Bahasa Inggris Wong Kito Rendah

Rabu, 16 September 2015 - 10:18 WIB
Bahasa Inggris Wong Kito Rendah
Bahasa Inggris Wong Kito Rendah
A A A
PALEMBANG - Kompetisi global butuh disikapi dengan penguasaan bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris. Namun diketahui, hanya 20% masyarakat Palembang yang menguasai Bahasa Inggris, itupun masih banyak yang pasif.

Penilaian itu disampaikan Guru Besar FKIP Bahasa Inggris Uni - ver sitas Tridinanti Palembang Prof Rusman Roni kepada KORAN SINDO PALEMBANG, kemarin. Dia mengatakan, meski Ba - ha sa Inggris sudah dipelajari di bangku SD-SMA, ternyata ma - sih belum banyak dipahami ma - syarakat.

Hal ini bukan saja ka - rena keengganan belajar ma - sya rakat tapi juga dikarenakan pola pengajaran yang belum efektif. “Hanya 20% yang mahir, tapi cenderung pasif. Mungkin 12% di antaranya baru meng ua - sai dan aktif sekali,” katanya. Menurutnya, kurikulum di sekolah yang hanya empat jam per minggu masih kurang.

Ka - re na itu perlu ada penambahan jam belajar jika ingin m e la hir - kan generasi yang menguasai bahasa asing, khususnya Baha - sa Inggris. Dengan begitu, kata Rus - man, siswa juga bisa memahami pentingnya Bahasa Inggris ini sebagai bahasa internasional. Bukan hanya di sekolah, di per - guruan tinggi juga disarankan menambah beban belajar ma - ha siswa dari 2 satuan kredit se - mester (SKS) menjadi 4 SKS.

Rusman juga menilai, per - tum buhan tempat kursus baha - sa asing sudah cukup tinggi dan membantu mendongkrak pe - nguasaan Bahasa Inggris men - de kati 30%. Apalagi dengan prog ram kunjungan ke luar ne - geri dan lainnya. Bukan hanya untuk pelajar dan mahasiswa, tapi juga ma sya - rakatpekerjadanumum.

Namun lagi-lagi, jam belajar yang ha nya dua sampai tiga jam di tempat kursus kurang efektif untuk menguasai penuh bahasa asing. “Bahasa memang men yangkut keterampilan. Belajar ke te - ram pilan tidak bisa instan da - lam hitungan sejam dua jam. Untuk bisa profesional butuh 500 jam belajar.

Minimal 250 jam pertemuan kelas, sisanya melalui diskusi, debat, dan ke - penulisan b erbahasa In ggris,” ujar Dekan FKIP UTP itu. Apalagi, kata dia, jelang im - ple mentasi MEA 2015, ma sya - rakat perlu peduli dan mem per - siap kan diri jika harus ber - partisipasi. Bidang bisnis, kata Rusman, tidak cukup hanya soal uang tapi juga komunikasi yang didu - kung penguasaan bahasa in ter - nasional.

“Disayangkan, ma sya rakat kita masih enggan un tuk aktif belajar. Untuk itu mu lai dari sekolah mesti ada peru bahan metode dan kurikulum belajar bahasa asing ini,” ujarnya. Sementara itu, Kasi Kurikulum Bidang TK SD Dinas Pen di - dikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Palembang A Ha - ris Basid menuturkan, pela ja r - an Bahasa Inggris di sekolah rata-rata sekitar dua sampai empat jam per minggu.

Sebelumnya pelajaran ini masuk dalam muatan lokal, tapi di kurikulum 2013 (K13) sudah terpisah mandiri. Dia menje las - kan, kalau memang butuh jam belajar tambahan tentu pelajar bisa ambil kursus di luar jam sekolah. “Sudah ada sekolah yang menerapkan Bahasa Inggris se - bagai basis kurikulum.

Itu sah saja. Tapi kami ingatkan agar ku - rikulum nasional tetap di uta - makan. Sementara bagi se ko lah yang membuka kelas tam bahan sendirikamitegas kantidakboleh memungut bayaran karena sudah ada BOS,” kata Haris.

Yulia savitri
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3382 seconds (0.1#10.140)