Rusuh Tambang Tumpang Pitu, Dua Polisi Juga Terluka
A
A
A
SURABAYA - Suasana di kawasan Gunung Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi hingga siang ini sudah berangsur kondusif. Pihak kepolisian membatah adanya empat warga yang terkena peluru 'nyasar' dari Polisi.
Menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, informasi dari lapangan ada dua warga yang terkena tembakkan dan dua polisi yang terkena lemparan batu warga saat kerusuhan tambang di kawasan Tumpang Pitu.
"Dua warga terluka dan dua Polisi terkena lemparan batu milik warga. Saat ini sedang dirawat," kata Argo, Kamis (26/11/2015).
Saat demo penolakkan tambang itu, massa yang terdiri dari ratusan orang tersebut mulai beringas dan merusak. Sehingga untuk meredakan massa aparat kepolisian menembakkan peluru karet ke arah massa.
"Massa sudah mulai beringas dengan menyerang. Makanya kita menggunakan protap 01 menembakkan peluru karet," kata Argo.
Argo juga membantah adanya anak kecil yang menjadi korban peluru "nyasar". menurutnya, korban memang ada empat yakni dua dari warga dan dua dari pihak polisi. Tapi hingga saat ini, suasana sudah berangsur kondusif.
"Laporan di lapangan suasana sudah kondusif. Tapi untuk pengamanan ratusan anggota Brimob sudah dikirimkan ke lokasi dengan dibantu aparat kepolisian dari Polres terdekat," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan tambang kembali terjadi di Kawasan Gunung Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (25/11/2015) sore.
Kawasan ini dekat dengan obyek wisata pantai Pulau Merah. Kerusuhan tambang ini terjadi saat sekitar 400 an warga menggelar aksi menolak tambang.
Menurut Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama, dalam aksi tersebut massa telah melakukan tindakan anarkis dengan membakar sejumlah sarana dan prasarana milik PT BSI di sekitar lokasi penambangan emas itu.
Menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, informasi dari lapangan ada dua warga yang terkena tembakkan dan dua polisi yang terkena lemparan batu warga saat kerusuhan tambang di kawasan Tumpang Pitu.
"Dua warga terluka dan dua Polisi terkena lemparan batu milik warga. Saat ini sedang dirawat," kata Argo, Kamis (26/11/2015).
Saat demo penolakkan tambang itu, massa yang terdiri dari ratusan orang tersebut mulai beringas dan merusak. Sehingga untuk meredakan massa aparat kepolisian menembakkan peluru karet ke arah massa.
"Massa sudah mulai beringas dengan menyerang. Makanya kita menggunakan protap 01 menembakkan peluru karet," kata Argo.
Argo juga membantah adanya anak kecil yang menjadi korban peluru "nyasar". menurutnya, korban memang ada empat yakni dua dari warga dan dua dari pihak polisi. Tapi hingga saat ini, suasana sudah berangsur kondusif.
"Laporan di lapangan suasana sudah kondusif. Tapi untuk pengamanan ratusan anggota Brimob sudah dikirimkan ke lokasi dengan dibantu aparat kepolisian dari Polres terdekat," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan tambang kembali terjadi di Kawasan Gunung Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (25/11/2015) sore.
Kawasan ini dekat dengan obyek wisata pantai Pulau Merah. Kerusuhan tambang ini terjadi saat sekitar 400 an warga menggelar aksi menolak tambang.
Menurut Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama, dalam aksi tersebut massa telah melakukan tindakan anarkis dengan membakar sejumlah sarana dan prasarana milik PT BSI di sekitar lokasi penambangan emas itu.
(nag)