Jelang Idul Adha, Pedagang Hewan Kurban Menjamur

Rabu, 16 September 2015 - 10:37 WIB
Jelang Idul Adha, Pedagang Hewan Kurban Menjamur
Jelang Idul Adha, Pedagang Hewan Kurban Menjamur
A A A
SUKOHARJO - Menjelang Idul Adha 1436 H, keberadaan pedagang hewan kurban, baik kambing maupun sapi menjamur di Sukoharjo. Salah satu wilayah yang disesaki pedagang yang rata-rata berasal dari luar daerah ini yakni Desa Gentan, Kecamatan Baki.

“Sukoharjo merupakan salah satu daerah yang potensial untuk penjualan hewan kurban utamanya kambing,” ujar salah pedagang hewan kurban Sukadi, 38, kemarin. Warga Punung, Bumo, Kabupaten Pacitan ini mengatakan sudah mulai berdagang di jalan raya Gentan-Solobaru sejak empat hari yang lalu.

Dia mengaku membawa 30 kambing dan sudah berhasil menjual sekitar 10 ekor. Sukadi memilih Sukoharjo untuk berdagang lantaran kebutuhan hewan kurban di Sukoharjo cukup tinggi. Untuk berjualan hewan kurban, dia membutuhkan modal yang tidak sedikit. Untuk kulakan kambing, Sukadi sudah merogoh kocek Rp40 juta-Rp45 juta.

Dana tersebut didapatkan dari hasil patungan bersama temannya. Dia memperkirakan laba kotor yang dia dapatkan berada di kisaran Rp60 juta. Sukadi mengatakan harga kambing jenis jawa kacangan dijual maksimal Rp3,3 juta dan paling rendah Rp1,8 juta. Untuk berdagang kambing, Sukadi rela menumpang di rumah saudara sampai usai perayaan Idul Adha.

Disinggung soal kesehatan hewan ternaknya, Sukadi mengklaim semua hewannya dalam kondisi sehat. Pasalnya, kambing miliknya setiap saat diperiksa dengan baik dan kebutuhan pakan terpenuhi. Di sisi lain, menjamurnya pedagang musiman yang menjual hewan kurban mendapat perhatian Satpol PP.

Pasalnya, ledakan jumlah pedagang dikhawatirkan akan menimbulkan kesan kumuh di wilayah Sukoharjo. Karena itu, petugas akan melakukan pengetatan pengawasan, termasuk penertiban pedagang yang berjualan hewan kurban di tempat-tempat yang dilarang. Kepala Satpol PP Sukoharjo Sutarmo menilai potensi ledakan jumlah pedagang sangat besar.

Penyebarannya tidak hanya wilayah perkotaan, tapi juga desa. Munculnya masalah tersebut terjadi karena tingginya animo masyarakat untuk berdagang. “Pedagang dadakan hewan kurban memang hanya sementara, tapi harus diwaspadai agar tidak membuat lingkungan kumuh,” tandasnya.

Satpol PP Sukoharjo sudah memetakansejumlahwilayahrawan penambahan jumlah pedagang, yakni Sukoharjo Kota, Grogol, Kartasura, dan Baki. Di wilayah tersebut jumlah pedagang bisa mencapai belasan orang dalam rentang waktu satu bulan. “Potensi ledakan jumlah PKL itu dipantau khususnya pada pelanggaran yang dilakukan pedagang,” ujar Sutarmo.

Menjelang Idul Adha 1436 H, keberadaan pedagang hewan kurban, baik kambing maupun sapi menjamur di Sukoharjo. Salah satu wilayah yang disesaki pedagang yang rata-rata berasal dari luar daerah ini yakni Desa Gentan, Kecamatan Baki.

Sumarno
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3299 seconds (0.1#10.140)