Hotspot di Kaltim Akibat Pembakaran Lahan
A
A
A
SAMARINDA - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur (Kaltim) Wahyu Widi Heranata menjelaskan, hotspot atau titik api yang terpantau di Kaltim terus meningkat. Jumlah paling banyak terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, dan Kabupaten Berau.
“Kami memantau dengan menggunakan tiga satelit yakni Satelit Terra, Satelit Aqua, dan Satelit NOAA-18. Kami memantau titik api di Kaltim dan Kaltara,” kata Wahyu, Sabtu (5/9/2015).
Wahyu menyebutkan, satelit yang merekam titik api paling banyak adalah Satelit Aqua. Dari data satelit ini yang baru saja dirilis, Aqua merekam di Kabupaten Kutai Timur sebanyak 23 titik api, Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 23 titik api, dan Kabupaten Berau sebanyak 24 titik api.
“Titik api hampir tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Kaltim dan Kaltara. Hanya saja yang terbanyak di tiga kabupaten itu. Beberapa kabupaten hanya memiliki satu hingga empat titik api. Di Kabupaten Malinau dan Bulungan terekam ada belasan,” papar Wahyu.
Meski titik api makin banyak, dia yakin kebakaran lahan yang terekam menjadi titik api itu merupakan ulah manusia. “Kami meyakini pasti ada yang bakar. Tidak mungkin karena ketidaksengajaan,” katanya.
Pihaknya kini sedang berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar.
Selain menimbulkan asap, pembakaran lahan juga dikhawatirkan merembet ke lahan lain yang lebih luas.
“Kami memantau dengan menggunakan tiga satelit yakni Satelit Terra, Satelit Aqua, dan Satelit NOAA-18. Kami memantau titik api di Kaltim dan Kaltara,” kata Wahyu, Sabtu (5/9/2015).
Wahyu menyebutkan, satelit yang merekam titik api paling banyak adalah Satelit Aqua. Dari data satelit ini yang baru saja dirilis, Aqua merekam di Kabupaten Kutai Timur sebanyak 23 titik api, Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 23 titik api, dan Kabupaten Berau sebanyak 24 titik api.
“Titik api hampir tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Kaltim dan Kaltara. Hanya saja yang terbanyak di tiga kabupaten itu. Beberapa kabupaten hanya memiliki satu hingga empat titik api. Di Kabupaten Malinau dan Bulungan terekam ada belasan,” papar Wahyu.
Meski titik api makin banyak, dia yakin kebakaran lahan yang terekam menjadi titik api itu merupakan ulah manusia. “Kami meyakini pasti ada yang bakar. Tidak mungkin karena ketidaksengajaan,” katanya.
Pihaknya kini sedang berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar.
Selain menimbulkan asap, pembakaran lahan juga dikhawatirkan merembet ke lahan lain yang lebih luas.
(sms)