Ribuan Jemaat Khidmat Memohon Kedamaian Keluarga
A
A
A
BANDUNG - Ribuan jemaat Katolik, memadati Katedral Santo Petrus di jalan Jawa, Jumat(25/12/2015) pagi. Dengan khidmat, mereka menyimak misa yang dipimpin oleh Pastor Keuskupan Eddy Putranto OSC.
Dalam ceramahnya, Eddy memaparkan tema Natal kali ini berkaitan dengan belas kasih dan kemurahan hati. Tema ini merupakan tema yang dicanangkan oleh keuskupan di Vatikan.
Selain itu, tahun ini pun menjadi tahun ketahanan keluarga. Menurutnya, tantangan keluarga saat ini semakin besar.
Keluarga menjadi semakin mudah terpecah. Untuk itu, dengan adanya momentum perayaan Natal kali ini, ia berharap bagaimana merawat keluarga, mempersiapkan keluarga lebih kuat dalam menyongsong kehidupan.
"Ini adalah momentum yang tepat, untuk kembali menguatkan keberadaan keluarga dan menghadirkan belas kasih antar sesama," ujarnya usai memimpin Misa Natal.
Hal senada pun diungkapkan oleh Pastor Katedral Santo Petrus, Leo Van Berdeen. Natal kali ini menjadi momentum agar sebagai sesama manusia bisa menjadi penolong bagi yang lainnya.
Ia menekankan, kedamaian dalam kehidupan hanya akan bisa digapai jika sesama manusia bisa saling menghargai dan saling bermurah hati dengan memberikan pertolongan.
Dalam menciptakan kehidupan yang damai, kata Leo, manusia haruslah berdamai dengan dirinya sendiri.
Diakuinya, masih banyak orang yang tidak menerima kondisi dirinya dengan ikhlas, masih memiliki hati yang iri, dan sombong.
Untuk itu berdamai dengan diri sendiri adalah hal mutlak yang harus dilakukan. Tak hanya itu, damai dengan menerima keberadaan Tuhan dalam kehidupan, menjadi pegangan manusia agar tetap berbuat kebaikan.
"Dan damai dalam keluarga, menjadi perhatian khusus saat ini. Tidak dipungkiri masih banyak keluarga yang ketahanan keluarganyanya minim. Antara ibu dan bapak tidak berkomunikasi, anak merasa terlantarkan, dan lain sebagainya," paparnya.
Ia pun berharap, kedamaian tercipta juga di negara Indonesia. Sebagai negara yang besar, gap antara si kaya dan si miskin terbentang jauh. Di sinilah ketidakmungkinan damai tercipta.
Pasalnya, gap ini kerap menjadi ruang tersembunyi untuk saling menindas. Untuk itu, di momentum Natal kali ini, pihaknya meyakini, dengan menggelorakan kembali rasa kemurahan hati dan menebar kasih, gap tersebut sedikitnya bisa berkurang.
"Penindasan sesama dan korupsi yang ada di negeri ini, tidak akan pernah menciptakan kedamaian. Untuk itu, kembalilah ke jalan Tuhan, dan jadilah penolong bagi sesama," pungkas Leo.
Sementara itu, Staf Sekretariat Katedral Santo Petrus, Anggiat Sianturi mengatakan, misa akan dilakukan empat sampai lima kali dalam sehari.
Rata-rata, ada 1000 jemaat yang memadati katedral Santo Petrus setiap misa-nya. Namun lonjakan jemaat terjadi pada saat misa tanggal 24 Desember 2015 pada pukul 18:00 WIB.
"Saat itu jemaat yang hadir bahkan mencapai 2000 orang lebih. Sedangkan untuk misa-mosa selanjutnya, rata-rata jumlahnya sesuai dengan kapasitas katedral, 800-1000 orang," jelasnya.
