Giliran Warga Gianyar Kecam Pernikahan Sejenis
A
A
A
GIANYAR - Sejumlah warga Gianyar, Bali mengecam adanya pernikahan sejenis yang diduga dilakukan di salah satu hotel berbintang lima di daerahnya. (Baca : Pernikahan Sejenis Diduga Dilakukan di Hotel Bintang Lima)
Ni Ketut Karni (27) salah satu warga Gianyar menyatakan, bahwa pernikahan itu jelas-jelas melanggar norma agama dan adat dan hukum yang ada di Indonesia.
“Pada dasarnya kita mengenal pernikahan itu heterogen, bukan homo atau sesama jenis. Budaya kita orang timur terutama Bali tidak mendukung adanya pernikahan dengan sesama jenis,” jelasnya, di Gianyar, Rabu (16/9/2015).
Meskipun di negara bagian barat telah memperbolehkan pernikahan sejenis, namun tetap Bali merupakan daerah timur.
“Sesuai dengan agama kita pernikahan sejenis itu bisa membuat kita leteh atau kotor. Kami berharap itu baik stakeholder dan Wedding Organizer bisa mengantisipasi adanya pernikahan sejenis,”paparnya.
Diakuinya Bali jadi tujuan destinasi, tapi perbuatan tersebut buat Bali sangat bahaya. “Secara langsung tetap prihatin dengan adanya pernikahan itu. Karena kami percaya ada skala dan niskala, dan bisa menggangu keseimbangan pulau Bali, pada intinya mereka ini telah menodai atau menciderai budaya kita,” timpalnya.
Seperti diketahui bahwa Indonesia telah melarang adanya pernikahan sesama jenis, seperti yang terlampir dalam undang-undang undang-undang nomer 11 tahun 1974 tentang pernikahan .
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Made Pande Yudha warga setempat. Dia mengatakan, tidak mendukung adanya pernikahan sejenis dilakukan di Bali.
"Memang itu hak mereka tapi, budaya kita belum menerima adanya pernikahan sejenis. Ya kami meminta mereka juga menghormati keadaan disini," tuturnya.
Menurut Made Pande, di Gianyar Bali sangat mempercayai adanya krama, setiap ada peristiwa pasti akan disucikan. "Adanya pernikahan sejenis ini menurut saya membuat kotor dan sudah menodai adat budaya kita," tandasnya.
Ni Ketut Karni (27) salah satu warga Gianyar menyatakan, bahwa pernikahan itu jelas-jelas melanggar norma agama dan adat dan hukum yang ada di Indonesia.
“Pada dasarnya kita mengenal pernikahan itu heterogen, bukan homo atau sesama jenis. Budaya kita orang timur terutama Bali tidak mendukung adanya pernikahan dengan sesama jenis,” jelasnya, di Gianyar, Rabu (16/9/2015).
Meskipun di negara bagian barat telah memperbolehkan pernikahan sejenis, namun tetap Bali merupakan daerah timur.
“Sesuai dengan agama kita pernikahan sejenis itu bisa membuat kita leteh atau kotor. Kami berharap itu baik stakeholder dan Wedding Organizer bisa mengantisipasi adanya pernikahan sejenis,”paparnya.
Diakuinya Bali jadi tujuan destinasi, tapi perbuatan tersebut buat Bali sangat bahaya. “Secara langsung tetap prihatin dengan adanya pernikahan itu. Karena kami percaya ada skala dan niskala, dan bisa menggangu keseimbangan pulau Bali, pada intinya mereka ini telah menodai atau menciderai budaya kita,” timpalnya.
Seperti diketahui bahwa Indonesia telah melarang adanya pernikahan sesama jenis, seperti yang terlampir dalam undang-undang undang-undang nomer 11 tahun 1974 tentang pernikahan .
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Made Pande Yudha warga setempat. Dia mengatakan, tidak mendukung adanya pernikahan sejenis dilakukan di Bali.
"Memang itu hak mereka tapi, budaya kita belum menerima adanya pernikahan sejenis. Ya kami meminta mereka juga menghormati keadaan disini," tuturnya.
Menurut Made Pande, di Gianyar Bali sangat mempercayai adanya krama, setiap ada peristiwa pasti akan disucikan. "Adanya pernikahan sejenis ini menurut saya membuat kotor dan sudah menodai adat budaya kita," tandasnya.
(sms)