-Simpang Sibintun-Jembatan Lau Benuken Tiga Pancur-Ojolali, dan Tiga Pancur-Simpang Beganding, serta Simpang Beganding-Tigabogor.
Selain itu, dalam rekomendasinya PVMBG juga menyatakan, apabila terjadi rentetan kejadian awan panas yang berpotensi diikuti erupsi eksplosif (letusan), masyarakat di Desa Jeraya, Mardinding, Sukanalu, Sigarang-garang, Kutagugung, dan Lau Kawar, agar dievakuasi sementara ke tempat yang aman.
Termasuk masyarakat yang tinggal di luar radius 3 km dari kawah Gunung Sinabung namun berada di depan bukaan kawah di antaranya Desa Gurukinayan, Kuta Tonggal, Berastepu, Gamber, dan Dusun Sibintun, juga dipindahkan sementara ke wilayah yang aman, agar terhindar dari ancaman guguran lava dan awan panas.
"Sinabung ini masih tinggi, namun sifat ancamannya sudah agak berkurang dari bulan-bulan yang lalu. Memang ada penurunan aktivitas, tetapi apakah penurunan ini akan turun terus atau turun dan naik lagi aktivitasnya. Namun, kategori gunung api ini masih tinggi, karena masih ditandai dengan erupsi."
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo Matius Sembiring mengatakan, seiring dengan aktivitas erupsi Gunung Sinabung, pihaknya terus mengimbau masyarakat tidak memasuki zona bahaya yang sudah ditetapkan pihak PVMBG.
Warga yang masih bertahan di camp-camp pengungsian berjumlah 9.319 jiwa (2.590 KK). Mereka ditempatkan di sembilan titik posko terpisah.
"Untuk yang masih berada di posko pengungsian kita tetap pantau dan pasok logistik mereka. Begitu juga dengan antar jemput anak sekolah dan keperluan-keperluan di posko pengungsian."
Berdasarkan data yang dihimpun KORAN SINDO MEDAN dari Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Rabu (6/1/2016), hingga pukul 17.00 WIB tercatat dua kali erupsi disertai guguran lava.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 08.23 WIB dengan ketinggian kolom debu vulkanik setinggi 2 kilometer (km), amplitudo maksimal 80 milimeter (mm), dengan durasi 187 detik. Sementara, lontaran debu vulkanik dengan asap tebal kelabu, bergerak perlahan ke arah barat-barat daya seiring pergerakan arah angin.
Teramati juga guguran lava sejauh 1-1,5 km ke arah tenggara-timur.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 14.20 WIB dengan ketinggian kolom 1 km, amplitudo maksimal 24 mm, dengan durasi 169 detik. Kolom debu juga bergerak perlahan ke arah barat-barat daya.
Akibatnya, sejumlah desa yang berada di wilayah barat gunung meliputi Kecamatan Payung dan Tiganderket dihujani material debu vulkanik.
Kepala PPGA Sinabung Armen Putra ketika ditemui mengatakan, saat ini aktivitas erupsi Gunung Sinabung lebih intensif terjadi daripada awan panas guguran. Menurutnya, hal tersebut disebabkan pertumbuhan kubah lava tidak sebesar bulan-bulan sebelumnya. Kubah lava dapat menggantung hingga 3 juta kubik di puncak kawah dan memicu terjadinya awan panas guguran.
"Pertumbuhan kubah lava masih terjadi, namun tidak sebesar yang dulu. Melihat sekarang ini kemungkinan kenaikan magmanya tidak terlalu banyak. Namun, tekanan gas yang ada di dalam masih tergolong tinggi, sehingga gas yang telah menumpuk di dalam akhirnya memicu terjadinya erupsi. Namun, potensi untuk terjadi awan panas masih ada," ungkap Armen.
Dia menambahkan, erupsi yang belakangan terjadi dengan ketinggian kolom debu mencapai 1-2 km juga masih berpotensi terjadi dengan ketinggian kolom yang lebih tinggi. Hal itu disebabkan volume kandungan gas yang terdapat di dalam perut gunung tidak dapat diprediksi.
"Di saat aktivitas erupsi dan awan panas tidak ada ataupun kondisi gunungnya tenang, kita juga tetap memantau perkembangan dari peralatan yang ada. Sebab bisa saja kondisi gunung yang tenang itu di dalamnya sedang menyimpan energi untuk dilepaskan."
Lanjut Armen, status Gunung Sinabung masih tetap pada status Awas (Level IV) yakni masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak diperkenankan mendaki dan melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dan 5 km untuk sektor tenggara Gunung Sinabung. Sebab, daerah itu merupakan bukaan lembah aliran lava dan awan panas.
Selanjutnya, masyarakat radius 7 km sektor selatan-tenggara, yang tinggal di Pasar Pinter Guru Kinayan-Simpang Sibintun/Perjuman Batukejan, Jembatan Lau Benuken Tiga Pancur, Desa Tiga Pancur-Perjumaan Tigabogor, Desa Pintu Mbesi agar dievakuasi ke lokasi aman. Karena, sektor tersebut juga merupakan bukaan aliran lava dan awan panas.
Apabila luncuran awan panas ataupun erupsi menunjukkan peningkatan frekuensi kejadian atau adanya peningkatan awan panas ke sektor selatan-tenggara gunung, segera dilakukan penutupan ruas jalan mulai dari Jalan Raya Simpang Gurukinayan-Simpang Sibintun-Jembatan Lau Benuken Tiga Pancur-Ojolali, dan Tiga Pancur-Simpang Beganding, serta Simpang Beganding-Tigabogor.
Selain itu, dalam rekomendasinya PVMBG juga menyatakan, apabila terjadi rentetan kejadian awan panas yang berpotensi diikuti erupsi eksplosif (letusan), masyarakat di Desa Jeraya, Mardinding, Sukanalu, Sigarang-garang, Kutagugung, dan Lau Kawar, agar dievakuasi sementara ke tempat yang aman.
Termasuk masyarakat yang tinggal di luar radius 3 km dari kawah Gunung Sinabung namun berada di depan bukaan kawah di antaranya Desa Gurukinayan, Kuta Tonggal, Berastepu, Gamber, dan Dusun Sibintun, juga dipindahkan sementara ke wilayah yang aman, agar terhindar dari ancaman guguran lava dan awan panas.
"Sinabung ini masih tinggi, namun sifat ancamannya sudah agak berkurang dari bulan-bulan yang lalu. Memang ada penurunan aktivitas, tetapi apakah penurunan ini akan turun terus atau turun dan naik lagi aktivitasnya. Namun, kategori gunung api ini masih tinggi, karena masih ditandai dengan erupsi."
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo Matius Sembiring mengatakan, seiring dengan aktivitas erupsi Gunung Sinabung, pihaknya terus mengimbau masyarakat tidak memasuki zona bahaya yang sudah ditetapkan pihak PVMBG.
Warga yang masih bertahan di camp-camp pengungsian berjumlah 9.319 jiwa (2.590 KK). Mereka ditempatkan di sembilan titik posko terpisah.
"Untuk yang masih berada di posko pengungsian kita tetap pantau dan pasok logistik mereka. Begitu juga dengan antar jemput anak sekolah dan keperluan-keperluan di posko pengungsian."
(zik)