Penderita HIV/AIDS di Kota Bandung Meningkat

Jum'at, 20 November 2015 - 13:59 WIB
Penderita HIV/AIDS di...
Penderita HIV/AIDS di Kota Bandung Meningkat
A A A
BANDUNG - Jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Bandung meningkat dari tahun sebelumnya 261 menjadi 280 orang.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bandung Ahyani Raksanegara melalui Kabid pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan Susatyo Triwilopo, mengatakan, untuk angka HIV saat ini mencapai 190 penderita dan AIDS mencapai 60 orang.

Menurutnya, dengan jumlah penduduk yang terus meningkat dan tren penularan virusnya lebih kepada hubungan seks itu bisa menjadi salah satu faktor peningkatan. "Tapi kami menemukan kasusnya dalam HIV sebelum ke AIDS," ujar Susatyo.

Ia mengatakan, untuk usia kebanyakan penderita penyakit ini dari golongan usia produktif antara usia 20 hingga 30 atau 40 tahun.

Bahkan, kata dia, pihaknya pun menemukan ada 8 orang penderita HIV/IDS golongan anak dengan rentang usia 0 hingga 14 tahun.

Rata-rata dari mereka, kata Susatyo, tertular dari ibunya yang menderita HIV. Untuk anak penderita HIV ada lima orang sementara yang AIDS tiga orang.

Untuk meminimalisir adanya temuan baru anak terjangkit virus HIV/AIDS Susatyo mengatakan, pihaknya membuat program wajib pemeriksaan kepada wanita usia produktif untuk mencegah penularan HIV/AIDS kepada bayinya.

"Makanya di diagnosa seawal mungkin. Jadi pada saat hamil direncanakan, persalinannya pun direncanakan sehingga tidak akan tertular," katanya.

Dikatakan, dengan adanya temuan-temuan baru penderita HIV/AIDS ini, hingga saat ini di Kota Bandung sudah ada 3625 penderita HIV/AIDS. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari tahun 1991 hingga sekarang.

Dijeladkan, HIV/AIDS ini penyakit perilaku. Penularan bisa dari cairan kelamin, darah, bisa dari ibu ke anak, air susu atau proses persalinan.

Kalau mereka yang selama ini HIV positif belum pernah tahu status HIV-nya maka potensi penularan bakal tinggi.

Untuk itu, pihaknya pun meminta kepada masyarakat yang merasa pernah melakukan hal-hal yang berisiko untuk segera mengecek kesehatannya. Hal ini dilakukan guna penanganan penderita HIV-Aids bisa dilakukan dengan cepat.

"Tidak perlu takut untuk memeriksakan. Semakin cepat ketahuan semakin cepat tertangani dan tidak menular," katanya.

Bahkan, saat ini pemeriksaan pun dapat dilakukan di puskesmas terdekat. Tenaga kesehatan di puskesmas, katanya, sudah diberi kemampuan untuk dapat mendiagnosa.

"Nanti diberi pengobatan antiretroviral. Jadi penderita harus minum obat sepanjang hidupnya. Upaya kami lebih kepada pemberian kualitas hidup yang lebih baik. Sekarang tinggal orangnya mau diperiksa atau tidak," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2035 seconds (0.1#10.140)