Kholiq-Priyo Klaim Ungguli Suami Arumi Bachsin
A
A
A
TRENGGALEK - Pasangan calon bupati dan wakil bupati Trenggalek Kholiq-Priyo Handoko mengklaim unggul tipis dari pasangan calon Emil Elestianto Dardak- Moch Nur Arifin.
Karena alasan itu pasangan calon yang nyaris tidak pernah muncul dalam pemberitaan itu menyatakan tidak perlu juru kampanye nasional.
Yang dilakukan tim pemenangan Kholiq-Priyo saat ini hanya mengunci suara hingga pemungutan pada 9 Desember 2015 mendatang.
“Sesuai survei kemenangan di bawah 55 % dan tipis. Namun kami tetap unggul, “ujar Pujihandi selaku juru bicara Tim Pemenangan Kholiq Priyo kepada wartawan. Tim paslon Kholiq-Priyo lebih memilih warga sebagai jurkam di setiap lingkungan masing-masing.
Di sisi lain, paslon besutan koalisi PKB, Partai Nasdem, PKPI, dan PKS memiliki pemilih loyal. Yakni kelompok tua dan masyarakat pesantren. Bahkan kata Pujihandi mereka telah menyatakan dukunganya secara terbuka.
Salah satu alasan disampaikanya ikrar dukungan adalah adanya tudingan paslon Emil-Arifin hendak menggeser budaya lokal Trenggalek dengan kultur hedonis hura hura.
Kehadiran cawabup Arifin dalam acara Trenggalek Spectra Run yang menghadirkan DJ nasional Jasmine pekan lalu disimpulkan sebagai upaya penggusuran budaya santun dengan kemaksiatan gaya baru.
“Dan kalangan pesantren dan para orang tua banyak yang tidak simpatik dengan cawabup Arifin, “ timpal Pujihandi. Acara Trenggalek Spectra Run atau Colour Run faktanya memang menuai kecaman.
Acara yang dihadiri ribuan muda mudi di alun alun Kota Trenggalek membuat cawabup Arifin dibully di media sosial.
Arifin dituding sebagai pemrakarsa sekaligus penyokong dana acara yang dinilai berpotensi membawa kerusakan moral.
Meskipun realitanya dia datang karena diundang panitia acara. Pujihandi menilai rival politiknya telah salah langkah. Kalau tujuan hadir hanya untuk menggaet suara pemilih pemula, Cawabup Arifin dinilai keliru sasaran.
Sebab anak muda di bawah usia 17 tahun yang menjadi mayoritas peserta tidak memiliki hak pilih.
Menanggapi hal itu DPC PDI Perjuangan Kabupaten Trenggalek Doding Rahmadi menuding balik klaim paslon Kholiq-Priyo Handoko tidak berdasar.
Dia menilai angka kemenangan yang disampaikan Pujihandi tidak melalui survei yang bisa dipertanggungjawabkan.
“Mereka itu pakai survei betulan atau tidak. Sebab hasil survei kami, paslon Emil- Nur Arifin justru unggul 70%, “ ujarnya. Pasangan Emil-Arfin diketahui diusung koalisi PDI Perjuangan, Partai Demoktrat, Partai Golkar, Partai Gerindra dan PAN.
Sementara pihak penyelenggara acara Trenggalek Spectra Run Novi Vernia menegaskan bahwa kehadiran Cawabup Nur Arifin murni sebagai undangan. Kehadiran Arifin tidak ada kaitanya dengan pencalonananya dalam pilkada.
“Mas Arifin hadir karena diundang. Kesuksesannya sebagai pengusaha muda diharapkan bisa menjadi teladan bagi kalangan muda Trenggalek. Dan ini tidak ada kaitan dengan pilkada, “ tegasnya.
Karena alasan itu pasangan calon yang nyaris tidak pernah muncul dalam pemberitaan itu menyatakan tidak perlu juru kampanye nasional.
Yang dilakukan tim pemenangan Kholiq-Priyo saat ini hanya mengunci suara hingga pemungutan pada 9 Desember 2015 mendatang.
“Sesuai survei kemenangan di bawah 55 % dan tipis. Namun kami tetap unggul, “ujar Pujihandi selaku juru bicara Tim Pemenangan Kholiq Priyo kepada wartawan. Tim paslon Kholiq-Priyo lebih memilih warga sebagai jurkam di setiap lingkungan masing-masing.
Di sisi lain, paslon besutan koalisi PKB, Partai Nasdem, PKPI, dan PKS memiliki pemilih loyal. Yakni kelompok tua dan masyarakat pesantren. Bahkan kata Pujihandi mereka telah menyatakan dukunganya secara terbuka.
Salah satu alasan disampaikanya ikrar dukungan adalah adanya tudingan paslon Emil-Arifin hendak menggeser budaya lokal Trenggalek dengan kultur hedonis hura hura.
Kehadiran cawabup Arifin dalam acara Trenggalek Spectra Run yang menghadirkan DJ nasional Jasmine pekan lalu disimpulkan sebagai upaya penggusuran budaya santun dengan kemaksiatan gaya baru.
“Dan kalangan pesantren dan para orang tua banyak yang tidak simpatik dengan cawabup Arifin, “ timpal Pujihandi. Acara Trenggalek Spectra Run atau Colour Run faktanya memang menuai kecaman.
Acara yang dihadiri ribuan muda mudi di alun alun Kota Trenggalek membuat cawabup Arifin dibully di media sosial.
Arifin dituding sebagai pemrakarsa sekaligus penyokong dana acara yang dinilai berpotensi membawa kerusakan moral.
Meskipun realitanya dia datang karena diundang panitia acara. Pujihandi menilai rival politiknya telah salah langkah. Kalau tujuan hadir hanya untuk menggaet suara pemilih pemula, Cawabup Arifin dinilai keliru sasaran.
Sebab anak muda di bawah usia 17 tahun yang menjadi mayoritas peserta tidak memiliki hak pilih.
Menanggapi hal itu DPC PDI Perjuangan Kabupaten Trenggalek Doding Rahmadi menuding balik klaim paslon Kholiq-Priyo Handoko tidak berdasar.
Dia menilai angka kemenangan yang disampaikan Pujihandi tidak melalui survei yang bisa dipertanggungjawabkan.
“Mereka itu pakai survei betulan atau tidak. Sebab hasil survei kami, paslon Emil- Nur Arifin justru unggul 70%, “ ujarnya. Pasangan Emil-Arfin diketahui diusung koalisi PDI Perjuangan, Partai Demoktrat, Partai Golkar, Partai Gerindra dan PAN.
Sementara pihak penyelenggara acara Trenggalek Spectra Run Novi Vernia menegaskan bahwa kehadiran Cawabup Nur Arifin murni sebagai undangan. Kehadiran Arifin tidak ada kaitanya dengan pencalonananya dalam pilkada.
“Mas Arifin hadir karena diundang. Kesuksesannya sebagai pengusaha muda diharapkan bisa menjadi teladan bagi kalangan muda Trenggalek. Dan ini tidak ada kaitan dengan pilkada, “ tegasnya.
(sms)