Kebakaran Hutan di Polman Nyaris Merambah Pemukiman Warga
A
A
A
POLEWALI MANDAR - Tim Search and Resourche (SAR) gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pemadam kebakaran, TNI dan Polri, mendirikan posko disekitar pemukiman warga.
Posko itu untuk mengantisipasi dampak kebakaran hutan di pegunungan wilayah Kecamatan Anreapi, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), yang akan merembet ke pemukiman warga.
Tim yang tergabung dalam Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemadam kebakaran, TNI, Dinas Kesehatan, Palang Merah Indonesia (PMI) ini mendirikan posko sejak tiga hari terakhir.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) BPBD Polman Muhammad Siri mengatakan, pihaknya bersama tim lainnya telah berada di Anreapi dan mendirikan posko sejak tiga hari terakhir.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi dampak kebakaran hutan merembet kerumah warga. Selain itu, tim tersebut juga telah berusaha untuk melakukan pemadaman hutan yang terbakar.
Menurut Siri, memang sulit untuk memadamkan secara total api yang sudah bereaksi sejak tiga hari terakhir. Selain akses yang sulit, tim hanya bisa melakukan pemadaman dengan penyemprotan. Karena, mobil pemadam pun tidak bisa diturunkan.
“Mobil pemadam yang siaga di lokasi ini untuk mengantisipasi jangan sampai api meluber ke sini. Makanya, sejak tiga hari pemadam juga sudah siaga di lokasi,” ujar Siri, kepada wartawan, Selasa (20/10/2015).
Pantauan di lapangan, kebakaran hutan lindung di kawasan pegunungan Anreapi tersebut memang terjadi dalam tiga hari terakhir. Sedikitnya, 500 hektare lahan yang ada yang terdiri dari kebun warga ludes terbakar.
Api dengan mudah menjalar ke mana-mana, karena kondisi hutan yang kekeringan akibat kemarau dan angin yang cukup kencang. Tim SAR gabungan bersama warga dan sejumlah komunitas motor trail dari AIM Track telah melakukan berbagai upaya pemadaman.
Melihat kondisi ini, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Sulawesi Barat Muhammad Asri Anas, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar dan Pemkab Polman untuk segera mengambil langkah cepat dalam menangani kebakaran hutan tersebut.
Menurut Asri, potensi hutan di Sulbar rawan terjadi kebakaran karena kondisi musim kemarau. Sehingga, kebakaran tersebut harus segera diantisipasi.
Oleh sebab itu, senator muda yang duduk selama dua periode ini meminta kepada seluruh bupati di Sulbar untuk melakukan upaya dan langkah preventif kepada masyarakat.
"Agar tak terjadi kembali, maka seluruh bupati di Sulbar saya minta untuk melakukan upaya preventif. Ini penting sebagai langkah antisipasi, agar kebakaran tidak terulang lagi," tegasnya.
Dia juga meminta, kepada pemerintah provinsi maupun kabupaten untuk membangun koordinasi kepada pemerintah di tingkat bawah, mulai di tingkat kecamatan, desa dan lurah, dusu dan RT/RW.
Sebelumnya, Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar menginstruksikan jajarannya untuk segera turun ke lokasi melakukan pemadaman dan mengantisipasi api merembet ke pemukiman warga.
“Baik BPBD, Pemadam, Dinas Kesehatan. Semua harus turun. Dirikan posko di perkampungan warga untuk berjaga-jaga,” tuturnya.
Andi Ibrahim mengatakan, kebakaran hutan yang melanda wilayahnya merupakan dampak dari kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan terjadi sehingga api dengan mudah terbakar.
“Sekarang tidak ada yang bisa disalahkan. Ini murni gejala alam dan harus kita atasi secara bersama bahkan swadaya dengan masyarakat,” pungkasnya.
Posko itu untuk mengantisipasi dampak kebakaran hutan di pegunungan wilayah Kecamatan Anreapi, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), yang akan merembet ke pemukiman warga.
Tim yang tergabung dalam Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemadam kebakaran, TNI, Dinas Kesehatan, Palang Merah Indonesia (PMI) ini mendirikan posko sejak tiga hari terakhir.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) BPBD Polman Muhammad Siri mengatakan, pihaknya bersama tim lainnya telah berada di Anreapi dan mendirikan posko sejak tiga hari terakhir.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi dampak kebakaran hutan merembet kerumah warga. Selain itu, tim tersebut juga telah berusaha untuk melakukan pemadaman hutan yang terbakar.
Menurut Siri, memang sulit untuk memadamkan secara total api yang sudah bereaksi sejak tiga hari terakhir. Selain akses yang sulit, tim hanya bisa melakukan pemadaman dengan penyemprotan. Karena, mobil pemadam pun tidak bisa diturunkan.
“Mobil pemadam yang siaga di lokasi ini untuk mengantisipasi jangan sampai api meluber ke sini. Makanya, sejak tiga hari pemadam juga sudah siaga di lokasi,” ujar Siri, kepada wartawan, Selasa (20/10/2015).
Pantauan di lapangan, kebakaran hutan lindung di kawasan pegunungan Anreapi tersebut memang terjadi dalam tiga hari terakhir. Sedikitnya, 500 hektare lahan yang ada yang terdiri dari kebun warga ludes terbakar.
Api dengan mudah menjalar ke mana-mana, karena kondisi hutan yang kekeringan akibat kemarau dan angin yang cukup kencang. Tim SAR gabungan bersama warga dan sejumlah komunitas motor trail dari AIM Track telah melakukan berbagai upaya pemadaman.
Melihat kondisi ini, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Sulawesi Barat Muhammad Asri Anas, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar dan Pemkab Polman untuk segera mengambil langkah cepat dalam menangani kebakaran hutan tersebut.
Menurut Asri, potensi hutan di Sulbar rawan terjadi kebakaran karena kondisi musim kemarau. Sehingga, kebakaran tersebut harus segera diantisipasi.
Oleh sebab itu, senator muda yang duduk selama dua periode ini meminta kepada seluruh bupati di Sulbar untuk melakukan upaya dan langkah preventif kepada masyarakat.
"Agar tak terjadi kembali, maka seluruh bupati di Sulbar saya minta untuk melakukan upaya preventif. Ini penting sebagai langkah antisipasi, agar kebakaran tidak terulang lagi," tegasnya.
Dia juga meminta, kepada pemerintah provinsi maupun kabupaten untuk membangun koordinasi kepada pemerintah di tingkat bawah, mulai di tingkat kecamatan, desa dan lurah, dusu dan RT/RW.
Sebelumnya, Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar menginstruksikan jajarannya untuk segera turun ke lokasi melakukan pemadaman dan mengantisipasi api merembet ke pemukiman warga.
“Baik BPBD, Pemadam, Dinas Kesehatan. Semua harus turun. Dirikan posko di perkampungan warga untuk berjaga-jaga,” tuturnya.
Andi Ibrahim mengatakan, kebakaran hutan yang melanda wilayahnya merupakan dampak dari kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan terjadi sehingga api dengan mudah terbakar.
“Sekarang tidak ada yang bisa disalahkan. Ini murni gejala alam dan harus kita atasi secara bersama bahkan swadaya dengan masyarakat,” pungkasnya.
(san)