Gudang Gabah Milik Warga Terbakar
A
A
A
PANGANDARAN - Gudang gabah atau lumbung padi milik Supid (70), warga Dusun Cipari RT 04/02 Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih hangus terbakar. Kebakaran tersebut terjadi saat Supid hendak memanen madu lebah yang terdapat di lumbung padi.
"Kebiasaan warga di sini saat mau mengambil madu lebah yang menyarang di lumbung padi memakai api yang sudah disiapkan menggunakan ikatan daun kelapa kering," kata Supid Minggu, (27/12/2015).
Namun, saat mengusir lebah disarang madu, api tiba-tiba angin berhembus kencang sehingga merambah pada bagian pinggir bangunan lumbung padi yang terbuat dari papan kayu albasiah.
"Api merambah dengan cepat dan langsung membakar padi yang berada dalam lumbung," tambahnya.
Masih dikatakan Supid, lokasi lumbung yang berukuran 4x2 meter tersebut hanya memiliki satu pintu dengan ukuran 1x1 meter, sehingga saat api merambah kencang dan membakar padi Supid merasa panik, dan mencari jalan untuk keluar lumbung.
"Masih beruntung saya tidak ikut terbakar, walau pun beberapa saat mengalami syok karena hampir tergulung api di dalam lumbung," jelasnya.
Sementara Camat Sidamulih Erik Krisna Yudha, saat meninjau lokasi kebakaran mengatakan, Kecamatan Sidamulih merupakan salah satu daerah yang warganya masih memiliki tradisi menyimpan padi dalam lumbung.
"Dari sekian banyak lokasi lumbung padi masyarakat biasa dijadikan tempat bersarang lembah, setelah diprediksi lebah tersebut bermadu warga biasanya memanen dengan cara mengusir lembah terlebih dahulu menggunakan api," kata Erik.
Erik menghimbau kepada masyarakat yang hendak memanen madu lebah lebih berhati-hati jangan sampai terjadi kejadian serupa, karena selain kerugian kehilangan gabah padi, cara tersebut juga bisa mengancam keselamatan dan nyawa.
"Dari kejadian tersebut tidak ada korban jiwa, namun kerugian mencapai puluhan juta karena isi gabah padi yang disimpan dilumbung padi seluruhnya terbakar," pungkasnya.
"Kebiasaan warga di sini saat mau mengambil madu lebah yang menyarang di lumbung padi memakai api yang sudah disiapkan menggunakan ikatan daun kelapa kering," kata Supid Minggu, (27/12/2015).
Namun, saat mengusir lebah disarang madu, api tiba-tiba angin berhembus kencang sehingga merambah pada bagian pinggir bangunan lumbung padi yang terbuat dari papan kayu albasiah.
"Api merambah dengan cepat dan langsung membakar padi yang berada dalam lumbung," tambahnya.
Masih dikatakan Supid, lokasi lumbung yang berukuran 4x2 meter tersebut hanya memiliki satu pintu dengan ukuran 1x1 meter, sehingga saat api merambah kencang dan membakar padi Supid merasa panik, dan mencari jalan untuk keluar lumbung.
"Masih beruntung saya tidak ikut terbakar, walau pun beberapa saat mengalami syok karena hampir tergulung api di dalam lumbung," jelasnya.
Sementara Camat Sidamulih Erik Krisna Yudha, saat meninjau lokasi kebakaran mengatakan, Kecamatan Sidamulih merupakan salah satu daerah yang warganya masih memiliki tradisi menyimpan padi dalam lumbung.
"Dari sekian banyak lokasi lumbung padi masyarakat biasa dijadikan tempat bersarang lembah, setelah diprediksi lebah tersebut bermadu warga biasanya memanen dengan cara mengusir lembah terlebih dahulu menggunakan api," kata Erik.
Erik menghimbau kepada masyarakat yang hendak memanen madu lebah lebih berhati-hati jangan sampai terjadi kejadian serupa, karena selain kerugian kehilangan gabah padi, cara tersebut juga bisa mengancam keselamatan dan nyawa.
"Dari kejadian tersebut tidak ada korban jiwa, namun kerugian mencapai puluhan juta karena isi gabah padi yang disimpan dilumbung padi seluruhnya terbakar," pungkasnya.
(nag)