Pasutri di Sragen Meninggal Hampir Bersamaan

Kamis, 10 September 2015 - 05:02 WIB
Pasutri di Sragen Meninggal Hampir Bersamaan
Pasutri di Sragen Meninggal Hampir Bersamaan
A A A
SRAGEN - Nasib tragis dialami pasangan suami istri (pasutri) Tumin (65) dan Sumatun (60), warga RT 12 Dusun Mbalang, Desa Jekani, Kecamatan Mondokan, Sragen, Jawa Tengah. Kendati sempat mendapat perawatan medis, keduanya meninggal dalam waktu tak terlalu jauh.

Muncul spekulasi terkait penyebab kematian pasutri tersebut. Ada dugaan, keduanya tewas akibat keracunan. Namun, kabar tersebut buru-buru dibantah oleh pihak puskesmas yang menyatakan keduanya tewas karena penyakit darah tinggi kronis yang telah lama diderita.

Wasti (35), anak kandung korban, menceritakan peristiwa yang terjadi pada Selasa (8/9/2015) siang itu. Saat itu, Wasti yang baru saja tiba dari bepergian mengaku kaget saat dipanggil oleh ibunya, Sumatun.

Saat itu, Sumatun terlihat panik lantaran sang suami, Tumin terus merintih dan kondisi napasnya terlihat sesak.

Sambil mondar-mandir merasa khawatir, Sumatun kemudian meminta Wasti agar mengeroki sang ayah. Dia pun bergegas mengambil peralatan dan mengerok seluruh tubuh tumin. Di tengah aktivitas tersebut, Wasti kian merasa curiga lantaran napas ayahnya kian terasa sesak. Bahkan, dari mulut yang bersangkutan terlihat mengeluarkan lendir.

Di tengah suasana panik, Sumatun yang sejak awal merasa kebingungan mendadak ikut lemas kemudian pingsan. Yang bersangkutan juga sempat mengalami kejang dan dari mulut terlihat mengeluarkan lendir. Oleh keluarga, keduanya langsung dilarikan ke Puskesmas Kecamatan Mondokan.

"Saat ngeroki bapak saya, saya sempat kaget karena napasnya ngrok-ngrok seperti orang ngorok. Setelah itu dari mulut dia tiba-tiba keluar lendir. Hal yang sama juga dialami ibu saya," kata Wasti, Rabu (9/9/2015).

Tidak lama setelah mendapat perawatan di puskesmas, Sumatun lebih dahulu meninggal dunia. Tidak lama kemudian, Tumin juga ikut meninggal dunia.

"Kurang lebih jam 15.00 keduanya sudah meninggal dunia dan langsung dimakamkan sore harinya," ungkapnya.

Wasti mengaku belum mengetahui pasti terkait penyebab kematian kedua orangtuanya. Dia mengaku cukup terpukul mengingat beberapa saat sebelumnya kondisi kedua orangtuanya masih dalam keadaan sehat.

"Sampai sekarang keluarga juga kurang tahu penyebabnya apa. Ada yang menduga karena keracunan sayur," kata Wasti.

Terpisah, Kepala Puskesmas Kecamatan Mondokan dr Rita Ernawati buru-buru membantah terkait adanya dugaan keracunan yang menimpa pasangan Tumin dan Sumatun. Dari hasil diagnosis yang dilakukan petugas kesehatan, kuat dugaan pasutri tersebut meninggal akibat penyakit darah tinggi kronis yang sudah lama diderita oleh keduanya.

Berdasarkan riwayat kesehatan, kedua korban diketahui sama-sama memiliki riwayat darah tinggi kronis. Terkait adanya lendir yang keluar dari mulut korban, pihaknya menyatakan hal itu bisa terjadi pada penderita darah tinggi kronis.

"Tidak ada indikasi keracunan. Kami juga sudah cek ke rumah korban. Dari mulut korban juga tidak tercium adanya aroma pestisida," kata dr Rita.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8766 seconds (0.1#10.140)