Pura Maospahit Bukti Ketangguhan Patih Kebo Iwa

Minggu, 27 September 2015 - 05:00 WIB
Pura Maospahit Bukti Ketangguhan Patih Kebo Iwa
Pura Maospahit Bukti Ketangguhan Patih Kebo Iwa
A A A
Salah satu peninggalan Patih Kebo Iwa dari Kerajaan Bali pada masa pemerintahan Prabu Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten adalah Pura Maospahit yang sampai saat ini masih berdiri kokoh. Dari Kota Denpasar, Pura ini berjarak kurang lebih 2 km ke arah timur laut.

Pura Maospahit yang sangat berdekatan dengan Pura Jagatnata di samping Lapangan Puputan, Denpasar ini adalah salah satu bukti ketangguhan dan keperkasaan Patih Kebo Iwa.

Karena dalam Prasasti Pura Maospahit disebutkan kelahiran Kebo Iwa dan kekuatannya yang sangat terkenal sampai di luar pulau Bali.

Dalam prasasti tersebut disebutkan Kebo Iwa lahir daerah Blahbatuh dengan ukuran tubuh lebih besar dari bayi kebanyakan.

Sehingga baru berumur dua hari anak itu sudah menghabiskan sebutir ketupat. Ketika berumur satu minggu sudah mampu menghabiskan 6 butir (satu kelan) ketupat setiap kali makan.

Setelah berumur tiga tahu,anak itu menghabiskan satu periuk nasi setiap kali makan. Konon walaupun terlahir dengan tubuh besar, namun Kebo Iwa memiliki hati yang lurus dan memiliki kesaktian yang luar biasa termasuk kebal terhadap berbagai senjata. (Ingin Tahu Kisah Kebo Iwa Baca: Kebo Iwo, Patih Kerajaan Bali yang Ditakuti Gajah Mada).

Menurut penjaga pura Maospahit, Jro Mangku Ketut Gede Sudiasna, Kebo Iwa Patih Kerajaan Bali yang sangat ditakuti Gajah Mada, tetapi tetapi dia juga ahli dalam Undalgi (arsitek tradisonal Bali).

“Yang saya tahu pura peninggalan Kebo Iwa yang masih berdiri tegak sepertinya hanya pura Maospahit. Kebo Iwa memang pernah membangun berbagai tempat ibadah di Bali, ” jelasnya, di Denpasar.

Menurut Jro Mangku, pura ini dibangun pada 1200 tahun Saka, awalnya pura itu hanya berukuran kecil namun seriringnya waktu Majapahit menguasai Bali, pura tersebut diperluas oleh Gajah Mada untuk menghormati Patih Kebo Iwa yang tangguh dan perkasa.

Arkeologi yang terdapat di Pura Maospahit Tonja terdiri dari Meja Batu, Palung Batu, Candi (Prasada) dan Candi Kurung.

Luas pura ini sekitar 70 are atau 1 hektare kurang, Pura Maospahit ini pada umumnya hanya memiliki tiga ruangan atau Tri Suci Mandala Tiga, tapi pura ini diperluas oleh Kerajaan Majapahit pada tahun Saka 1475 sehingga menjadi empat mandala.

Di halaman pertama ada Candi Rebah, Ratu Gede Kobar Api, Bale Pesandikean, Bale Gede, Bale Sakalaulu, Parerepan, Paweragan, Batara Wisnu, Sumur, Candi Bentar, Ratu Ngurah Bayu-Ratu Ngurah Paksi.

Menurut laki-laki yang menjaga pura puluhan tahun ini, di halaman dua terdapat Bale Pesucian, Bale Tajuk, Bale Sumangge, Kori Agung.

Halaman ketiga terdapat, Agung Bale Pangayunan, Bale Patirtan, Ratu Pregina, Bayara Taksu, Vandi Raras Majapahit, Palingi-Palingging, Gedong Batara Guru, Ratu Pregina, Batara Taksu, Candi Raras Maospahit (palingging gedong bata merah cukup besar dimana terdapat dua patung yang mengapit pintu), Ratu Hyang Agung, Piasan, Palinggih, Kompleks Sanggah Pemanggku, dan Belepiasan.

