Menteri Pasarkan Karya STMIK AMIKOM
A
A
A
YOGYAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof Mohammad Nasir PhD berjanji akan memberikan bantuan dalam hal pemasaran produk kreatif inovatif milik STMIK AMIKOM Yogyakarta.
Salah satu cara yang akan dilakukan ialah dengan memperkenalkan karya anak bangsa pada pemilik industri kreatif di dunia.“Di Kementerian kami sendiri, hal-hal yang terkait dengan inovasi dan hasil riset sudah dikomitmenkan untuk bisa dihilirisasi dan dikomersialisasi. Kendala yang selama ini ada memang pada persoalan channeling. Karena itu, kami datang untuk memberikan dukungan agar perguruan tinggi di Indonesia semakin baik dan kuat,” ujar Nasir, kemarin.
Dalam kunjungannya ke STMIK AMIKOM Yogyakarta, Nasir mengaku sangat senang melihat telah ada perguruan tinggi yang tak hanya fokus pada riset, tapi juga melakukan pengembangan menuju enterpreneur university. Dia memuji karya STMIK AMIKOM Yogyakarta berupa film animasi 2D berjudul Battle of Surabaya yang kini tengah diputar di bioskop-bioskop Indonesia.
“Kita punya 10 saja industri animasi, saya yakin kita sudah bisa menguasai dunia. Karena kreativitas Indonesia sebenarnya sudah diakui dunia. Tapi memang kita masih lemah dari sisi pengelolaan kreativitas itu sendiri. Karena itu, untuk AMIKOM ini saya berencana memperkenalkan dengan pemilik industri animasi tingkat Asia yang ada di Batam,” ungkap Nasir.
Nasir menambahkan, dalam pengembangan industri kreatif hasil karya perguruan tinggi, Kemenristekdikti telah berkoordinasi dengan Badan Ekonomi Kreatif. Selain itu, dia mendorong agar perguruan tinggi bisa aktif melakukan riset bersama atau membentuk perusahaan bersama dengan pihak lain untuk mengembangkan ide atau produk mereka.
“Walaupun melakukan join, hak paten harus tetap ada di tangan perguruan tinggi Indonesia. Karena pada dasarnya, kreativitas yang sudah ada ini perlu dipelihara dan berkelanjutan. Kami tentu berharap hasil kreatif inovatif anak bangsa mampu bersaing lebih baik di masa depan,” paparnya.
Ketua STMIK AMIKOM Yogyakarta Prof Dr M Suyanto mengatakan, dalam upaya mengembangkan produk industri kreatifnya, AMIKOM telah membangun Creative Center Park. Rencana selanjutnya, AMIKOM berkeinginan bisa berubah dari sekolah tinggi menjadi universitas agar lebih bisa mengembangkan ekonomi kreatif.
“AMIKOM saat ini sudah termasuk sebagai private enterpreneur university. Karenanya kami berkeinginan menjadi universitas agar mampu membuat beberapa fakultas yang nantinya bisa fokus mengembangkan ekonomi kreatif. Citacita kami dalam waktu dekat ini ialah bisa menjadi pusat riset kreatif ekonomi di ASEAN,” kata Suyanto.
Diungkapkan Suyanto, saat ini, sumber keuangan STMIK AMIKOM Yogyakarta yang berasal dari hasil riset sudah mencapai 21%. Angka tersebut ingin terus ditingkatkan dengan mengarah pada mencetak sebanyak- banyaknya hak paten atau Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
“Untuk mencapai itu semua, kami tidak bisa berjalan sendiri. Kami membutuhkan dukungan pemerintah, utamanya dalam hal jaringan. Karena seperti film animasi buatan kami, pasar di Indonesia hanya sekitar 1% saja, sisanya ialah pasar dunia. Dengan dukungan pemerintah, kami yakin mampu mengejar pasar dunia,” katanya.
Ratih keswara
Salah satu cara yang akan dilakukan ialah dengan memperkenalkan karya anak bangsa pada pemilik industri kreatif di dunia.“Di Kementerian kami sendiri, hal-hal yang terkait dengan inovasi dan hasil riset sudah dikomitmenkan untuk bisa dihilirisasi dan dikomersialisasi. Kendala yang selama ini ada memang pada persoalan channeling. Karena itu, kami datang untuk memberikan dukungan agar perguruan tinggi di Indonesia semakin baik dan kuat,” ujar Nasir, kemarin.
Dalam kunjungannya ke STMIK AMIKOM Yogyakarta, Nasir mengaku sangat senang melihat telah ada perguruan tinggi yang tak hanya fokus pada riset, tapi juga melakukan pengembangan menuju enterpreneur university. Dia memuji karya STMIK AMIKOM Yogyakarta berupa film animasi 2D berjudul Battle of Surabaya yang kini tengah diputar di bioskop-bioskop Indonesia.
“Kita punya 10 saja industri animasi, saya yakin kita sudah bisa menguasai dunia. Karena kreativitas Indonesia sebenarnya sudah diakui dunia. Tapi memang kita masih lemah dari sisi pengelolaan kreativitas itu sendiri. Karena itu, untuk AMIKOM ini saya berencana memperkenalkan dengan pemilik industri animasi tingkat Asia yang ada di Batam,” ungkap Nasir.
Nasir menambahkan, dalam pengembangan industri kreatif hasil karya perguruan tinggi, Kemenristekdikti telah berkoordinasi dengan Badan Ekonomi Kreatif. Selain itu, dia mendorong agar perguruan tinggi bisa aktif melakukan riset bersama atau membentuk perusahaan bersama dengan pihak lain untuk mengembangkan ide atau produk mereka.
“Walaupun melakukan join, hak paten harus tetap ada di tangan perguruan tinggi Indonesia. Karena pada dasarnya, kreativitas yang sudah ada ini perlu dipelihara dan berkelanjutan. Kami tentu berharap hasil kreatif inovatif anak bangsa mampu bersaing lebih baik di masa depan,” paparnya.
Ketua STMIK AMIKOM Yogyakarta Prof Dr M Suyanto mengatakan, dalam upaya mengembangkan produk industri kreatifnya, AMIKOM telah membangun Creative Center Park. Rencana selanjutnya, AMIKOM berkeinginan bisa berubah dari sekolah tinggi menjadi universitas agar lebih bisa mengembangkan ekonomi kreatif.
“AMIKOM saat ini sudah termasuk sebagai private enterpreneur university. Karenanya kami berkeinginan menjadi universitas agar mampu membuat beberapa fakultas yang nantinya bisa fokus mengembangkan ekonomi kreatif. Citacita kami dalam waktu dekat ini ialah bisa menjadi pusat riset kreatif ekonomi di ASEAN,” kata Suyanto.
Diungkapkan Suyanto, saat ini, sumber keuangan STMIK AMIKOM Yogyakarta yang berasal dari hasil riset sudah mencapai 21%. Angka tersebut ingin terus ditingkatkan dengan mengarah pada mencetak sebanyak- banyaknya hak paten atau Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
“Untuk mencapai itu semua, kami tidak bisa berjalan sendiri. Kami membutuhkan dukungan pemerintah, utamanya dalam hal jaringan. Karena seperti film animasi buatan kami, pasar di Indonesia hanya sekitar 1% saja, sisanya ialah pasar dunia. Dengan dukungan pemerintah, kami yakin mampu mengejar pasar dunia,” katanya.
Ratih keswara
(ftr)