Bincang-bincang dengan Kusdinar Untung Yuni Sukowati
A
A
A
SRAGEN - Sebagian warga Sragen pasti tidak asing dengan sosok Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Wanita yang akrab disapa Yuni ini adalah calon Bupati Sragen yang meraup suara terbanyak dalam Pilkada 9 Desember 2015.
Putri mantan Bupati Sragen Untung Wiyono ini mengalahkan incumbent Agus Fatchurachman dengan selisih sekitar 15.000 suara. Dia juga mengungguli Sugiyamto calon yang diusung oleh PDIP, tepat di kandang banteng.
Kemenangan yang didapatkan oleh Yuni bukanlah sebuah kebetulan. Akan tetapi telah melalui proses panjang selama bertahun-tahun. Wanita yang berprofesi sebagai dokter itu mengawali karir politiknya pada tahun 2009.
Ketika itu, ibu tiga anak tersebut maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sragen daerah pemilihan empat yang meliputi Sumberlawang, Tanon, dan Miri melalui PDIP.
Gayung pun bersambut. Kala itu Yuni mampu meraup sekitar 19.000 suara dalam Pemilu Legsilatif. Bahkan dia terpilih sebagai Ketua DPRD Sragen untuk periode lima tahun mendatang.
Namun di perjalannya, pada tahun 2011, dia mencalonkan diri sebagai Bupati Sragen usai masa kepemimpinan sang ayah habis.
Maju dari PDIP, Yuni kala itu mampu meraup lebih dari 280.000 suara. Namun saat itu hal itu Yuni belum memenangkan Pilkada 2011. Dirinya masih kalah dari Agus Fatchurahman dengan selisih sekitar 4% suara.
Padahal kala itu Yuni sudah mengundurkan diri sebagai Ketua DPRD sekaligus Anggota DPRD.
“Saya dahulu berfikir, kalau kalah ya sudah nanti bekerja lagi sebagai dokter dan ternyata benar, bagitu kalah saat itu saya langsung mengelola RS Amal Sehat Sragen dan bertindak sebagai direktur,” ucapnya.
Setelah tiga tahun berjalan, masyarakat dan pendukung meminta dirinya kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Sragen. Kala itu, dia mencoba meminta rekomendasi dari partai berlambang banteng itu, mengingat dia dibesarkan dari sana.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, terlihat gelagat yang tidak enak di internal partai dan membuat dia keluar untuk mencari dukungan dari partai lain.
Istri dari Dokter Akbar Zulkifli Oesman itu kemudian bergabung dengan Partai Gerindra untuk maju di Pilkada 2015. Untuk memperkuat suara, dia kemudian menggaet Deddy Endriyanto dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai wakilnya.
Dia juga kembali merangkul pendukungnya pada masa Pemilu 2009 dan Pilkada 2011 yang lalu untuk semakin mengkokohkan barisan. Berkat dukungan masyarakat yang besar, akhirnya pasangan itu sukses dalam Pilkada 2015 ini.
Kesuksesan itu, kata Yuni merupakan hasil kerja keras dia dan tim yang meliputi kader dan relawan. Menurutnya relawan bekerja secara penuh dalam pilkada kali ini. Bahkan mereka juga ada yang rela tidak dibayar.
“Relawan kita itu sangat kuat, mereka mau tombok dengan dana pribadi mereka saat ada kegiatan atau kampanye berlangsung. Ini semua karena mereka sudah butuh perubahan di Sragen," terang wanita kelahiran 23 Juni 1974 tersebut.
Meski sudah memenangkan pilkada, saat ini dia mengaku masih mencintai profesinya sebagai dokter. Bahkan ibu dari Putri Humaira Akbar itu juga akan terus membantu mengobati orang sakit.
Bagi dia, profesi dokter itu merupakan panggilan dan bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun.
Sementara itu, Dedy menambahkan kemenangan itu juga didapatkan berkat dukungan dari berbagai elemen masyarakat dan organisasi keagamaan yang ada di Sragen. berbagai organisasi yang ada, kata dia ikut andil memberikan dukungan.
Sembari menunggu penetapan dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sragen dan pelantikan yang akan dilakukan pemerintah, pasangan itu saat ini tengah menyiapkan strategi.
