Pengakuan Orangtua yang Bayinya Dikubur Hidup-Hidup

Jum'at, 16 Oktober 2015 - 06:18 WIB
Pengakuan Orangtua yang Bayinya Dikubur Hidup-Hidup
Pengakuan Orangtua yang Bayinya Dikubur Hidup-Hidup
A A A
WATAMPONE - Pembunuhan bayi yang baru berumur empat bulan terjadi di Bone, Sulawesi Selatan. Orangtua bayi malang tersebut juga terlibat. Mengapa keduanya nekat melakukan hal itu?

Bec dan Bus, orangtua bayi yang dikubur hidup-hidup di Desa Carebbu, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, diperiksa Polres Bone, Kamis (15/10/2015), lantaran terlibat dalam pembunuhan bayi yang merupakan darah dagingnya mereka.

Ibu korban, Bec mengatakan, dia sempat menolak saat Ang dan Arm, tersangka lain pembunuhan bayi ini, mengambil anaknya. Dia lalu membawa bayinya masuk ke kamar dan mengunci kamarnya.

Di dalam kamar, Bec kemudian menyusui anaknya. Namun, karena bayi yang baru diakikahkan dua minggu yang lalu menggigit dirinya, Bec lalu berhenti menyusui anaknya.

Setelah itu, dia kaget melihat mata anaknya membesar dan merah, serta wajahnya hitam. Bayi tersebut langsung diletakkan di atas tempat tidur. Bec berlari keluar kamar lantaran ketakutan.

Arm yang berdiri di depan pintu lalu berkata pada Bec bahwa bayi tersebut bukan anaknya, melainkan setan yang harus dibunuh. Bec yang ketakutan tidak dapat berbuat banyak dan hanya bisa pasrah, karena dirinya juga terpengaruh dalam ilmu gaib yang dimiliki Arm dan menantunya, Ang.

Sementara, Bus juga mengaku bahwa wajah anaknya hitam laiknya setan. Sehingga, saat Arm berkata pada kedua orangtua bayi ini bahwa bayi tersebut harus dibunuh, Bec dan Bus pun tidak keberatan anaknya dibawa oleh Arm dan Ang.

Ironisnya, ketika Arm menyuruh Bus untuk menggali kubur buat anaknya, tanpa pikir panjang Bus lalu pergi dan melaksanakan semua perintah Arm dan Ang, termasuk mengubur anaknya di kebun cokelat miliknya yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya.

Setelah menggali kubur, Ang dan Arm kembali mengambil bayi tersebut. Di perjalanan menuju ke kebun cokelat, tempat bayi tersebut hendak dikubur, Ang dan Arm mencekik bayi malang ini.

Namun, hingga tiba di kebun cokelat, bayi tersebut belum juga meninggal sehingga keduanya menginjak-injak bayi tersebut dan menguburnya hidup-hidup. Bus yang menyaksikan perbuatan Arm dan Ang, tidak melarang bahkan turut membantu menimbun liang lahat tersebut.

Bus mengaku bahwa pada saat itu dia tidak sadar dan menganggap bayi yang dikubur hidup-hidup itu bukan anaknya, melainkan setan yang jika hidup akan membunuhnya kelak.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3536 seconds (0.1#10.140)
pixels