16.000 KK Tak Miliki Fasilitas Sanitasi Dasar
16.000 KK Tak Miliki Fasilitas Sanitasi Dasar
A
A
A
SUKOHARJO - Tingkat kesadaran masyarakat untuk melengkapi fasilitas sanitasi dasar masih sangat rendah.
Berdasarkan data Pemkab, masih ada sekitar 16.000 Kepala Keluarga (KK) yang belum memiliki fasilitas buang air besar atau jamban. Akibatnya, tidak sedikit warga yang memilih membuang limbah BAB langsung ke sungai. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo Guntur Subyantoro mengatakan, 16.000 KK tersebut tersebar pada 167 desa dan kelurahan.
Menurutnya, menjadi tugas yang sangat berat untuk mengubah perilaku masyarakat agar hidup bersih dan sehat. “Susahnya lagi, warga yang sudah punya jamban sendiri saja masih senang buang air disungai. Itulah yang jadi tugas Dinas Kesehatan untuk bisa merubah perilaku masyarakat yang tidak sehat,” ujarnya, kemarin.
Untuk itu, gerakan pem-bangunan jamban terus digalakkan Pemkab termasuk dengan menggandeng Kodim 0726 Sukoharjo yang memberikan bantuan stimulan berupa kloset jamban untuk warga miskin. Guntur mengatakan, dengan program jambanisasi diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar di sungai.
Menurutnya, saat ini baru 25 desa yang bebas terbebas dari buang air sembarangan. “Saya harap, setelah mendapat bantuan, kloset dipasang dan disalurkan ke septictank . Jangan dibuang ke sungai karena sama saja mencemari lingkungan,” tandasnya.
Komandan Kodim 0726 Sukoharjo Letkol Inf Riyanto mengatakan, program jambanisasi Kodim sudah dimulai sejak awal Agustus lalu. Saat ini, sudah 75 unit jamban yang terpasang dari total target sebanyak 183 unit sepanjang 2015. Menurutnya, bantuan kloset tersebut diperoleh dari program c o o rporate s ocial r esponsibility (CSR) dari lima perusahaan.
Totalnya terkumpul 280 kloset untuk masyarakat yang belum memiliki jamban yang sebelumnya didata Babinsa. Pemasangan jamban tersebut dikawal oleh Babinsa dengan harapan, warga penerima bantuan stimulan juga tergerak untuk melakukan swadaya membangun fasilitas MCK.
“Secara nasional memang ada program Sejuta Jamban. Kodim ikut berpartisipasi agar program tersebut segera terlaksana di seluruh wilayah Sukoharjo,” ujarnya.
Sumarno
Berdasarkan data Pemkab, masih ada sekitar 16.000 Kepala Keluarga (KK) yang belum memiliki fasilitas buang air besar atau jamban. Akibatnya, tidak sedikit warga yang memilih membuang limbah BAB langsung ke sungai. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo Guntur Subyantoro mengatakan, 16.000 KK tersebut tersebar pada 167 desa dan kelurahan.
Menurutnya, menjadi tugas yang sangat berat untuk mengubah perilaku masyarakat agar hidup bersih dan sehat. “Susahnya lagi, warga yang sudah punya jamban sendiri saja masih senang buang air disungai. Itulah yang jadi tugas Dinas Kesehatan untuk bisa merubah perilaku masyarakat yang tidak sehat,” ujarnya, kemarin.
Untuk itu, gerakan pem-bangunan jamban terus digalakkan Pemkab termasuk dengan menggandeng Kodim 0726 Sukoharjo yang memberikan bantuan stimulan berupa kloset jamban untuk warga miskin. Guntur mengatakan, dengan program jambanisasi diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar di sungai.
Menurutnya, saat ini baru 25 desa yang bebas terbebas dari buang air sembarangan. “Saya harap, setelah mendapat bantuan, kloset dipasang dan disalurkan ke septictank . Jangan dibuang ke sungai karena sama saja mencemari lingkungan,” tandasnya.
Komandan Kodim 0726 Sukoharjo Letkol Inf Riyanto mengatakan, program jambanisasi Kodim sudah dimulai sejak awal Agustus lalu. Saat ini, sudah 75 unit jamban yang terpasang dari total target sebanyak 183 unit sepanjang 2015. Menurutnya, bantuan kloset tersebut diperoleh dari program c o o rporate s ocial r esponsibility (CSR) dari lima perusahaan.
Totalnya terkumpul 280 kloset untuk masyarakat yang belum memiliki jamban yang sebelumnya didata Babinsa. Pemasangan jamban tersebut dikawal oleh Babinsa dengan harapan, warga penerima bantuan stimulan juga tergerak untuk melakukan swadaya membangun fasilitas MCK.
“Secara nasional memang ada program Sejuta Jamban. Kodim ikut berpartisipasi agar program tersebut segera terlaksana di seluruh wilayah Sukoharjo,” ujarnya.
Sumarno
(ftr)
Explore More