Penjual Hewan Kurban Mulai Bermunculan
A
A
A
YOGYAKARTA - Sejumlah pasar tiban mulai bermunculan di beberapa wilayah Kota Yogyakarta pada dua pekan sebelum Idul Adha. Kehadiran Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi pun ditunggu untuk memeriksa kondisi hewan yang diperjualbelikan.
Para penjual tiban yang menjajakan hewan kurban mulai terlihat di kawasan Kotagede, Umbulharjo, Mantrijeron, serta Tegalrejo. Di lokasi tersebut umumnya dijual lebih dari sepuluh ekor hewankurban, baikkambing maupun sapi. Salah seorang penjual hewan kurban di Jalan Kenari, Miliran Ikman Wibianto, mengungkapkan, baru dua hari menjual hewan untuk keperluan kurban.
Saat ini dia baru mengeluarkan 50 ekor kambing yang diambil dari hasil peternakan keluarga di Semanu, Gunungkidul. Namun, ada pula hewan yang dibeli di pasar hewan. Setiap ekor kambing dijual dengan harga berkisar antara Rp1,5 juta sampai Rp3,5 juta. Dia mengatakan, biasanya lokasi tempatnya berjualan selalu didatangi dinas untuk memeriksa kondisi hewan.
Namun, saat ini belum ada satu pun petugas yang datang. Kendati begitu dia tetap menjamin kesehatan hewan yang dijualnya. Selain diperiksa secara rutin oleh instansi pemerintah, hewan yang mengalami stres juga dipisahkan. “Hewan yang tidak sehat kelihatan dari kondisi fisiknya. Konsumen sebaiknya hanya memilih hewan yang kondisinya baik dan layak,” katanya.
Sementara Kepala Bidang Pertanian Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Benny Nurhantoro, mengatakan, petugasnya terus berkeliling memeriksa kondisi hewan kurban yang diperjualbelikan. Hewan kurban yang diperjualbelikan di Kota Yogyakarta pun dijamin aman dari sisi kesehatan maupun kelayakan.
Dari hasil pengawasan sementara, kata Benny, hingga kini belum ada hewan yang didatangkan dari luar DIY. “Rata-rata dari Gunungkidul. Jadi, lebih mudah diawasi karena tidak ada endemik penyakit tertentu,” ungkapnya. Dia menambahkan, untuk sementara ada 52 titik pasar tiban yang diawasi.
Namun, jumlah itu masih mungkin bertambah. Terutama pasar tibanyang menjual kurang dari sepuluh ekor hewan kurban. “Biar sedikit tetap kami periksa. Poliklinik hewan yang ada di Giwangan juga turut disiagakan untuk membantu penyehatan hewan kurban. Kalau ada yang bermasalah nanti dirujuk ke klinik,” katanya.
Untuk menandai hewan layak untuk kurban, tambah Benny, akan memberikan label bertuliskan “Layak Hewan Kurban”. Label diberikan setelah pemeriksaan terhadap hewan kurban yang dijual. “Ada 4.000 lebih label yang akan kami berikan untuk menandai hewan tersebut layak digunakan untuk kurban atau tidak,” ucapnya.
Sodik
Para penjual tiban yang menjajakan hewan kurban mulai terlihat di kawasan Kotagede, Umbulharjo, Mantrijeron, serta Tegalrejo. Di lokasi tersebut umumnya dijual lebih dari sepuluh ekor hewankurban, baikkambing maupun sapi. Salah seorang penjual hewan kurban di Jalan Kenari, Miliran Ikman Wibianto, mengungkapkan, baru dua hari menjual hewan untuk keperluan kurban.
Saat ini dia baru mengeluarkan 50 ekor kambing yang diambil dari hasil peternakan keluarga di Semanu, Gunungkidul. Namun, ada pula hewan yang dibeli di pasar hewan. Setiap ekor kambing dijual dengan harga berkisar antara Rp1,5 juta sampai Rp3,5 juta. Dia mengatakan, biasanya lokasi tempatnya berjualan selalu didatangi dinas untuk memeriksa kondisi hewan.
Namun, saat ini belum ada satu pun petugas yang datang. Kendati begitu dia tetap menjamin kesehatan hewan yang dijualnya. Selain diperiksa secara rutin oleh instansi pemerintah, hewan yang mengalami stres juga dipisahkan. “Hewan yang tidak sehat kelihatan dari kondisi fisiknya. Konsumen sebaiknya hanya memilih hewan yang kondisinya baik dan layak,” katanya.
Sementara Kepala Bidang Pertanian Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Benny Nurhantoro, mengatakan, petugasnya terus berkeliling memeriksa kondisi hewan kurban yang diperjualbelikan. Hewan kurban yang diperjualbelikan di Kota Yogyakarta pun dijamin aman dari sisi kesehatan maupun kelayakan.
Dari hasil pengawasan sementara, kata Benny, hingga kini belum ada hewan yang didatangkan dari luar DIY. “Rata-rata dari Gunungkidul. Jadi, lebih mudah diawasi karena tidak ada endemik penyakit tertentu,” ungkapnya. Dia menambahkan, untuk sementara ada 52 titik pasar tiban yang diawasi.
Namun, jumlah itu masih mungkin bertambah. Terutama pasar tibanyang menjual kurang dari sepuluh ekor hewan kurban. “Biar sedikit tetap kami periksa. Poliklinik hewan yang ada di Giwangan juga turut disiagakan untuk membantu penyehatan hewan kurban. Kalau ada yang bermasalah nanti dirujuk ke klinik,” katanya.
Untuk menandai hewan layak untuk kurban, tambah Benny, akan memberikan label bertuliskan “Layak Hewan Kurban”. Label diberikan setelah pemeriksaan terhadap hewan kurban yang dijual. “Ada 4.000 lebih label yang akan kami berikan untuk menandai hewan tersebut layak digunakan untuk kurban atau tidak,” ucapnya.
Sodik
(bbg)