Gempa DIY Bikin Panik Warga di Klaten
A
A
A
KLATEN - Gempa berkekuatan 5,6 SR yang terjadi Rabu malam (11/11/2015) pukul 18.45 WIB di DIY menimbulkan kepanikan bagi sebagian warga Klaten. Sejumlah warga berhamburan ke luar rumah berusaha menyelamatkan diri.
Juminten (52) warga Karangjati RW 8 Desa Gombang Kecamatan Cawas mengatakan, getaran gempa sangat terasa.
Apalagi saat itu dirinya tengah lesehan bersama tetangga di teras rumah. Sontak mereka pun lari ke halaman rumah yang cukup luas.
"Lebih terasa ini daripada gempa beberapa waktu sebelumnya. Suaranya bergemuruh dan menakutkan," ucapnya.
Warga sekitar turut ke luar rumah dan memukul kentongan kayu yang berada di teras-teras rumah warga. Dalam tradisi masyarakat setempat, setiap ada bahaya atau bencana maka kentongan kayu dibunyikan. Hal itu menjadi pertanda agar warga lain waspada dan siaga.
Terpisah, Dani Indarto (29) warga Juwiring mengaku, getaran gempa juga terasa di daerahnya. Sama seperti warga Cawas, Dani dan keluarga berhamburan ke luar rumah karena panik. Bahkan istrinya yang masih mencuci piring ikut lari ke luar sembari menenteng piring cucian.
"Kaget dan panik. Karena dulu Klaten pernah kena gempa lumayan parah. Apalagi getaran gempa kali ini juga kerasa banget," kata dia.
Pantauan gempa yang berpusat di 120 kilometer barat daya Bantul, DIY, dan kedalaman 93 kilometer itu terasa hampir di seluruh wilayah Klaten.
Namun begitu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten belum menerima laporan adanya kerusakan akibat gempa tadi malam.
"Sebagian besar memang Klaten juga merasakan getaran gempa. Tapi tidak ada laporan kerusakan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Harian BPBD Klaten Bambang Sujarwo.
Bambang meminta, warga tidak panik berlebihan dan kembali aktivitas seperti biasa. Disebutkan, gempa tadi malam tidak berpotensi menimbulkan tsunami. "Belum ada peringatan dari BMKG tentang potensi tsunami," pungkasnya.
Juminten (52) warga Karangjati RW 8 Desa Gombang Kecamatan Cawas mengatakan, getaran gempa sangat terasa.
Apalagi saat itu dirinya tengah lesehan bersama tetangga di teras rumah. Sontak mereka pun lari ke halaman rumah yang cukup luas.
"Lebih terasa ini daripada gempa beberapa waktu sebelumnya. Suaranya bergemuruh dan menakutkan," ucapnya.
Warga sekitar turut ke luar rumah dan memukul kentongan kayu yang berada di teras-teras rumah warga. Dalam tradisi masyarakat setempat, setiap ada bahaya atau bencana maka kentongan kayu dibunyikan. Hal itu menjadi pertanda agar warga lain waspada dan siaga.
Terpisah, Dani Indarto (29) warga Juwiring mengaku, getaran gempa juga terasa di daerahnya. Sama seperti warga Cawas, Dani dan keluarga berhamburan ke luar rumah karena panik. Bahkan istrinya yang masih mencuci piring ikut lari ke luar sembari menenteng piring cucian.
"Kaget dan panik. Karena dulu Klaten pernah kena gempa lumayan parah. Apalagi getaran gempa kali ini juga kerasa banget," kata dia.
Pantauan gempa yang berpusat di 120 kilometer barat daya Bantul, DIY, dan kedalaman 93 kilometer itu terasa hampir di seluruh wilayah Klaten.
Namun begitu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten belum menerima laporan adanya kerusakan akibat gempa tadi malam.
"Sebagian besar memang Klaten juga merasakan getaran gempa. Tapi tidak ada laporan kerusakan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Harian BPBD Klaten Bambang Sujarwo.
Bambang meminta, warga tidak panik berlebihan dan kembali aktivitas seperti biasa. Disebutkan, gempa tadi malam tidak berpotensi menimbulkan tsunami. "Belum ada peringatan dari BMKG tentang potensi tsunami," pungkasnya.
(sms)