Sapi Berkulit Loreng Dibanderol Rp30 Juta
A
A
A
Ada yang berbeda pada hewan kurban yang ada di Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Sepekan jelang Hari Raya Idul Adha 1436 Hijriah, salah seorang peternak M Yusuf, 35, menjual seekor sapi jenis limosin unik.
Pasalnya, dari puluhan sapi yang dikembangbiakan terdapat satu sapi karena mempunyai kulit loreng layaknya seekor harimau. Sapi jantan berbobot sekitar 500 kg itu dibenderol dengan harga Rp30 juta. Saat berbincang dengan KORAN SINDO, Yusuf mengatakan, bila sapi potong yang kini telah genap menginjak umur lima tahun merupakan hasil dari persilangan sapi lokal asli Kabupaten Bandung dengan sapi yang berasal dari Australia.
Dia tak menyangka bila akhirnya, sapi yang akan dijualnya untuk dikurbankan jelang Idul Adha tahun ini memiliki kulit seperti hewan buas harimau. Menurutnya, sapi yang belum diberi nama khusus ini sejak lahir memang sedikit berbeda dengan sapi yang lain. Di tahun pertama, corak loreng sudah terlihat di beberapa bagian tubuh meski masih samar hingga genap berumur lima tahun semakin jelas.
Untuk pemeliharaan, pria yang hampir delapan tahun beternak sapi itu mengaku tidak ada hal istimewa dari sapi loreng ini tetapi dari makanan memang lebih banyak. “Saya juga kadang mikir mungkinkah karena mirip harimau suara sapi tiba-tiba mengaum, tapi ternyata enggak,” candanya. Disinggung terkait adanya kabar bila sapi loreng memiliki kelebihan tersendiri karena bisa dimanfaatkan sebagai pende - teksi bencana, Yusuf enggan berkomentar.
Dia juga tidak terlalu percaya dengan mitos itu seperti yang sempat ada di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Baginya keunikan yang ada disapi ini karena adanya persilangan genetik. “Kalau soal insting mendeteksi bencana kurang tahu karena yang saya rasakan sama saja kokdengan sapi lain ini sesuai jenis limosin,” ungkapnya.
Rencanannya, kata dia, sapi yang telah diternakan sejak lima tahun silam itu akan dijual dengan harga Rp30 juta. Hingga kini, diakuinya beberapa pembeli sempat datang untuk sekedar melihat-lihat akan tetapi belum sampai pada akad. “Jika tahun ini sapi loreng tak terjual bisa juga di tahun mendatang.
Nahkalau untuk menjamin kesehatan saya sebagai peternak bisa memastikannya kok. Kan terus kami awasi semua hewan kurban yang ada di sini sebelum diperjualbelikan,” tuturnya. Warga setempat Sutanto, 30, mengaku baru tahu bila salah satu peternak didaerahnya memiliki sapi yang tidak biasanya.
Menurut sepengetahuannya, hewan kurban jenis sapi selalu berkulit putih polos atau coklat termasuk jenis limosin. Seandainya berbeda, lanjut Tanto, selalu pada bobot dan ukuran sapi. “Nahkalau ini unik, sapi seperti harimau. Kalau bisa ya jangan dulu dijual, kanjarang. Bisa juga diternakan biar lebih banyak,” ungkap pria yang sehari-hari membuka warung itu.
DILA NASHEAR
Kabupaten Bandung
Pasalnya, dari puluhan sapi yang dikembangbiakan terdapat satu sapi karena mempunyai kulit loreng layaknya seekor harimau. Sapi jantan berbobot sekitar 500 kg itu dibenderol dengan harga Rp30 juta. Saat berbincang dengan KORAN SINDO, Yusuf mengatakan, bila sapi potong yang kini telah genap menginjak umur lima tahun merupakan hasil dari persilangan sapi lokal asli Kabupaten Bandung dengan sapi yang berasal dari Australia.
Dia tak menyangka bila akhirnya, sapi yang akan dijualnya untuk dikurbankan jelang Idul Adha tahun ini memiliki kulit seperti hewan buas harimau. Menurutnya, sapi yang belum diberi nama khusus ini sejak lahir memang sedikit berbeda dengan sapi yang lain. Di tahun pertama, corak loreng sudah terlihat di beberapa bagian tubuh meski masih samar hingga genap berumur lima tahun semakin jelas.
Untuk pemeliharaan, pria yang hampir delapan tahun beternak sapi itu mengaku tidak ada hal istimewa dari sapi loreng ini tetapi dari makanan memang lebih banyak. “Saya juga kadang mikir mungkinkah karena mirip harimau suara sapi tiba-tiba mengaum, tapi ternyata enggak,” candanya. Disinggung terkait adanya kabar bila sapi loreng memiliki kelebihan tersendiri karena bisa dimanfaatkan sebagai pende - teksi bencana, Yusuf enggan berkomentar.
Dia juga tidak terlalu percaya dengan mitos itu seperti yang sempat ada di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Baginya keunikan yang ada disapi ini karena adanya persilangan genetik. “Kalau soal insting mendeteksi bencana kurang tahu karena yang saya rasakan sama saja kokdengan sapi lain ini sesuai jenis limosin,” ungkapnya.
Rencanannya, kata dia, sapi yang telah diternakan sejak lima tahun silam itu akan dijual dengan harga Rp30 juta. Hingga kini, diakuinya beberapa pembeli sempat datang untuk sekedar melihat-lihat akan tetapi belum sampai pada akad. “Jika tahun ini sapi loreng tak terjual bisa juga di tahun mendatang.
Nahkalau untuk menjamin kesehatan saya sebagai peternak bisa memastikannya kok. Kan terus kami awasi semua hewan kurban yang ada di sini sebelum diperjualbelikan,” tuturnya. Warga setempat Sutanto, 30, mengaku baru tahu bila salah satu peternak didaerahnya memiliki sapi yang tidak biasanya.
Menurut sepengetahuannya, hewan kurban jenis sapi selalu berkulit putih polos atau coklat termasuk jenis limosin. Seandainya berbeda, lanjut Tanto, selalu pada bobot dan ukuran sapi. “Nahkalau ini unik, sapi seperti harimau. Kalau bisa ya jangan dulu dijual, kanjarang. Bisa juga diternakan biar lebih banyak,” ungkap pria yang sehari-hari membuka warung itu.
DILA NASHEAR
Kabupaten Bandung
(bbg)