Dua Petani Duel Menggunakan Sabit
A
A
A
BANTUL - Dua petani Sr (49) dengan Amat Rosindin (48) di Dusun Priyan Mertosanan Kulon, Desa Potorono, Kecamatan Banguntapan terlibat duel. Akibatnya, Amat Rosidin harus mendapatkan perawatan di rumah sakit setelah mengalami luka cukup serius.
Berdasarkan keterangan Sr, duel antara kedua orang yang bertetangga tersebut terjadi di Dusun Priyan Mertosanan Kulon, Minggu 20 September.
Saat itu Amat sedang berada di kandang kelompok untuk memberi makan sapi miliknya. Tersangka Sr mendatangi korban untuk melakukan klarifikasi.
“Saya datang untuk klarifikasi alasan dia (Amat) mengatakan saya tidak punya otak maksudnya apa,” ujar Sr, Senin (21/9/2015).
Hanya saja, saat itu korban tidak terima dengan kedatangan tersangka. Keduanya terlibat adu mulut dan berakhir dengan adu fisik. Korban yang merasa sudah emosi terlihat mengayunkan ember yang dia bawa dan mengenai pelipis tersangka. Akibat pukulan tersebut, selain mengalami luka di pelipis, Sr juga jatuh tersungkur.
Karena emosi, keduanya langsung terlibat baku hantam bahkan saking sengitnya pertarungan kedua petani ini terjerembab ke dalam parit.
Meski di dalam parit, perkelahian tersebut tidak berhenti dan terus berlangsung. Saat baku hantam tersebut, Sr mengaku sabit yang dia bawa mengenai perut korban. Perkelahian baru berhenti ketika rekan mereka Juwandi berusaha melerai keduanya. “Saya tidak sengaja, arit (sabit) saya mengenai perut dia,” ujarnya.
Panit Reskrim I Polsek Banguntapan, Ipda M Deby Tri Andrestian mengatakan, pihaknya saat ini sudah mengamankan Sr di Mapolsek Banguntapan.
Dari keterangan awal tersangka Sr, tersangka mengaku tidak sengaja melukai korban. Namun dari pengakuan korban, tersangka membabi buta menyerangnya.
“Nanti kami kroscek luka di tubuh korban. Kalau tidak sengaja apakah lukanya hanya satu titik atau sobek,” timpalnya.
Kapolsek Banguntapan, Kompol Suharno mengatakan, saat ini tersangka Sr tengah mendekam di sel tahanan Polsek Banguntapan. Sementara Amat menjalani perawatan di RSUP Sardjito Yogyakarta. Amat terpaksa dirawat intensif di RSUP Sardjito karena sabetan sabit tersebut tembus hingga ke usus.
Berdasarkan keterangan Sr, duel antara kedua orang yang bertetangga tersebut terjadi di Dusun Priyan Mertosanan Kulon, Minggu 20 September.
Saat itu Amat sedang berada di kandang kelompok untuk memberi makan sapi miliknya. Tersangka Sr mendatangi korban untuk melakukan klarifikasi.
“Saya datang untuk klarifikasi alasan dia (Amat) mengatakan saya tidak punya otak maksudnya apa,” ujar Sr, Senin (21/9/2015).
Hanya saja, saat itu korban tidak terima dengan kedatangan tersangka. Keduanya terlibat adu mulut dan berakhir dengan adu fisik. Korban yang merasa sudah emosi terlihat mengayunkan ember yang dia bawa dan mengenai pelipis tersangka. Akibat pukulan tersebut, selain mengalami luka di pelipis, Sr juga jatuh tersungkur.
Karena emosi, keduanya langsung terlibat baku hantam bahkan saking sengitnya pertarungan kedua petani ini terjerembab ke dalam parit.
Meski di dalam parit, perkelahian tersebut tidak berhenti dan terus berlangsung. Saat baku hantam tersebut, Sr mengaku sabit yang dia bawa mengenai perut korban. Perkelahian baru berhenti ketika rekan mereka Juwandi berusaha melerai keduanya. “Saya tidak sengaja, arit (sabit) saya mengenai perut dia,” ujarnya.
Panit Reskrim I Polsek Banguntapan, Ipda M Deby Tri Andrestian mengatakan, pihaknya saat ini sudah mengamankan Sr di Mapolsek Banguntapan.
Dari keterangan awal tersangka Sr, tersangka mengaku tidak sengaja melukai korban. Namun dari pengakuan korban, tersangka membabi buta menyerangnya.
“Nanti kami kroscek luka di tubuh korban. Kalau tidak sengaja apakah lukanya hanya satu titik atau sobek,” timpalnya.
Kapolsek Banguntapan, Kompol Suharno mengatakan, saat ini tersangka Sr tengah mendekam di sel tahanan Polsek Banguntapan. Sementara Amat menjalani perawatan di RSUP Sardjito Yogyakarta. Amat terpaksa dirawat intensif di RSUP Sardjito karena sabetan sabit tersebut tembus hingga ke usus.
(sms)