Ia menyebutkan, misa Agung, syukur tutup tahun pun akan diselenggarakan pada 31 Desember 2015 pada pukul 17.30 WIB. Dan pada tanggal 1 Januari 2016 akan dilakukan misa Agung dalam rangka Hari Raya Santa Maria.
Dalam ceramahnya, Eddy memaparkan tema Natal kali ini berkaitan dengan belas kasih dan kemurahan hati. Tema ini merupakan tema yang dicanangkan oleh keuskupan di Vatikan.
Selain itu, tahun ini pun menjadi tahun ketahanan keluarga. Menurutnya, tantangan keluarga saat ini semakin besar.
Keluarga menjadi semakin mudah terpecah. Untuk itu, dengan adanya momentum perayaan Natal kali ini, ia berharap bagaimana merawat keluarga, mempersiapkan keluarga lebih kuat dalam menyongsong kehidupan.
"Ini adalah momentum yang tepat, untuk kembali menguatkan keberadaan keluarga dan menghadirkan belas kasih antar sesama," ujarnya usai memimpin Misa Natal.
Hal senada pun diungkapkan oleh Pastor Katedral Santo Petrus, Leo Van Berdeen. Natal kali ini menjadi momentum agar sebagai sesama manusia bisa menjadi penolong bagi yang lainnya.
Ia menekankan, kedamaian dalam kehidupan hanya akan bisa digapai jika sesama manusia bisa saling menghargai dan saling bermurah hati dengan memberikan pertolongan.
Dalam menciptakan kehidupan yang damai, kata Leo, manusia haruslah berdamai dengan dirinya sendiri.
Diakuinya, masih banyak orang yang tidak menerima kondisi dirinya dengan ikhlas, masih memiliki hati yang iri, dan sombong.
Untuk itu berdamai dengan diri sendiri adalah hal mutlak yang harus dilakukan. Tak hanya itu, damai dengan menerima keberadaan Tuhan dalam kehidupan, menjadi pegangan manusia agar tetap berbuat kebaikan.
"Dan damai dalam keluarga, menjadi perhatian khusus saat ini. Tidak dipungkiri masih banyak keluarga yang ketahanan keluarganyanya minim. Antara ibu dan bapak tidak berkomunikasi, anak merasa terlantarkan, dan lain sebagainya," paparnya.
Ia pun berharap, kedamaian tercipta juga di negara Indonesia. Sebagai negara yang besar, gap antara si kaya dan si miskin terbentang jauh. Di sinilah ketidakmungkinan damai tercipta.
Pasalnya, gap ini kerap menjadi ruang tersembunyi untuk saling menindas. Untuk itu, di momentum Natal kali ini, pihaknya meyakini, dengan menggelorakan kembali rasa kemurahan hati dan menebar kasih, gap tersebut sedikitnya bisa berkurang.
"Penindasan sesama dan korupsi yang ada di negeri ini, tidak akan pernah menciptakan kedamaian. Untuk itu, kembalilah ke jalan Tuhan, dan jadilah penolong bagi sesama," pungkas Leo.
Sementara itu, Staf Sekretariat Katedral Santo Petrus, Anggiat Sianturi mengatakan, misa akan dilakukan empat sampai lima kali dalam sehari.
Rata-rata, ada 1000 jemaat yang memadati katedral Santo Petrus setiap misa-nya. Namun lonjakan jemaat terjadi pada saat misa tanggal 24 Desember 2015 pada pukul 18:00 WIB.
"Saat itu jemaat yang hadir bahkan mencapai 2000 orang lebih. Sedangkan untuk misa-mosa selanjutnya, rata-rata jumlahnya sesuai dengan kapasitas katedral, 800-1000 orang," jelasnya.
Ia menyebutkan, misa Agung, syukur tutup tahun pun akan diselenggarakan pada 31 Desember 2015 pada pukul 17.30 WIB. Dan pada tanggal 1 Januari 2016 akan dilakukan misa Agung dalam rangka Hari Raya Santa Maria.
(nag)