Pelajar di Bima Mengaku Dikeroyok Polisi
A
A
A
BIMA - Seorang pelajar madrasah aliyah di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, UI (16), mengaku dikeroyok belasan polisi yang sedang menggelar razia di wilayah perbatasan pada Kamis (17/12/2015) pagi.
Akibat pengeroyokan ini, pelajar tersebut mengalami sejumlah luka serius di bagian dada. Tak hanya itu, baju sekolah korban juga terlihat robek dan bahkan kancingnya banyak terlepas akibat ditarik paksa dari atas kendaraannya.
Seusai dikeroyok, korban didampingi pihak keluarga langsung melaporkan kejadian tersebut di Mapolres Kota Bima. Di hadapan penyidik setempat, UI menjelaskan dirinya dikeroyok dan dipukul dengan menggunakan senjata laras panjang oleh belasan anggota polisi yang tengah menggelar razia di wilayah perbatasan Kota-Kabupaten Bima.
Menurut korban, kejadian kekerasan ini berawal saat dirinya hendak pulang ke rumah di Desa Sakuru, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, seusai melaksanakan ujian semester di sekolahnya.
Namun, di tengah jalan, UI yang mengendarai sepeda motor, kaget melihat polisi sedang menggelar razia. Lantaran takut tertangkap karena tak memakai helm, ia pun hendak berbalik arah. Namun, tiba-tiba belasan polisi menghampiri dan memukulinya hingga babak belur.
"Pas saya mau balik arah motor, tiba-tiba datang anggota polisi sekitar 12 orang. Mereka langsung mengeroyok saya dan bahkan sebagian memukul dengan senjata laras panjang," katanya saat diwawancarai di kantor polisi, Kamis (17/12/2015).
Kabag Ops Polres Kota Bima Kompol Moendra kini tengah berkoordinasi dengan Polres Kabupaten Bima untuk memastikan kejadian tersebut. "Saya coba koordinasikan dengan Polres Kabupaten Bima dulu," ujarnya singkat.
Akibat pengeroyokan ini, pelajar tersebut mengalami sejumlah luka serius di bagian dada. Tak hanya itu, baju sekolah korban juga terlihat robek dan bahkan kancingnya banyak terlepas akibat ditarik paksa dari atas kendaraannya.
Seusai dikeroyok, korban didampingi pihak keluarga langsung melaporkan kejadian tersebut di Mapolres Kota Bima. Di hadapan penyidik setempat, UI menjelaskan dirinya dikeroyok dan dipukul dengan menggunakan senjata laras panjang oleh belasan anggota polisi yang tengah menggelar razia di wilayah perbatasan Kota-Kabupaten Bima.
Menurut korban, kejadian kekerasan ini berawal saat dirinya hendak pulang ke rumah di Desa Sakuru, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, seusai melaksanakan ujian semester di sekolahnya.
Namun, di tengah jalan, UI yang mengendarai sepeda motor, kaget melihat polisi sedang menggelar razia. Lantaran takut tertangkap karena tak memakai helm, ia pun hendak berbalik arah. Namun, tiba-tiba belasan polisi menghampiri dan memukulinya hingga babak belur.
"Pas saya mau balik arah motor, tiba-tiba datang anggota polisi sekitar 12 orang. Mereka langsung mengeroyok saya dan bahkan sebagian memukul dengan senjata laras panjang," katanya saat diwawancarai di kantor polisi, Kamis (17/12/2015).
Kabag Ops Polres Kota Bima Kompol Moendra kini tengah berkoordinasi dengan Polres Kabupaten Bima untuk memastikan kejadian tersebut. "Saya coba koordinasikan dengan Polres Kabupaten Bima dulu," ujarnya singkat.
(zik)