Pertempuran Sengit 5 Jam Tentara Pelajar Melawan Belanda di Malang

Kamis, 01 Oktober 2015 - 05:00 WIB
Pertempuran Sengit 5...
Pertempuran Sengit 5 Jam Tentara Pelajar Melawan Belanda di Malang
A A A
Tentara Pelajar ( TP ) adalah suatu kesatuan militer yang ikut mempertahankan kemerdekaan Indonesia dimana para anggotanya dari para pelajar.

Terdapat beberapa istilah untuk penyebutan Tentara Pelajar yaitu di Jawa Timur Tentara Republik Indonesi Pelajar (TRIP) , di Jawa Tengah Tentara Pelajar (TP) ,di Jawa Barat Corps Pelajar Siliwangi (CPS).

Cikal bakal berdirinya Tentara Pelajar bermula dari para pelajar yang pada awal kemerdekaan tergabung dalam satu-satunya organisasi pelajar yaitu Ikatan Pelajar Indonesia (IPI).

Sewaktu Pemerintah Pusat Republik Indonesia hijrah dari Jakarta ke Yogyakarta, maka Pengurus IPI yang waktu itu diketuai oleh Tatang Machmud ikut pula hijrah ke Yogyakarta.

Memenuhi tuntutan banyak anggota IPI yang ingin mempunyai pasukan tempur sendiri, maka dibentuklah IPI Bagian Pertahanan yang kemudian berubah nama menjadi Markas Pertahanan Pelajar (MPP) .

MPP ini terdiri dari 3 resimen yaitu, Resimen A di Jawa Timur dipimpin oleh Isman, Resimen B di Jawa Tengah dipimpin oleh Soebroto, Resimen C di Jawa Barat dipimpin oleh Mahatma.

Kemudian pada 17 Juli 1946 di Lapangan Pingit Yogyakarta atas perintah Markas Besar Tentara Keamanan Rakyat (MBTKR), oleh Mayor Jendral dr. Moestopo, dikukuhkan dan dilantik pasukan pelajar menjadi Tentara Pelajar.

Nama Tentara Pelajar diberikan kepada bagian pertahanan IPI setelah melebur jadi Brigade 17 TNI pada tahun 1948 di bawah kendali Markas Besar Komando Djawa (MBKD).

Kesatuan pelajar ini dibagi menjadi 4 Detasemen, untuk Jawa Timur yang lebih dikenal dengan nama Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) di bawah komando Isman.

Di Solo, Semarang dan sekitarnya di bawah komando Achmadi. Kemudian di Yogyakarta, Kedu, Banyumas, Pekalongan dan sekitarnya di bawah komando Martono.

Dan untuk Detasemen IV di Cirebon dan Jawa Barat umumnya dengan julukan Tentara Pelajar Siliwangi (TPS) di bawah komando Solichin, serta satu detasemen khusus teknik bernama Tentara Genie Pelajar (TGP) di bawah komando Hartawan.

Sementara untuk pasukan TRIP Jawa Timur mempunyai 5 Bataliyon, di antaranya Bataliyon 1000 berkedudukan di Mojokerto terdiri dari pelajar di Karesidenan Surabaya meliputi Mojokerto dan Jombang yang dipimpin oleh Gatot Koesoemo.

Bataliyon 2000 berkedudukan di Madiun terdiri dari pelajar di Karesidenan Madiun dan Bojonegoro yang dipimpin oleh Surachman.

Bataliyon 3000 di Kediri terdiri terdiri dari pelajar di Kediri, Tulungagung dan Blitar yang dipimpin oleh Sudarno.

Bataliyon 4000 di Karesidenan Jember yang melliputi pelajar di Besuki, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi yang dipimpin oleh Mukarto.

Bataliyon 5000 berkedudukan di Malang meliputi pelajar di Karesidenan Malang yang meliputi pelajar di Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang yang dipimpin oleh Susanto.

Setelah terbentuknya Brigade 17 pasukan TRIP Jawa Timur, keadaan Republik semakin genting. Belanda melangsungkan agresi militer I pada tahun 1947, dengan menyerang Malang yang memiliki nilai strategis sebagai pangkalan militer.

Pertempuranpun terjadi ketika pasukan Belanda berhasil merangsek masuk ke dalam kota. Seluruh pasukan dari TNI dan laskar-laskar melakukan perlawanan yang sangat sengit, tak terkecuali pasukan TRIP.

Pasukan TRIP Bataliyon 5000 yang telah dibekali pengetahuan oleh TNI untuk mempertahankan garis pertahanan di Malang, terlibat pertempuran di Jalan Salak (sekarang jalan pasukan TRIP).

Perlawanan tidak seimbang terjadi antara pasukan profesional Belanda dengan pasukan pelajar yang tergabung dalam TRIP. Meski begitu pasukan TRIP memberi perlawanan yang sangat sengit.

Hingga akhirnya 34 tentara TRIP gugur dalam pertempuran tersebut. Komandan pasukan Bataliyon 5000 Susanto juga gugur terkena peluru di depan Gereja Ijen ketika mengendarai motor.

Setelah pertempuran yang berlangsung selama 5 jam dengan kekuatan yang tak seimbang ini, pasukan yang gugur dimakamkan dalam satu lubang yang kini menjadi monumen taman makam pahlawanan.

Monumen taman makam ini dilengkapi prasasti dan relife mengenai perjuangan pasukan TRIP beserta nama-nama korban. Monumen dan Taman makam ini diresmikan oleh Presiden Soekarno.

Sumber:

wikipedia.org
kaskus.co.id
diolah dari berbagai sumber

(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1311 seconds (0.1#10.140)