Kabut Asap Kian Pekat, Jarak Pandang Hanya 5 Meter
A
A
A
KAYUAGUNG - Kabut asap yang menyelimuti wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan dan sekitarnya semakin parah.
Bahkan kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan itu mulai mengganggu arus lalu lintas sejumlah angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), khususnya jurusan Tulung Selapan OKI - Palembang, dimana jarak pandang tak lebih dari 5 meter.
Salah seorang sopir AKDP Tulung Selapan - Palembang, Ujang mengaku sangat terganggu dengan keberadaan kabut asap terutama di wilayah Tulung Selapan dan Pangkalan Lampam.
"Apalagi semakin hari semakin pekat, jarak pandang kami hanya 5 meter, itu sudah pukul 07.30 WIB. Jadi kami menunda keberangkatan setiap harinya. Ya kalau beruntung penumpang masih banyak," ujar Ujang.
Sementara Sekdes Awal Terusan, Kecamatan Sirah Pulau Padang A Rasyid mengatakan sekitar pukul 07.00 WIB, kabut asap yang menyelimuti wilayah SP Padang sangat tebal.
"Kami tidak bisa melihat apa-apa, kabut asap sangat tebal dan sangat membahayakan pengendara dan kesehatan. Mudah-mudahan pemerintah bisa segera mengatasi permasalahan kebakaran hutan dan lahan di wilayah OKI ini," pungkasnya.
Menurutnya, masih banyak warga yang melakukan pembakaran lahan untuk membuka lahan pertanian.
"Sekarang ini warga melakukan pembakaran pada malam hari, kalau siang takut ketahuan aparat dan bisa ditindak. Jadi mereka kucing-kucingan dengan membakar lahan pada malam hari," terangnya.
Sementara berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten OKI, hingga hari ini hotspot yang terpantau di wilayah OKI sebanyak 893 titik.
Di antaranya 5 titik di Kecamatan Air Sugihan, 139 titik di Kecamatan Cengal, 9 titik di Kecamatan Kayuagung, 4 titik di Kecamatan Lempuing, 194 titik di Kecamatan Pampangan.
Kemudian 64 titik di Pedamaran, 67 di Pematang Panggang Mesuji, 1 titik di Tanjung Lubuk dan 373 di Tulung Selapan. "Total hotspot yang terpantau 893 titik," kata Kepala BPBD OKI Azhar SE.
Bahkan kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan itu mulai mengganggu arus lalu lintas sejumlah angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), khususnya jurusan Tulung Selapan OKI - Palembang, dimana jarak pandang tak lebih dari 5 meter.
Salah seorang sopir AKDP Tulung Selapan - Palembang, Ujang mengaku sangat terganggu dengan keberadaan kabut asap terutama di wilayah Tulung Selapan dan Pangkalan Lampam.
"Apalagi semakin hari semakin pekat, jarak pandang kami hanya 5 meter, itu sudah pukul 07.30 WIB. Jadi kami menunda keberangkatan setiap harinya. Ya kalau beruntung penumpang masih banyak," ujar Ujang.
Sementara Sekdes Awal Terusan, Kecamatan Sirah Pulau Padang A Rasyid mengatakan sekitar pukul 07.00 WIB, kabut asap yang menyelimuti wilayah SP Padang sangat tebal.
"Kami tidak bisa melihat apa-apa, kabut asap sangat tebal dan sangat membahayakan pengendara dan kesehatan. Mudah-mudahan pemerintah bisa segera mengatasi permasalahan kebakaran hutan dan lahan di wilayah OKI ini," pungkasnya.
Menurutnya, masih banyak warga yang melakukan pembakaran lahan untuk membuka lahan pertanian.
"Sekarang ini warga melakukan pembakaran pada malam hari, kalau siang takut ketahuan aparat dan bisa ditindak. Jadi mereka kucing-kucingan dengan membakar lahan pada malam hari," terangnya.
Sementara berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten OKI, hingga hari ini hotspot yang terpantau di wilayah OKI sebanyak 893 titik.
Di antaranya 5 titik di Kecamatan Air Sugihan, 139 titik di Kecamatan Cengal, 9 titik di Kecamatan Kayuagung, 4 titik di Kecamatan Lempuing, 194 titik di Kecamatan Pampangan.
Kemudian 64 titik di Pedamaran, 67 di Pematang Panggang Mesuji, 1 titik di Tanjung Lubuk dan 373 di Tulung Selapan. "Total hotspot yang terpantau 893 titik," kata Kepala BPBD OKI Azhar SE.
(nag)