Sementara halaman empat terdapat Candi Rengat, Bale Kembar, Bale Kulkul, Ratu Ngerurah Pengalasan, Piasan dan Candi Kusuam.

Pura yang saat ini menjadi cagar budaya ini diyakini dilindungi sejumlah dewa yang menjaga lima penjuru angin yaitu Sangkatra, Indara, Yama, Kuwera, dan Baruna.

“Semua area yang berada dalam Pura Maospahit itu sangat penting, namun dari semua bangunan yang paling penting adalah Candi Rarasmaospahit, dimana candi itu beratapkan ijuk,” katanya.

Gedong yang dibangun dan diberi nama Candi Raras Majapahit ini berdasarkan ukuran gedong atau candi yang ada di Kerajaan Majapahit. Biasanya saat upacara pemujaan tempat suci itu untuk menghubungkan diri dengan roh leluhur.

Pria yang sudah berumur 60 tahun ini menceritakan Kebo Iwa meninggal ditangan Gajah Mada, pada saat itu Kerajaan Majapahit ingin menguasai Bali.

Kebo Iwa adalah patih sekaligus panglima dari Bali yang sangat sakti dan ahli strategi militer. Sehingga pada saat itu Gajah Mada memandang dia sebagai batu sandungannya untuk menguasa tanah Bali.

Namun dengan akal cerdiknya Gajah Mada, kemudian Kebo Iwa diajak ke tanah Jawa yang rencananya dinikahkan kepada seorang putri, namun itu hanya sebuah siasat.Ketika sampai di Jawa tepatnya di Majapahit, Kebo Iwa diperdaya sehingga akhirnya dibunuh oleh Gajah Mada.

Saat memasuki Pura Maospahit ini terasa sejuk, karena di semua sisi yang ada dipura terdapat pohon-pohon besar yang mengayomi pura ini.

Terlihat di depan pintu masuk Pura Maospahit terdapat papan nama besar bertuliskan cagar budaya nasional Pura Maospahit Grenceng Denpasar dan di bawahnya ada tulisan suaka peninggalan sejarah purbakala Bali.

Kemudian di depan pintu sebelah kiri terdapat papan juga yang mengatakan Pura Maospahit grenceng adalah cagar budaya nasional.

Dilindungi oleh Undang-undang Republik Indonesia No 5 Tahun 1992, suaka peninggalan sejarah dan purbakala, Prov Bali-NTB-NTT-Tim-tim.

Menurut Jro Mangku, yang menjadikan pura tersebut sebagai cagar budaya adalah dari segi bangunannya, dimana arsitekturnya sama dengan masa Kerajaan Majapahit.

Dimana ada Candi Raras yang bangunannya secara arsiteknya ini dibangun dari bata merah, yang memiliki mangkok-mangkok kuno yang menempel di depan candi. Namun saat ini mangkok-mangkok itu sudah tidak ada.

Selain itu juga terdapat candi-candi berdiri kokoh yang berukuran sekitar 3 meter lebih dimana diatasnya hal tersebut yang menjadikan pura ini sebagai cagar budaya.

Bila memasuki pura ini sangat terasa kental bahwa bangunan yang ada itu telah dibangun sejak ratusan tahun lalu.

Pura Maospahit ini sampai saat ini masih dipakai upacara keagamaan oleh umat Hindu. Setiap hari banyak wisatawan dari Eropa, Amerika, dan Jepang datang ke pura.

Para wisatawan itu berkunjung tidak hanya sekedar melihat-melihat, tetapi juga sedang meneliti bangunanya.
"Hampir setiap hari wisatawan datang kesini, ada lokal ada juga yang asing. Tapi kebanyakan wisatawan yang datang ke sini bule-bule itu," tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6805 seconds (0.1#10.140)