Tahanan Rutan Batam yang Dikeroyok Warga Akhirnya Tewas
A
A
A
SAGULUNG - Teuku Syahrizal alias Boy (34) binti Teuku Husni, tahanan narkoba Rumah Tahanan (Rutan) Batam Kelas IIA, akhirnya meninggal dunia. Tahanan ini tewas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah tadi pagi.
Boy merupakan tahanan yang melarikan diri dan berhasil ditangkap setelah sebelumnya dipukuli warga. Diduga akibat luka yang dideritanya, Boy akhirnya meninggal dunia.
"Tahanan itu merupakan orang yang pertama lolos keluar dari rutan. Dia yang terakhir ditangkap petugas dari 12 tahanan yang ditangkap hari itu juga," kata Kepala Rutan Batam Irhammuddin, kepada wartawan, Minggu (22/11/2015).
Ditambahkan dia, sewaktu petugas menangkapnya dia sudah terkapar di belakang Perumahan Rexpin, di atas bukit Permata sebelah Rutan Batam. Waktu itu, kondisi korban tidak bisa bergerak setelah dihajar warga setempat.
"Sebelum dilarikan ke rumah sakit, dia sudah mengeluh sakit kepada temannya. Kemudian tahanan menyampaikannya kepada petugas. Melihat kondisi korban waktu itu, petugas langsung melarikannya ke RSUD," bebernya.
Dia menjelaskan, sewaktu penangkapan para tahanan yang kabur, dia diteriaki maling oleh masyarakat setempat yang melihat.
Saat ditemukan petugas, Boy sudah terkapar. Boy sempat seminggu dirawat di rutan dan kondisinya sudah membaik. Namun tiba-tiba dia mengeluh sakit lagi. Sebelum masuk rutan, korban ternyata sudah menderita penyakit.
"Langsung dibawa ke rutan melakukan perawatan oleh dokter dan perawat rutan. Dia memang sudah menderita penyakit. Saya tak tahu panyakit yang dideritanya," jelasnya.
Irham mengaku, pihaknya bertanggungjawab penuh terkait kematian korban. Jasad korban sudah dibawa ke kampung halamannya di Tanjungbalai Karimun. Pihaknya telah mengantarkan korban sesuai dengan permintaan keluarga korban.
"Kami menyampaikan kepada keluarganya dan datang ke rumah sakit, keluarganya meminta dimakamkan di Tanjungbalai," pungkasnya.
Boy merupakan tahanan yang melarikan diri dan berhasil ditangkap setelah sebelumnya dipukuli warga. Diduga akibat luka yang dideritanya, Boy akhirnya meninggal dunia.
"Tahanan itu merupakan orang yang pertama lolos keluar dari rutan. Dia yang terakhir ditangkap petugas dari 12 tahanan yang ditangkap hari itu juga," kata Kepala Rutan Batam Irhammuddin, kepada wartawan, Minggu (22/11/2015).
Ditambahkan dia, sewaktu petugas menangkapnya dia sudah terkapar di belakang Perumahan Rexpin, di atas bukit Permata sebelah Rutan Batam. Waktu itu, kondisi korban tidak bisa bergerak setelah dihajar warga setempat.
"Sebelum dilarikan ke rumah sakit, dia sudah mengeluh sakit kepada temannya. Kemudian tahanan menyampaikannya kepada petugas. Melihat kondisi korban waktu itu, petugas langsung melarikannya ke RSUD," bebernya.
Dia menjelaskan, sewaktu penangkapan para tahanan yang kabur, dia diteriaki maling oleh masyarakat setempat yang melihat.
Saat ditemukan petugas, Boy sudah terkapar. Boy sempat seminggu dirawat di rutan dan kondisinya sudah membaik. Namun tiba-tiba dia mengeluh sakit lagi. Sebelum masuk rutan, korban ternyata sudah menderita penyakit.
"Langsung dibawa ke rutan melakukan perawatan oleh dokter dan perawat rutan. Dia memang sudah menderita penyakit. Saya tak tahu panyakit yang dideritanya," jelasnya.
Irham mengaku, pihaknya bertanggungjawab penuh terkait kematian korban. Jasad korban sudah dibawa ke kampung halamannya di Tanjungbalai Karimun. Pihaknya telah mengantarkan korban sesuai dengan permintaan keluarga korban.
"Kami menyampaikan kepada keluarganya dan datang ke rumah sakit, keluarganya meminta dimakamkan di Tanjungbalai," pungkasnya.
(san)