Cassa Semai Awan di Sumsel-Jambi

Jum'at, 09 Oktober 2015 - 03:02 WIB
Cassa Semai Awan di...
Cassa Semai Awan di Sumsel-Jambi
A A A
PALEMBANG - Kedatangan satu pesawat Cassa dari Skuadron Udara 4 Lanud Abdurachman Saleh dengan 11 orang kru membantu Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Sumsel dan sekitarnya.

Kegiatan TMC ini dilakukan atas kerjasama oleh pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) didukung Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan TNI Angkatan Udara/Lanud Palembang.

"Cassa dari TNI AU membantu operasi TMC sejak September lalu sampai 15 Oktober ini, namun diprediksi bakal diperpanjang sampai November 2015," ujar Mayor Pnb Muhammad Arif "Walet 58" selaku Instruktur Pilot didampingi Kapten Pnb Ignatius Satriyo Adjie Wibowo "Walet 66", di Apron Base Ops Lanud Palembang, Kamis (9/10/2015).

Sebanyak 11 orang kru pesawat yang terdiri dari tiga penerbang, dua teknisi dan penabur garam ini menjalankan operasi bersama tim dari BPPT dan BNPB.

Setiap hari dilakukan satu sampai dua shortie, melihat situasi dan potensi terbentuknya awan aktif. Setiap sortie dalam penerbangan ditaburkan 800 Kg garam. Sehingga total sehari dapat mencapai 1,6 ton garam.

"Kita lihat hasil observasi yang dilakukan setiap hari, namun memang kondisi awan pada hari ini terlihat cukup baik dibandingkan minggu sebelumnya. Bahkan pasca TMC kemarin sudah terjadi hujan di wilayah Jambi dan sebagian Musi Banyuasin," ujar penerbang dengan 2.500 jam terbang ini.

Dia mengatakan, penyemaian awan dilakukan di wilayah Bayung Lencir Muba dan Jambi pada 7 Oktober dan 8 Oktober dilakukan di sekitar Bayung Lencir Muba.

Sementara itu, jelas Arif, kecenderungan posisi awan potensial pembentuk hujan bukan berada di langit OKI melainkan di wilayah Muba dan Jambi berdasar hasil observasi pada tim TMC .

Kapten Pnb Ignatius Satriyo Adjie Wibowo selaku Captain Pilot menambahkan, penerbangan dilakukan sebanyak satu sampai dua kali seharinya.

Diantaranya sekitar pukul 13.00 -15.00 dan pukul 15.00-17.00 WIB. Penerbangan dilakukan juga tergantung dengan kondisi visibility.

"Memang yang bagus 1-1,5 Km namun kondisinya kita kadang landing pada visibility 700 meter bahkan sampai 500 meter," imbuhnya.

Adjie menuturkan, prinsip penerbangan saat operasi TMC bertentangan dengan prinsip terbang pada umumnya.

Justru, jika penerbang biasanya menghindari awan, maka dalam operasi TMC harus mendekati awan aktif demi mendorong percepatan terjadinya hujan.

"Ini termasuk tugas yang berat karena harus mendekati awan dan saat bersinggungan kerap terjadi turbulence. Selain itu perbedaan lainnya, saat visibility buruk justru terkadang uap air di permukaan dapat memicu awan. Jadi cukup dilematis, namun saat mendarat kita ditunjang fasilitas Instrument Landing System (ILS), " timpal dia.

Sementara itu, Perekayasa Utama pada BPPT, Mahally Kudsy menjelaskan, modifikasi cuaca kemarin ditujukan dilakukan di sekitar Bayung Lencir Muba.

"Kita mengarah ke Muba atau Bayung Lencir karena lumayan ada awan. Kita prediksi hujan dapat kembali terjadi di wilayah Jambi dan sebagian Muba. Observasi yang kita lakukan dan melihat data Weather Research and Forecasting (WRF) skala regional dan lokal terdapat potensi awan, yakni diantaranya wilayah Selatan dan Palembang bagian Barat, Muba, Banyuasin, Musi Rawas dan Bangka. Sayangnya daerah OKI tak telihat awan pembentuk hujan," jelas dia.

Mahally mengatakan, potensi hujan dapat saja terjadi di wilayah Banyuasin, Muba, dan sedikit Wilayah Palembang.

"Kalau melihat hotspot, wilayah OKI cukup banyak mencapai 58 titik dari total 74 titik di wilayah Sumsel berdasarkan satelit NOAA. Sementara titik api lainnya yakni di Muba 3 titik, OKU 3 titik, Lahat 2 titik, OKU Selatan 1 titik, Musi Rawas 1 titik," timpalnya.

Dia mengatakan, prediksi penghujan di wilayah Sumsel dimungkinkan terlambat lantaran adanya Elnino yang cukup kuat.

Sehingga secara klimatologis, curah hujan yang banyak di Sumsel dimungkinkan pada November mendatang.

Mahally menambahkan, dalam proses observasi pihaknya juga menganalisis kondisi cuaca, potensi semai, jumlah hotspot, dan kondisi pesawat.

Sementara itu, Danlanud Palembang Letkol PNB M. Riza Yudha Fahlefie menjelaskan, operasi TMC dimungkinkan akan berlangsung sampai 30 Oktober mendatang. Dari rencana awal sampai 15 Oktober 2015.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2929 seconds (0.1#10.140)