Peminat Budaya Yogya dan Jepang Meningkat

Jum'at, 04 September 2015 - 09:13 WIB
Peminat Budaya Yogya...
Peminat Budaya Yogya dan Jepang Meningkat
A A A
YOGYAKARTA - Jogja Japan Week (JJW) 2015 diharapkan tidak sekadar peringatan hubungan sister province atau kota kembar antara Yogyakarta dan Kyoto semata. Namun juga men jadi ajang memperkenalkan budaya Yogyakarta maupun Jepang ke khalayak luas.

Dengan begitu, peminat se ni budaya khususnya tradisi keduanya kian meningkat dan tidak khawatir tergerus zaman. "(Berdasarkan) data pusat (kebudayaan) lebih dari 870.000 (warga Indonesia) mempelajari bahasa dan kebudayaan Je pang. Warga Jepang yang mempelajari budaya Indonesia (khu susnya Yogyakarta) juga se makin bertambah.

Di Indonesia bahkan pe mutaran film Jepang banyak (digelar) di sekolah me nengah atau universitas yang tidak memiliki (jurusan) bahasa Jepang. Ini menunjukkan mi nat bangsa Indonesia ke Jepang se makin tinggi. Dengan adanya pertukaran budaya semakin meningkatkan hubungan di antara keduanya," kata Direk tur Penerangan dan Kebudayaan Kedutaan Jepang di Indonesia Takeyama Kenichi saat pembukaan JJW 2015 di Gedung Grha Sabha Pramana Universitas Ga djah Mada (UGM) Yog ya kar ta, kemarin.

Minat yang tinggi terhadap seni budaya Yogyakarta, ternyata juga menghinggapi dirinya. Bahkan secara terang-terangan, Takeyama mengungkapkan impiannya untuk menetap di Kota Pelajar ini. Semua itu tidak lepas dari pengalamannya saat menetap di Yogyakarta dan menjadi bagian dari UGM be berapa waktu lalu. Ketika itu juga dia jatuh cinta terhadap Yogyakarta.

"Atas nama Pemerintah Jepang, selamat atas digelarnya acara kota kembar dan peringatan 30 tahun program kota kembar, (yakni Yogyakarta dan Kyoto khususnya). Senang bukan hanya mewakili Pemerintah Jepang, tapi juga atas ala san pribadi. Karena (saya) per nah menetap di sini dan men jadi bagian dari UGM. Yogyakarta sudah jadi rumah kedua saya, dan impian saya kelak bisa menetap di sini," kata Takeyama.

Di sisi lain, lanjut dia, peringatan 30 tahun kota kembar ter sebut sekaligus menunjukkan fakta sejarah panjang kerja sa ma yang erat antara Indonesia dan Jepang, khususnya Yog yakarta dan Kyoto. Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta Umar Priyono yang mewakili Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan, banyak hal yang bisa dilihat dan diperoleh dari kegiatan dua tahunan yang digelar di kompleks UGM tersebut.

"Pilihan di UGM karena banyak anak Indonesia lakukan proses pembelajaran (di sini). Harapan kami dari Dinas Kebudayaan, kalau hal ini bisa tularkan dan kembangkan di daerah lain," kata Umar. Ketua Panitia JJW 2015 Fitriani Kuroda mengutarakan, JJW merupakan acara kolaborasi budaya Yogyakarta dan Kyo to. Tahun ini, usia sister province keduanya memasuki usia 30 tahun.

Selain dimeriah kan penampilan para seniman dari Jepang dan Yogyakarta, pembukaan kegiatan ini juga disemarakkan dengan pawai Bregodo Prajurit Ganggang Samudera dari Langenastran, cosplayer, dan grup Taiko Indonesia Umaku Eisa di kompleks UGM. Di samping itu, sejumlah acara seperti workshop origami atau seni melipat kertas, furoshiki (seni membungkus dengan kain), oshie(seni menggunakan kain perca yang di bentuk dalam tiga dimensi), dan kurumie (kerajinan menggunakan potongan kertas washi) juga dihadirkan di sini.

Sedangkan dari Yogyakarta, ditampilkan seni kerajinan janur, jemparingan atau seni memanah Mataraman, dan seni membatik. JJW 2015 digelar pada 3–6 September 2015.

Siti estuningsih
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1064 seconds (0.1#10.140)