Reklamasi Pelabuhan Cirebon, Kemenhub Didesak Percepat Proses
A
A
A
CIREBON - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) didesak melakukan percepatan proses reklamasi Pelabuhan Cirebon.
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pelabuhan Cirebon mengklaim telah menyiapkan dana sekitar Rp2 triliun.
Manajer Operasional PT Pelindo II Cirebon Yossianis Marciano mengungkapkan, saat ini proses reklamasi Pelabuhan Cirebon ada di tangan Kemenhub.
Rencananya, reklamasi siap dilaksanakan mulai 2016 dan akan menjadikan Pelabuhan Cirebon sebagai pelabuhan internasional.
"Direksi (Pelindo) sudah siap melaksanakan mulai 2016. Kami harapkan percepatan proses pengkajian master plan yang saat ini ada di Kemenhub," terangnya.
Reklamasi pelabuhan, diyakinkannya, bukan sebagai pengganti Pelabuhan Cilamaya di Karawang.
Kelak, Pelabuhan Cirebon sebagai pelabuhan multipurpose yang kegiatannya meliputi pengiriman bahan curah kering, general cargo, bahan baku, dan muatan barang-barang curah, layaknya Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung Emas di Semarang
Secara finansial, pihaknya memastikan telah siap. Setidaknya Rp2 triliun telah dialokasikan untuk infrastruktur yang direncanakan dalam proses reklamasi.
Untuk tahap awal, proses reklamasi akan dilakukan mulai 2016 hingga 2018 dengan perluasan pantai sekitar 50 hektar dari luas pelabuhan sekarang yang hanya 47 hektar.
Selain itu akan dibangun pula dermaga sepanjang 300x700 meter. "Pada tahap dua yang direncanakan mulai 2020, akan diperluas lagi 150 hektar," ujarnya.
Dia mengatakan, saat ini pemerintah pusat melalui Kemenhub tengah melakukan feasibility study (FS) atau kajian kelayakan dari pengembangan suatu pelabuhan. Pihaknya tinggal menanti persetujuan Kemenhub atas masterplan yang diajukan Pelindo II Cirebon.
Pihaknya pun telah menyiapkan perizinan amdal dan sebagainya, yang baru bisa diterbitkan setelah masterplan reklamasi pelabuhan disetujui Kemenhub. Menurutnya, tren pengiriman logistik melalui kapal laut makin besar.
"Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Emas tak lagi mampu menampung bahan-bahan curah. Makanya, Pelabuhan Cirebon diproyeksikan sebagai penunjang logistik barang-barang curah seperti minyak sawit," katanya.
Dia meyakinkan, reklamasi akan berdampak banyak bagi masyarakat maupun Pemerintah Kota Cirebon. Cirebon sendiri dinilai strategis sebagai pelabuhan yang menopang bongkar muat batu bara untuk membantu Pelabuhan Tanjung Priok.
Sementara itu, Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis menjanjikan dukungan dalam pengembangan Pelabuhan Cirebon menjadi pelabuhan internasional.
Dia pun meyakini, berkembangnya pelabuhan akan berdampak positif besar bagi pertumbuhan Kota Cirebon.
"Pemkot akan all out membantu dan mendukung pengembangan Pelabuhan Cirebon menjadi pelabuhan internasional," janjinya.
Namun dia mengakui ekses negatif akan menyertai pengembangan pelabuhan. Hanya saja, dia memastikan manfaatnya akan lebih besar.
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pelabuhan Cirebon mengklaim telah menyiapkan dana sekitar Rp2 triliun.
Manajer Operasional PT Pelindo II Cirebon Yossianis Marciano mengungkapkan, saat ini proses reklamasi Pelabuhan Cirebon ada di tangan Kemenhub.
Rencananya, reklamasi siap dilaksanakan mulai 2016 dan akan menjadikan Pelabuhan Cirebon sebagai pelabuhan internasional.
"Direksi (Pelindo) sudah siap melaksanakan mulai 2016. Kami harapkan percepatan proses pengkajian master plan yang saat ini ada di Kemenhub," terangnya.
Reklamasi pelabuhan, diyakinkannya, bukan sebagai pengganti Pelabuhan Cilamaya di Karawang.
Kelak, Pelabuhan Cirebon sebagai pelabuhan multipurpose yang kegiatannya meliputi pengiriman bahan curah kering, general cargo, bahan baku, dan muatan barang-barang curah, layaknya Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung Emas di Semarang
Secara finansial, pihaknya memastikan telah siap. Setidaknya Rp2 triliun telah dialokasikan untuk infrastruktur yang direncanakan dalam proses reklamasi.
Untuk tahap awal, proses reklamasi akan dilakukan mulai 2016 hingga 2018 dengan perluasan pantai sekitar 50 hektar dari luas pelabuhan sekarang yang hanya 47 hektar.
Selain itu akan dibangun pula dermaga sepanjang 300x700 meter. "Pada tahap dua yang direncanakan mulai 2020, akan diperluas lagi 150 hektar," ujarnya.
Dia mengatakan, saat ini pemerintah pusat melalui Kemenhub tengah melakukan feasibility study (FS) atau kajian kelayakan dari pengembangan suatu pelabuhan. Pihaknya tinggal menanti persetujuan Kemenhub atas masterplan yang diajukan Pelindo II Cirebon.
Pihaknya pun telah menyiapkan perizinan amdal dan sebagainya, yang baru bisa diterbitkan setelah masterplan reklamasi pelabuhan disetujui Kemenhub. Menurutnya, tren pengiriman logistik melalui kapal laut makin besar.
"Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Emas tak lagi mampu menampung bahan-bahan curah. Makanya, Pelabuhan Cirebon diproyeksikan sebagai penunjang logistik barang-barang curah seperti minyak sawit," katanya.
Dia meyakinkan, reklamasi akan berdampak banyak bagi masyarakat maupun Pemerintah Kota Cirebon. Cirebon sendiri dinilai strategis sebagai pelabuhan yang menopang bongkar muat batu bara untuk membantu Pelabuhan Tanjung Priok.
Sementara itu, Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis menjanjikan dukungan dalam pengembangan Pelabuhan Cirebon menjadi pelabuhan internasional.
Dia pun meyakini, berkembangnya pelabuhan akan berdampak positif besar bagi pertumbuhan Kota Cirebon.
"Pemkot akan all out membantu dan mendukung pengembangan Pelabuhan Cirebon menjadi pelabuhan internasional," janjinya.
Namun dia mengakui ekses negatif akan menyertai pengembangan pelabuhan. Hanya saja, dia memastikan manfaatnya akan lebih besar.
(nag)