Dugaan Tewasnya Ketua Perindo Medan Johor akibat Dianiaya Menguat
A
A
A
MEDAN - Kasus meninggalnya, kader Perindo Medan Johor Gidion Ginting dinilai banyak kejanggalan karena diduga kuat akibat dianiaya.
Karena saat di Rumah Sakit Bhayangkara Polri, pada jasad korban yang berada di ruang mayat terlihat sejumlah bagian tubuhnya mengalami perubahan warna.
Di bagian perut sebelah kiri hingga ke bagian bahu terlihat berwarna merah, sementara di bagian betis sebelah kiri dan selangkangan juga terdapat warnah merah.
Selain itu terlihat sejumlah kader Perindo Medan dan Sumut menunggu hasil autopsi. Tidak hanya kader Perindo, keluarga korban juga berada di rumah sakit menunggu hasil pemeriksaan tim medis, apa sebenarnya penyebab meninggalnya, almarhum Gidion Ginting yang dikenal luwes di Partai Perindo ini.
Di Rumah Sakit Bhayangkara, adik ipar korban, Arison Sembiring mengatakan, saat diperiksa bersama lima orang petugas sekuriti di Polresta Medan dia sempat mendengar keterangan salah seorang sekuriti.
Dalam keterangan sekuriti tersebut kepada penyidik mengatakan bahwa mereka disuruh oknum polisi untuk menarik paksa korban ke pos jaga.
"Pas aku datang bersamaan dengan lima orang sekuriti di ruang penyidik, salah satu sekuriti bernama Suratno bilang kalau mereka disuruh oleh oknum polisi. Saya dan lima sekuriti kemarin diperiksa masih sebagai saksi. Sesudah kejadian aku sempat ditelepon oleh almarhum. Tapi aku enggak bisa hadir. Ya harapan kita agar oknum polisi itu ditindak tegas," ujar Arison, Sabtu (18/12/2015).
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Bhayangkara AKBP Farid Alamsyah ketika dikonfirmasi belum bisa menyimpulkan apa sebenarnya penyebab kematian korban.
"Hasil sementara memang enggak ada tanda-tanda kekerasan. Kita perlu memeriksa bagian organ dalam tubuh korban. Pemeriksaan dalam (patologi) perlu memakan waktu dua pekan lebih," beber AKBP Farid Alamsyah.
Karena saat di Rumah Sakit Bhayangkara Polri, pada jasad korban yang berada di ruang mayat terlihat sejumlah bagian tubuhnya mengalami perubahan warna.
Di bagian perut sebelah kiri hingga ke bagian bahu terlihat berwarna merah, sementara di bagian betis sebelah kiri dan selangkangan juga terdapat warnah merah.
Selain itu terlihat sejumlah kader Perindo Medan dan Sumut menunggu hasil autopsi. Tidak hanya kader Perindo, keluarga korban juga berada di rumah sakit menunggu hasil pemeriksaan tim medis, apa sebenarnya penyebab meninggalnya, almarhum Gidion Ginting yang dikenal luwes di Partai Perindo ini.
Di Rumah Sakit Bhayangkara, adik ipar korban, Arison Sembiring mengatakan, saat diperiksa bersama lima orang petugas sekuriti di Polresta Medan dia sempat mendengar keterangan salah seorang sekuriti.
Dalam keterangan sekuriti tersebut kepada penyidik mengatakan bahwa mereka disuruh oknum polisi untuk menarik paksa korban ke pos jaga.
"Pas aku datang bersamaan dengan lima orang sekuriti di ruang penyidik, salah satu sekuriti bernama Suratno bilang kalau mereka disuruh oleh oknum polisi. Saya dan lima sekuriti kemarin diperiksa masih sebagai saksi. Sesudah kejadian aku sempat ditelepon oleh almarhum. Tapi aku enggak bisa hadir. Ya harapan kita agar oknum polisi itu ditindak tegas," ujar Arison, Sabtu (18/12/2015).
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Bhayangkara AKBP Farid Alamsyah ketika dikonfirmasi belum bisa menyimpulkan apa sebenarnya penyebab kematian korban.
"Hasil sementara memang enggak ada tanda-tanda kekerasan. Kita perlu memeriksa bagian organ dalam tubuh korban. Pemeriksaan dalam (patologi) perlu memakan waktu dua pekan lebih," beber AKBP Farid Alamsyah.
(sms)