Sekolah Favorit di Lampung Koleksi 90 Piala Tiap Tahunnya
A
A
A
LAMPUNG - Tidak salah jika SMP 1 Bandar Lampung dinobatkan sebagai sekolah terfavorit di kota ini. Pasalnya, tidak kurang dari 90 piala berhasil disabet oleh siswanya setiap tahun.
Kepala SMP 1 Bandar Lampung Haryanto mengatakan, setiap tahun sekolah yang dipimpinnya selalu diundang dalam berbagai perlombaan, baik ditingkat provinsi maupun nasional.
Tidak hanya lomba akademik, namun non akademik, seperti lomba olahraga, tari, dan budaya. "Setiap tahun piala yang berhasil kami raih bisa mencapai 90 piala. Sebab kami selalu diundang untuk mewakili kejuaraan tingkat nasional maupun provinsi," katanya, ketika ditemui di sekolahnya, Jalan MR Gele Harun 3, Bandar Lampung, Selasa (13/10/2015).
Haryanto mengatakan, pada 2007, ketika dia baru pertama kali menjabat sebagai kepala sekolah, deretan piala yang disimpan hanya ada satu laci.
Dia berpikir, jika piala ini disimpan dalam laci kaca lalu ditaruh dilorong kelas mungkin akan memotivasi siswa. Selain itu, koleksi piala itu juga bisa jadi ajang pamer bagi orangtua. Triknya ini terbukti berhasil.
"Dari 2007 lalu yang hanya ada satu laci piala, kini sudah ada 10 laci kaca berisi piala," terangnya.
Dia mengatakan, terakhir siswanya berhasil meraih juara umum lomba cepat tepat se Provinsi Lampung, lalu juara umum renang tingkat provinsi. Sementara pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat nasional dibidang Fisika dan Matematika, sekolahnya hanya mampu meraih perunggu.
Lalu apa rahasianya hingga berbagai lomba selalu dijuarai? Haryanto mengungkapkan, sekolah selalu aktif menginformasikan berbagai undangan lomba kepada klub ekstrakurikuler (ekskul).
Tercatat, ada 24 ekskul yang dibuka, seperti KIR, futsal, robotik, badminton, karate, tenis meja, renang, biologi, dan seni baca Alquran.
"Siswa wajib mengikuti ekskul sebagai pengisi waktu. Aktifnya ekskul ini membuat stok siswa yang akan diikutsertakan disuatu kejuaraan selalu tersedia setiap saat," jelasnya.
Siswa yang mengikuti lomba pun diberikan dispensasi jam belajar hingga boleh mengikuti ujian ulangan. Haryanto mengungkapkan, pendanaan adalah kendala sekolah sehingga tidak bisa mengikuti semua lomba.
"Jika kas sekolah kurang, maka sekolah akan meminta bantuan komite sekolah mencari dana agar siswa tetap bisa mengikuti lomba. Adanya program Full Day School turut membantu siswa semakin berprestasi," ungkapnya.
Dalam program itu, dari pukul 7.00 WIB hingga 17.00 WIB, siswa mengikuti pembelajaran di sekolah. Para guru akan memberikan bimbingan belajar intensif bagi siswa pada program Full Day School ini.
"Program ini tidak wajib, karena siswa dipungut biaya Rp1,8 juta setahun. Namun meski tidak wajib, lebih dari 80% siswa mengikutinya, karena biayanya lebih hemat daripada ikut les di luar sekolah," pungkasnya.
Kepala SMP 1 Bandar Lampung Haryanto mengatakan, setiap tahun sekolah yang dipimpinnya selalu diundang dalam berbagai perlombaan, baik ditingkat provinsi maupun nasional.
Tidak hanya lomba akademik, namun non akademik, seperti lomba olahraga, tari, dan budaya. "Setiap tahun piala yang berhasil kami raih bisa mencapai 90 piala. Sebab kami selalu diundang untuk mewakili kejuaraan tingkat nasional maupun provinsi," katanya, ketika ditemui di sekolahnya, Jalan MR Gele Harun 3, Bandar Lampung, Selasa (13/10/2015).
Haryanto mengatakan, pada 2007, ketika dia baru pertama kali menjabat sebagai kepala sekolah, deretan piala yang disimpan hanya ada satu laci.
Dia berpikir, jika piala ini disimpan dalam laci kaca lalu ditaruh dilorong kelas mungkin akan memotivasi siswa. Selain itu, koleksi piala itu juga bisa jadi ajang pamer bagi orangtua. Triknya ini terbukti berhasil.
"Dari 2007 lalu yang hanya ada satu laci piala, kini sudah ada 10 laci kaca berisi piala," terangnya.
Dia mengatakan, terakhir siswanya berhasil meraih juara umum lomba cepat tepat se Provinsi Lampung, lalu juara umum renang tingkat provinsi. Sementara pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat nasional dibidang Fisika dan Matematika, sekolahnya hanya mampu meraih perunggu.
Lalu apa rahasianya hingga berbagai lomba selalu dijuarai? Haryanto mengungkapkan, sekolah selalu aktif menginformasikan berbagai undangan lomba kepada klub ekstrakurikuler (ekskul).
Tercatat, ada 24 ekskul yang dibuka, seperti KIR, futsal, robotik, badminton, karate, tenis meja, renang, biologi, dan seni baca Alquran.
"Siswa wajib mengikuti ekskul sebagai pengisi waktu. Aktifnya ekskul ini membuat stok siswa yang akan diikutsertakan disuatu kejuaraan selalu tersedia setiap saat," jelasnya.
Siswa yang mengikuti lomba pun diberikan dispensasi jam belajar hingga boleh mengikuti ujian ulangan. Haryanto mengungkapkan, pendanaan adalah kendala sekolah sehingga tidak bisa mengikuti semua lomba.
"Jika kas sekolah kurang, maka sekolah akan meminta bantuan komite sekolah mencari dana agar siswa tetap bisa mengikuti lomba. Adanya program Full Day School turut membantu siswa semakin berprestasi," ungkapnya.
Dalam program itu, dari pukul 7.00 WIB hingga 17.00 WIB, siswa mengikuti pembelajaran di sekolah. Para guru akan memberikan bimbingan belajar intensif bagi siswa pada program Full Day School ini.
"Program ini tidak wajib, karena siswa dipungut biaya Rp1,8 juta setahun. Namun meski tidak wajib, lebih dari 80% siswa mengikutinya, karena biayanya lebih hemat daripada ikut les di luar sekolah," pungkasnya.
(san)