Serangga Kayu Bermotor Lebih Menarik Dilihat

Kamis, 10 September 2015 - 11:57 WIB
Serangga Kayu Bermotor Lebih Menarik Dilihat
Serangga Kayu Bermotor Lebih Menarik Dilihat
A A A
YOGYAKARTA - Melihat bentuk serangga dalam ukuran tiga dimensi adalah hal biasa. Tapi melihat bentuk serangga yang terbuat dari bahan utama kayu jati dan dapat digerakkan dengan motor listrik tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi peminat seni.

Inilah salah satu karya Dedy Shofianto, seorang seniman kayu yang dua tahun terakhir membuat berbagai karya melalui metode kayu kinetik. Proses pengerjaan kayu kinetik ialah proses kolaborasi pembuatan karya dengan bahan utama kayu jati yang diberikan sentuhan instalasi motor listrik di dalamnya. Sehingga karya tersebut dapat bergerak dan terlihat lebih menarik.

“Saya tertarik dengan media kayu karena ketika kuliah di ISI Yogyakarta mengambil Jurusan Kriya Kayu dan saya menyukai teknik ini. Teknik kayu kinetik menggunakan proses khusus untuk finishing-nya, yakni menggosokkan antara dua kayu. Jadi proses akhir sentuhan lebih terlihat mengkilat alami. Saya sengaja tidak menggunakan finishing bahan kimia agar karya terlihat lebih natural,” papar pria kelahiran Jambi ini, kemarin.

Dedy memulai debut perdana karyanya dengan objek serangga. Meski tidak fanatik dengan satu objek tertentu, saat ini Dedy menggemari berbagai jenis serangga yang ada di Indonesia.

“Proses membuatnya terbilang rumit dan membutuhkan ketelitian. Awalnya saya membuat sketsa rancangan gambar serangga terlebih dahulu. Setelah itu saya buat skala 1:1 dan terakhir baru dieksekusi pembuatan karyanya. Satu karya membutuhkan waktu paling cepat satu bulan. Terbilang cukup lama karena harus detail. Kalau tidak detail, karya ini kan bergerak dan berbahan dasar kayu, jadi mudah patah juga,” katanya.

Kesulitan utama pembuatan karya ini terletak pada ketepatan karena berkaitan dengan teknik pengerjaan. Tidak ada kesulitan berarti karena memanfaatkan potongan kayu kecil-kecil saja. Namun tetap saja ada risiko menggunakan kayu. Yakni ketika pameran ada pengunjung yang tidak sengaja memegang dan membuat patah di beberapa bagian karyanya.

“Ide membuat karya dengan objek kumbang lantaran dari dulu waktu saya kecil gemar bermain tarung kumbang. Itu menjadi inspirasi saya. Saya menerapkan sistem distrosi dalam pembuatan karya. Yaitu membuat karya yang bentuknya tidak sama persis dengan serangga tapi mengambil bagian-bagian dari organ tubuh serangga yang ingin lebih ditonjolkan,” papar Dedy.

Beberapa waktu lalu salah satu karya kumbang Dedy sempat dipamerkan dalam Festival Kesenian Yogyakarta (FKY). Reni, salah satu pengunjung FKY mengaku baru pertama kali melihat karya kumbang yang digerakkan dengan motor listrik dan mampu menampilkan detailnya.

“Menurut saya, karya ini cukup detail karena bagian per bagian jelas sangat diperhitungkan. Kalau tidak, serangganya tidak akan bisa bergerak. Terlebih, bahan utama yang digunakan adalah media kayu,” tuturnya.

WINDY ANGGRAINA
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7348 seconds (0.1#10.140)