PNS Tak Disiplin, Wabup Garut Kecewa
A
A
A
GARUT - Wakil Bupati Garut Helmi Budiman kecewa saat melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah tempat di pagi hari. Dalam kunjungannya itu, dia tidak menemukan para pegawai pemerintahan di tempatnya bekerja. Padahal saat itu waktu telah menunjukkan awal dimulainya bekerja.
Di Kantor Pemerintah Kecamatan Cigedug misalnya, Helmi mendapati tempat itu kosong pada pukul 07.30 WIB. Hanya satu orang pegawai yang menyambutnya.
Itu pun seorang pegawai yang baru saja melaksanakan piket di malam hari. Helmi mengaku tidak habis pikir dengan ketidakdisiplinan yang dilakukan aparat pemerintah kecamatan.
"Semestinya jam segini merupakan waktu bagi para pegawai melaksanakan apel pagi, sebagai awal mula dimulainya pekerjaan," gumam Helmi, Jumat (18/9/2015).
Helmi pun terpaksa membuka sendiri pintu kantor, sebagai tanda pelayanan terhadap masyarakat di Kecamatan Cigedug telah dimulai. Beberapa saat kemudian, Tatang, Camat Cigedug, datang menghampiri wabup.
Rumah dinas Tatang berada tepat bersebelahan dengan Kantor Pemerintah Kecamatan Cigedug. Tak banyak yang disampaikan orang nomor dua di Garut itu kepada Camat Cigedug.
Lain di kantor kecamatan, lain pula yang terjadi di Puskesmas Cigedug dan di SMPN 1 Cigedug. Di kecamatan, wabup hanya bisa menemui camat, sedangkan di Puskesmas Cigedug dengan beberapa perawat dan satu orang dokter, tanpa kehadiran kepala puskesmas.
"Kepala puskesmas seharusnya sudah memimpin apel pagi. Tapi yang bersangkutan tidak ada," ucapnya ketika waktu menunjukkan pukul 08.10 WIB.
Keadaan serupa ditemukan di SMPN 1 Cigedug. Di sekolah ini Helmi hanya bertemu dengan beberapa guru yang sedang membimbing siswa melakukan operasi bersih-bersih, tanpa kehadiran kepala sekolah.
Rasa penasaran Helmi terhadap pegawai di kantor kecamatan dan puskesmas membuatnya kembali mengunjungi dua tempat itu. Wabup kembali menggelengkan kepalanya, karena suasana dua kantor ini masih sama dengan ketika dia tinggalkan.
Helmi langsung memasuki ruang camat dengan maksud meminta penjelasan atas apa yang terjadi. "Terus terang saya kecewa. Perlu disampaikan, sidak ini dilakukan atas masukan berbagai pihak yang menyebutkan kondisi di beberapa fasilitas Pemerintah Kecamatan Cigedug sangat buruk. Ternyata benar saja," kata Helmi, kesal.
Wabup pun memperingatkan agar ketidakdisiplinan itu tidak menjadi kebiasaan. Bila peringatan yang diberikannya diabaikan, dia mengaku tidak segan untuk memberi sanksi tegas.
"Sistem hari ini sudah memungkinkan kami untuk memberikan sanksi kepada pegawai manakala yang bersangkutan sering melanggar aturan. Kalau perlu akan kami turunkan pangkatnya atau mungkin pemecatan," ancamnya.
Helmi juga merasa kecewa atas penjelasan Camat Cigedug yang seolah lepas tangan dan menyalahkan bawahannya. Dia berjanji menindaklanjuti persoalan ini.
PILIHAN:
Mengaku Diperkosa Tiga Pemuda, Wanita Tunawicara Lapor Polisi
Jenazah Perwira TNI AL Korban Pembunuhan Dibawa ke Surabaya
Di Kantor Pemerintah Kecamatan Cigedug misalnya, Helmi mendapati tempat itu kosong pada pukul 07.30 WIB. Hanya satu orang pegawai yang menyambutnya.
Itu pun seorang pegawai yang baru saja melaksanakan piket di malam hari. Helmi mengaku tidak habis pikir dengan ketidakdisiplinan yang dilakukan aparat pemerintah kecamatan.
"Semestinya jam segini merupakan waktu bagi para pegawai melaksanakan apel pagi, sebagai awal mula dimulainya pekerjaan," gumam Helmi, Jumat (18/9/2015).
Helmi pun terpaksa membuka sendiri pintu kantor, sebagai tanda pelayanan terhadap masyarakat di Kecamatan Cigedug telah dimulai. Beberapa saat kemudian, Tatang, Camat Cigedug, datang menghampiri wabup.
Rumah dinas Tatang berada tepat bersebelahan dengan Kantor Pemerintah Kecamatan Cigedug. Tak banyak yang disampaikan orang nomor dua di Garut itu kepada Camat Cigedug.
Lain di kantor kecamatan, lain pula yang terjadi di Puskesmas Cigedug dan di SMPN 1 Cigedug. Di kecamatan, wabup hanya bisa menemui camat, sedangkan di Puskesmas Cigedug dengan beberapa perawat dan satu orang dokter, tanpa kehadiran kepala puskesmas.
"Kepala puskesmas seharusnya sudah memimpin apel pagi. Tapi yang bersangkutan tidak ada," ucapnya ketika waktu menunjukkan pukul 08.10 WIB.
Keadaan serupa ditemukan di SMPN 1 Cigedug. Di sekolah ini Helmi hanya bertemu dengan beberapa guru yang sedang membimbing siswa melakukan operasi bersih-bersih, tanpa kehadiran kepala sekolah.
Rasa penasaran Helmi terhadap pegawai di kantor kecamatan dan puskesmas membuatnya kembali mengunjungi dua tempat itu. Wabup kembali menggelengkan kepalanya, karena suasana dua kantor ini masih sama dengan ketika dia tinggalkan.
Helmi langsung memasuki ruang camat dengan maksud meminta penjelasan atas apa yang terjadi. "Terus terang saya kecewa. Perlu disampaikan, sidak ini dilakukan atas masukan berbagai pihak yang menyebutkan kondisi di beberapa fasilitas Pemerintah Kecamatan Cigedug sangat buruk. Ternyata benar saja," kata Helmi, kesal.
Wabup pun memperingatkan agar ketidakdisiplinan itu tidak menjadi kebiasaan. Bila peringatan yang diberikannya diabaikan, dia mengaku tidak segan untuk memberi sanksi tegas.
"Sistem hari ini sudah memungkinkan kami untuk memberikan sanksi kepada pegawai manakala yang bersangkutan sering melanggar aturan. Kalau perlu akan kami turunkan pangkatnya atau mungkin pemecatan," ancamnya.
Helmi juga merasa kecewa atas penjelasan Camat Cigedug yang seolah lepas tangan dan menyalahkan bawahannya. Dia berjanji menindaklanjuti persoalan ini.
PILIHAN:
Mengaku Diperkosa Tiga Pemuda, Wanita Tunawicara Lapor Polisi
Jenazah Perwira TNI AL Korban Pembunuhan Dibawa ke Surabaya
(zik)