Ketika mulai menjabat, pembangunan fisik menjadi fokus utama mengingat kondisi yang ada sudah sangat memprihatinkan. Akan tetapi dia juga tidak lupa untuk membangun perekonomian dan juga mental masyarakat.
Putri mantan Bupati Sragen Untung Wiyono ini mengalahkan incumbent Agus Fatchurachman dengan selisih sekitar 15.000 suara. Dia juga mengungguli Sugiyamto calon yang diusung oleh PDIP, tepat di kandang banteng.
Kemenangan yang didapatkan oleh Yuni bukanlah sebuah kebetulan. Akan tetapi telah melalui proses panjang selama bertahun-tahun. Wanita yang berprofesi sebagai dokter itu mengawali karir politiknya pada tahun 2009.
Ketika itu, ibu tiga anak tersebut maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sragen daerah pemilihan empat yang meliputi Sumberlawang, Tanon, dan Miri melalui PDIP.
Gayung pun bersambut. Kala itu Yuni mampu meraup sekitar 19.000 suara dalam Pemilu Legsilatif. Bahkan dia terpilih sebagai Ketua DPRD Sragen untuk periode lima tahun mendatang.
Namun di perjalannya, pada tahun 2011, dia mencalonkan diri sebagai Bupati Sragen usai masa kepemimpinan sang ayah habis.
Maju dari PDIP, Yuni kala itu mampu meraup lebih dari 280.000 suara. Namun saat itu hal itu Yuni belum memenangkan Pilkada 2011. Dirinya masih kalah dari Agus Fatchurahman dengan selisih sekitar 4% suara.
Padahal kala itu Yuni sudah mengundurkan diri sebagai Ketua DPRD sekaligus Anggota DPRD.
“Saya dahulu berfikir, kalau kalah ya sudah nanti bekerja lagi sebagai dokter dan ternyata benar, bagitu kalah saat itu saya langsung mengelola RS Amal Sehat Sragen dan bertindak sebagai direktur,” ucapnya.
Setelah tiga tahun berjalan, masyarakat dan pendukung meminta dirinya kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Sragen. Kala itu, dia mencoba meminta rekomendasi dari partai berlambang banteng itu, mengingat dia dibesarkan dari sana.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, terlihat gelagat yang tidak enak di internal partai dan membuat dia keluar untuk mencari dukungan dari partai lain.
Istri dari Dokter Akbar Zulkifli Oesman itu kemudian bergabung dengan Partai Gerindra untuk maju di Pilkada 2015. Untuk memperkuat suara, dia kemudian menggaet Deddy Endriyanto dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai wakilnya.
Dia juga kembali merangkul pendukungnya pada masa Pemilu 2009 dan Pilkada 2011 yang lalu untuk semakin mengkokohkan barisan. Berkat dukungan masyarakat yang besar, akhirnya pasangan itu sukses dalam Pilkada 2015 ini.
Kesuksesan itu, kata Yuni merupakan hasil kerja keras dia dan tim yang meliputi kader dan relawan. Menurutnya relawan bekerja secara penuh dalam pilkada kali ini. Bahkan mereka juga ada yang rela tidak dibayar.
“Relawan kita itu sangat kuat, mereka mau tombok dengan dana pribadi mereka saat ada kegiatan atau kampanye berlangsung. Ini semua karena mereka sudah butuh perubahan di Sragen," terang wanita kelahiran 23 Juni 1974 tersebut.
Meski sudah memenangkan pilkada, saat ini dia mengaku masih mencintai profesinya sebagai dokter. Bahkan ibu dari Putri Humaira Akbar itu juga akan terus membantu mengobati orang sakit.
Bagi dia, profesi dokter itu merupakan panggilan dan bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun.
Sementara itu, Dedy menambahkan kemenangan itu juga didapatkan berkat dukungan dari berbagai elemen masyarakat dan organisasi keagamaan yang ada di Sragen. berbagai organisasi yang ada, kata dia ikut andil memberikan dukungan.
Sembari menunggu penetapan dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sragen dan pelantikan yang akan dilakukan pemerintah, pasangan itu saat ini tengah menyiapkan strategi.
Ketika mulai menjabat, pembangunan fisik menjadi fokus utama mengingat kondisi yang ada sudah sangat memprihatinkan. Akan tetapi dia juga tidak lupa untuk membangun perekonomian dan juga mental masyarakat.
(san)