Banjir Lahar Dingin Merapi, Masih Menghantui
A
A
A
YOGYAKARTA - Banjir material lahar dingin Merapi, diprediksi tetap akan terjadi pada musim hujan nanti. Sebab, di tiap hulu sungai sampai saat ini masih banyak endapan pasir sisa erupsi pada 2010 silam.
Kepala Seksi Gunung Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Kusdaryanto, mengatakan ancaman tersebut bisa terjadi bila hujan secara terus-menerus di sekitar Merapi. "Karena material endapan di hulu sungai Merapi saat ini masih banyak," kata dia, Minggu (11/10/2015).
Namun asalkan banjir lahar dingin tersebut masih berada di alur sungai, menurutnya tetap dapat terkendali. Apalagi setiap tahunnya volume material semakin menurun, dengan adanya aktivitas normalisasi.
"Masing-masing sungai, hulunya punya volume sendiri-sendiri. Yang jelas, masih dapat terkendali jika tetap berada di aliran sungai," tuturnya.
Ancaman masih adanya material yang terbawa hujan ini pun juga diakui oleh Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Malah, ini cukup disyukuri karena dengan begitu, akan menurun konflik terkait aktivitas penambangan.
"Dengan adanya hujan, maka pasir yang masih berada di kawasan TNGM akan keluar. Pasir yang masih berada di kawasan TNGM tidak boleh ditambang. Jadi, akan menurun konflik kepentingannya," kata Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan, TNGM, Dhany Suryawan.
Terpisah, Koordinator SAR Linmas Kaliurang, Sleman, Kiswanta, mengatakan beberapa sungai yang berhulu Merapi di Sleman, diantaranya Kali Kuning, Boyong, Opak, dan Gendol kemungkinan memang masih terjadi banjir lahar dingin.
"Mudah-mudahan tidak sampai besar. Karena sudah banyak yang turun tiap tahun kemarin. Seandainya hujan lebat pun, sudah sesuai jalurnya," tandasnya.
Kepala Seksi Gunung Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Kusdaryanto, mengatakan ancaman tersebut bisa terjadi bila hujan secara terus-menerus di sekitar Merapi. "Karena material endapan di hulu sungai Merapi saat ini masih banyak," kata dia, Minggu (11/10/2015).
Namun asalkan banjir lahar dingin tersebut masih berada di alur sungai, menurutnya tetap dapat terkendali. Apalagi setiap tahunnya volume material semakin menurun, dengan adanya aktivitas normalisasi.
"Masing-masing sungai, hulunya punya volume sendiri-sendiri. Yang jelas, masih dapat terkendali jika tetap berada di aliran sungai," tuturnya.
Ancaman masih adanya material yang terbawa hujan ini pun juga diakui oleh Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Malah, ini cukup disyukuri karena dengan begitu, akan menurun konflik terkait aktivitas penambangan.
"Dengan adanya hujan, maka pasir yang masih berada di kawasan TNGM akan keluar. Pasir yang masih berada di kawasan TNGM tidak boleh ditambang. Jadi, akan menurun konflik kepentingannya," kata Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan, TNGM, Dhany Suryawan.
Terpisah, Koordinator SAR Linmas Kaliurang, Sleman, Kiswanta, mengatakan beberapa sungai yang berhulu Merapi di Sleman, diantaranya Kali Kuning, Boyong, Opak, dan Gendol kemungkinan memang masih terjadi banjir lahar dingin.
"Mudah-mudahan tidak sampai besar. Karena sudah banyak yang turun tiap tahun kemarin. Seandainya hujan lebat pun, sudah sesuai jalurnya," tandasnya.
(sms)