Serang Pemukiman Penduduk, 10 Babi Hutan Ditembak Polisi
A
A
A
PURWOREJO - Sepuluh ekor babi hutan masuk dan menyerang warga di Desa Brunorejo, Kecamatan Bruno. Akibat serangan babi hutan yang mengamuk ini, seorang warga bernama Wagimin mengalami luka pada tangan kirinya akibat gigitan babi hutan.
Menurut keterangan saksi mata Brigadir Anthony (29) yang juga anggota Polsek Bruno, serangan babi hutan terjadi pada pagi hari. Saat itu, dirinya melihat tiga ekor babi hutan memasuki pemukiman penduduk dan seekor lagi masuk ke warung makan.
“Pagi itu sekitar pukul 10.00 WIB saya tengah minum kopi di warung. Tiba-tiba seekor babi hutan yang berukuran besar masuk ke warung. Pelayan warung yang kebanyakan perempuan berhamburan berlari menyelamatkan diri,” katanya, Kamis (5/11/2015).
Begitu babi itu keluar dari warung makan, dirinya pun mengikutinya. Dan dari kejauhan, dia melihat ada tiga ekor babi hutan lagi yang sedang berjalan dan memasuki sebuah gang.
"Saya bersama sejumlah warga langsung memburunya. Kami langsung mengepung babi-babi hutan itu," ungakpanya.
Terpisah, Wiwid (42) warga sekitar mengatakan, dirinya melihat sendiri banyak babi hutan berkeliaran. Dia menduga, babi-babi hutan itu berasal dari Hutan Crogol yang berbatasan langsung dengan Desa Brunorejo.
"Kuat dugaan babi hutan itu mencari makanan hingga menuju ke pemukiman warga. Babi-babi hutan itu benar-benar mengejar dan menggigit Pak Wagimin. Sebelum digigit, bahkan Wagimin terlibat pertarungan dengan babi hutan itu,” cerita Wiwid.
Akibat serangan babi hutan itu, Wagimin mengalami luka sobek dan mendapatkan jahitan medis di Puskesmas Bruno. “Awalnya saya berusaha lari, tapi babi itu lebih cepat datangnya dan langsung menabrak tubuh saya," papar Wagimin.
Dijelaskan, saat babi hutan itu menabraknya, dia terpental. Setelah dia terjatuh, babi hutan itu kembali mendekatinya dan langsung menggigit tangan kirinya hingga mengalami luka sobek.
"Tapi saya berusaha memukul kepalanya dengan benda apa saja yang bisa saya raih saat itu,” terang Wagimin.
Sementara itu, Kapolsek Bruno AKP Haris Gunardi mengatakan, saat mendengar adanya serangan babi hutan di Desa Brunorejo, dirinya langsung memerintahkan anggotanya untuk melakukan penangkapan.
“Begitu mendapatkan laporan warga, langsung seluruh anggota datang bersama-sama warga melakukan penangkapan,” tandasnya.
Beberapa ekor babi yang sangat buas terpaksa dilumpuhkan dengan senjata api. “Sepuluh ekor babi berhasil kami lumpuhkan. Ada yang ditembak, ada pula yang mati karena dipukuli dengan benda-benda apapun oleh warga,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan terus meningkatkan kewaspadaan adanya serangan susulan dari babi hutan. "Kalau melihat babi hutan langsung laporkan kepada polisi," pungkasnya.
Menurutnya, fenomena turunnya babi hutan ke pemukiman warga akibat terjadinya musim kering berkepanjangan yang membuat persediaan air dan makanan di hutan habis.
Menurut keterangan saksi mata Brigadir Anthony (29) yang juga anggota Polsek Bruno, serangan babi hutan terjadi pada pagi hari. Saat itu, dirinya melihat tiga ekor babi hutan memasuki pemukiman penduduk dan seekor lagi masuk ke warung makan.
“Pagi itu sekitar pukul 10.00 WIB saya tengah minum kopi di warung. Tiba-tiba seekor babi hutan yang berukuran besar masuk ke warung. Pelayan warung yang kebanyakan perempuan berhamburan berlari menyelamatkan diri,” katanya, Kamis (5/11/2015).
Begitu babi itu keluar dari warung makan, dirinya pun mengikutinya. Dan dari kejauhan, dia melihat ada tiga ekor babi hutan lagi yang sedang berjalan dan memasuki sebuah gang.
"Saya bersama sejumlah warga langsung memburunya. Kami langsung mengepung babi-babi hutan itu," ungakpanya.
Terpisah, Wiwid (42) warga sekitar mengatakan, dirinya melihat sendiri banyak babi hutan berkeliaran. Dia menduga, babi-babi hutan itu berasal dari Hutan Crogol yang berbatasan langsung dengan Desa Brunorejo.
"Kuat dugaan babi hutan itu mencari makanan hingga menuju ke pemukiman warga. Babi-babi hutan itu benar-benar mengejar dan menggigit Pak Wagimin. Sebelum digigit, bahkan Wagimin terlibat pertarungan dengan babi hutan itu,” cerita Wiwid.
Akibat serangan babi hutan itu, Wagimin mengalami luka sobek dan mendapatkan jahitan medis di Puskesmas Bruno. “Awalnya saya berusaha lari, tapi babi itu lebih cepat datangnya dan langsung menabrak tubuh saya," papar Wagimin.
Dijelaskan, saat babi hutan itu menabraknya, dia terpental. Setelah dia terjatuh, babi hutan itu kembali mendekatinya dan langsung menggigit tangan kirinya hingga mengalami luka sobek.
"Tapi saya berusaha memukul kepalanya dengan benda apa saja yang bisa saya raih saat itu,” terang Wagimin.
Sementara itu, Kapolsek Bruno AKP Haris Gunardi mengatakan, saat mendengar adanya serangan babi hutan di Desa Brunorejo, dirinya langsung memerintahkan anggotanya untuk melakukan penangkapan.
“Begitu mendapatkan laporan warga, langsung seluruh anggota datang bersama-sama warga melakukan penangkapan,” tandasnya.
Beberapa ekor babi yang sangat buas terpaksa dilumpuhkan dengan senjata api. “Sepuluh ekor babi berhasil kami lumpuhkan. Ada yang ditembak, ada pula yang mati karena dipukuli dengan benda-benda apapun oleh warga,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan terus meningkatkan kewaspadaan adanya serangan susulan dari babi hutan. "Kalau melihat babi hutan langsung laporkan kepada polisi," pungkasnya.
Menurutnya, fenomena turunnya babi hutan ke pemukiman warga akibat terjadinya musim kering berkepanjangan yang membuat persediaan air dan makanan di hutan habis.
(san)