Kabut Asap Selimuti Taput-Humbahas
A
A
A
TARUTUNG - Wilayah Tapanuli Utara (Taput) dan Humbang Hasundutan (Humbahas) diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan di sejumlah wilayah Pulau Sumatera. Kabut asap membuat jarak pandang hanya sekitar sepuluh meter.
Salah satu kawasan yang ditutup kabut asap tebal adalah Kecamatan Siborong-borong, Taput. Kecamatan yang terkenal sebagai sentra agrobisnis di Taput ini dalam sepekan terakhir selalu diselimuti kabut asap. Para pengemudi yang melintas dari kawasan ini merasa terganggu karena jarak pandang yang pendek.
“Siang hari kami juga harus menggunakan lampu kendaraan secara maksimal. Sebab, jarak pandang di kawasan kami sangat pendek. Bahkan, hanya sekitar puluhan meter,” ujar seorang pengemudi, Eddi Ronny Pakpahan, 32, di Siborong-borong, Senin (7/9).
Warga asal kecamatan Pangaribuan yang sehari-harinya harus melintas dari Siborong-borong untuk bekerja di Humbahas, mengatakan, biasanya kalau pagi yang ada hanya embun. Itu pun terjadi hanya sampai pukul 08.00 WIB. Namun, sepekan terakhir kabut menyelimuti kawasan Siborong-borong mulai dari pagi hingga malam.
Warga lainnya, Agus Simanjuntak, 19, mengeluhkan hal serupa. Pelajar kelas III SMA tersebut mengatakan, dalam sepekan ini memilih menggunakan kendaraan umum daripada naik sepeda motor. Dia khawatir kabut asap yang menyelimuti cukup tebal dan mengganggu saat mengendarai sepeda motor. Asap juga menyelimuti wilayah Humbahas.
Warga Humbahas mengeluhkan asap tebal yang terjadi hampir setiap hari. Selain mengganggu aktivitas warga, kabut asap yang terjadi setiap hari juga dikhawatirkan menimbulkan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Warga berharap pemerintah membagikan masker gratis agar warga dapat beraktivitas dengan baik. “Kalau kami berharap pemerintah membagikan masker, karena bisa saja warga tidak memahami dampak dari menghirup asap,” ujar Vita Simamora, 34, warga setempat.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkab Humbahas, Osborn Siahaan, mengatakan, sudah menginstruksikan kepada jajaran terkait untuk membagikan masker kepada masyarakat. Selain itu, seluruh puskesmas diwajibkan melayani masyarakat yang terkena dampak kabut asap dengan cepat dan tepat.
Osborn menambahkan, Dinas Perhubungan juga sudah diperintahkan memonitoring daerah rawan kecelakaan lalu lintas, dan meminta pengguna jalan berhati-hati. “Itu sudah kami instruksikan, terlebih daerah kita adalah berada di ketinggian yang udaranya lembap. Jadi peluang menghirup O2 radikal sangat tinggi,” ucapnya.
Baringin lumban gaol
Salah satu kawasan yang ditutup kabut asap tebal adalah Kecamatan Siborong-borong, Taput. Kecamatan yang terkenal sebagai sentra agrobisnis di Taput ini dalam sepekan terakhir selalu diselimuti kabut asap. Para pengemudi yang melintas dari kawasan ini merasa terganggu karena jarak pandang yang pendek.
“Siang hari kami juga harus menggunakan lampu kendaraan secara maksimal. Sebab, jarak pandang di kawasan kami sangat pendek. Bahkan, hanya sekitar puluhan meter,” ujar seorang pengemudi, Eddi Ronny Pakpahan, 32, di Siborong-borong, Senin (7/9).
Warga asal kecamatan Pangaribuan yang sehari-harinya harus melintas dari Siborong-borong untuk bekerja di Humbahas, mengatakan, biasanya kalau pagi yang ada hanya embun. Itu pun terjadi hanya sampai pukul 08.00 WIB. Namun, sepekan terakhir kabut menyelimuti kawasan Siborong-borong mulai dari pagi hingga malam.
Warga lainnya, Agus Simanjuntak, 19, mengeluhkan hal serupa. Pelajar kelas III SMA tersebut mengatakan, dalam sepekan ini memilih menggunakan kendaraan umum daripada naik sepeda motor. Dia khawatir kabut asap yang menyelimuti cukup tebal dan mengganggu saat mengendarai sepeda motor. Asap juga menyelimuti wilayah Humbahas.
Warga Humbahas mengeluhkan asap tebal yang terjadi hampir setiap hari. Selain mengganggu aktivitas warga, kabut asap yang terjadi setiap hari juga dikhawatirkan menimbulkan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Warga berharap pemerintah membagikan masker gratis agar warga dapat beraktivitas dengan baik. “Kalau kami berharap pemerintah membagikan masker, karena bisa saja warga tidak memahami dampak dari menghirup asap,” ujar Vita Simamora, 34, warga setempat.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkab Humbahas, Osborn Siahaan, mengatakan, sudah menginstruksikan kepada jajaran terkait untuk membagikan masker kepada masyarakat. Selain itu, seluruh puskesmas diwajibkan melayani masyarakat yang terkena dampak kabut asap dengan cepat dan tepat.
Osborn menambahkan, Dinas Perhubungan juga sudah diperintahkan memonitoring daerah rawan kecelakaan lalu lintas, dan meminta pengguna jalan berhati-hati. “Itu sudah kami instruksikan, terlebih daerah kita adalah berada di ketinggian yang udaranya lembap. Jadi peluang menghirup O2 radikal sangat tinggi,” ucapnya.
Baringin lumban gaol
(ftr)